20120327

Catatan Perjalanan : Perasaan ini Sederhana, Tapi Mengesankan

"Saya sangat berterima kasih karena Tuhan memberikan kesempatan pada saya untuk merasakan perasaan ini. Mungkin perasaan ini sederhana, tapi mengesankan."


Grand Palace


Hampir 2 bulan sudah tinggal di Negeri Gajah, tempat yang sangat cocok untuk liburan dan belajar (nitnoy) hahaha... Meskipun berangkat dengan keraguan, tapi akhirnya bisa juga ya saya tinggal jauh banget dari zona nyaman. Kenapa saya bilang saya jadi jauh dari zona nyaman?

Pertama, saya harus pakai bahasa inggris di sini. Bayangkan sodara-sodara kemampuan bahasa saya sangat pas-pasan. Tapi Syukurlah mau nggak mau di sini jadi banyak belajar kata-kata baru (mau nggak mau atau terpaksa) jadi bisa meningkatkan keterampilan berbahasa. Ya, bukan cuma bahasa inggris tapi gara-gara tinggal di Thailand dan mengambil mata kuliah 'Introduction to Thai Language and Culture' saya jadi bisa bahasa thailand sedikit, "Dichan phut phasa thai day nitnoy." Alhamdulillah sudah hampir menghabiskan tiga bab buku bahasa Thailand dan mau menginjak bab ke-4 yang juga berarti waktu saya belajar di sini semakin sempit.

Kedua, tinggal jauh dari orangtua. Memang sudah terbiasa nggak di rumah dari SMP tapi ini bukan cuma jauh kota tapi beda negara. Biaya komunikasi cukup menguras kantong tentunya, "makasih ya ibu dan bapak yang setia menelpon setia telepon setiap minggunya." Biasanya ditelpon hampir setiap hari sekarang ditelpon seminggu sekali -_-" (Tambahin dong jatah telponnya :p)

Ketiga, dari kecil sampai kuliah saya sukanya ngomong dan saya rasa guru-guru saya memberikan nilai ekstra dari keaktifan saya di kelas. Lalu bagaimana dengan di sini? Yaaaaaa saya harus puasa ngomong, bukan karena nggak ngerti harus ngomong apa tapi di sini pengajarannya masih terfokus pada keaktifan dosen. Artinya, saya harus menjadi orang yang pasif dan nilai tergantung ujian. I hope I can get good score here ^_- Doakan yaaaa :)



Aku belajar kok ^^ Belajar sambil bermain, sangat berbeda dengan saat di Indonesia.

Indonesia = Setiap hari Serius = Belajar buat kuliah + Bikin Paper (dan turunannya)

Thailand = Setiap hari Sersan = Kuliah + Club (SIFE+Volunteer+Cycling) + Bikin Paper + LIBURAN!!!

Volunteer Club @Bongklongyong School



Wat Arun

Kehidupan ini berasa lebih berwarna, tapi saya memang lebih suka Indonesia (pada akhirnya). Karena di Indonesia saya bisa dengan bebas mengeluarkan pendapat, di Indonesia setiap hari saya mendapatkan inspirasi menulis, di Indonesia saya menjadi lebih dinamis, di Indonesia saya merasa 'increasing' bukan 'diminishing' seperti di sini, dan di Indonesia saya bisa mendengar adzan secara langsung (di sini harus setting adzan di laptop) karena belom pernah mendengar adzan langsung di Thailand. Saya rindu tidur malam dan bangun pagi, rindu tidur hanya 4-5 jam sehari karena banyak hal yang harus dikerjakan. Tempat ini terlalu nyaman, membuat saya berada di zona yang jauh lebih nyaman dibandingkan saat di Indonesia, hingga saya mungkin (terlalu) terlena dan berada dalam kemalasan tingkat dewa :( Saya rindu Indonesia :) Ternyata Indonesia tidak seburuk yang selama ini saya bayangkan sebelumnya.

Honestly, I want to come back to Indonesia as soon as possible then I can to explore my creation in there and bring it over the world. Hopefully... :) This feeling is very simple, but impressive... I call this feeling as 'proud to be Indonesian people'.

20120315

Koran Harian Seputar Indonesia 16/03/2012, Relevansi BLT

SUARA MAHASISWA, Relevansi BLT

Friday, 16 March 2012

Kebijakan pembatasan BBM bersubsidi telah resmi disahkan dalam Perpres Nomor 15 Tahun 2012. Penjelasannya, kenaikan harga BBM sebesar Rp1.500 merupakan implikasi dari harga minyak mentah Indonesia yang telah mencapai level USD121,75 per barel (Februari 2012).


 
Menteri ESDM Jero Wacik mengutarakan bahwa harga bahan bakar sekarang sudah tidak valid karena melebihi asumsi yang ditetapkan APBN 2012 sebesar USD90 per barel sehingga semakin memberatkan beban subsidi. Salah satu dampak negatif yang dikhawatirkan dari kenaikan harga BBM adalah meningkatnya jumlah rakyat miskin yang diprediksi akan naik sebesar 1,5%.



Karena itu, guna mengantisipasinya maka pemerintah mengeluarkan kebijakan tandingan berupa peningkatan nominal bantuan langsung tunai (BLT) yang sekarang diberi nama bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) kepada rakyat miskin sebesar Rp150.000 dari sebelumnya Rp100.000 per keluarga selama 9 bulan, serta beberapa kompensasi lain seperti raskin,beasiswa,dan subsidi transportasi. Sebelum program BLSM ini benar-benar diwujudkan, pemerintah sebaiknya melakukan kajian ulang terkait berapa jumlah rakyat miskin yang layak mendapatkan dana.



Harus ada pula data detail terkait berapa rakyat yang sangat miskin, miskin, dan hampir miskin. Jangan sampai muncul rakyat yang mengaku miskin dan rakyat miskin yang justru semakin tenggelam dalam kemiskinan.Selain itu harus juga dipertimbangkan tentang sejarah implementasi BLSM yang terbukti menjadi lahan basah bagi koruptor,mekanisme penyaluran yang rumit, tidak tepat sasaran, dan evaluasinya samar. Dengan kembali menerapkan program BLSM berarti pemerintah mengulang kesalahan yang sama, seolah memberi ikan, bukan umpan, yang memanjakan rakyat miskin.



Pembangunan infrastruktur untuk membuka lapangan kerja, serta kesehatan dan pendidikan gratis dapat dijadikan alternatif kompensasi pembatasan subsidi BBM yang lebih relevan diterapkan di Indonesia, dibandingkan mengeluarkan kembali kebijakan model lama yang pernah terbukti ketidakberhasilannya. 



ALIA NOOR ANOVIAR

Mahasiswi Manajemen SDM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia; Penerima Beasiswa Unggulan CIMB Niaga

20120303

Suara Mahasiswa SINDO, edisi 3/3/2012

SUARA MAHASISWA, Dari Rakyat, oleh Rakyat, untuk Pejabat


Koran Harian Seputar Indonesia
Saturday, 03 March 2012

Premanisme secara harfiah berasal dari bahasa Belanda yaitu vrijman berarti orang bebas atau merdeka dan isme berarti aliran, yang apabila diartikan merujuk pada kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain.

Premanisme memang identik dengan pemerasan di jalanan,namun apabila merujuk pada definisinya, premanisme dapat pula digunakan untuk mencerminkan pemerintahan korup di Indonesia yang dijalankan oleh segelintir pejabat dengan memeras hak rakyat dengan cara yang lebih elite dan modern. 

Premanisme modern menunjukkan kondisi di mana para pejabat leluasa mendapatkan penghasilan terutama dari memeras kelompok masyarakat yaitu rakyat dengan menggunakan kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki, dilakukan dengan teradministrasi, dan terorganisasi, bahkan kadang melibatkan lebih dari satu pejabat dari beberapa institusi. 

Hal ini bisa dibuktikan dengan data yang dilansir KPK melalui Busyro Muqoddas (2012) di mana selama 2011 terdapat 56.000 laporan perkara korupsi dari seluruh Indonesia yang setelah diselidiki berhulu pada proses politik.Survei ICW juga menunjukkan bahwa 2012 akan menjadi tahun awas APBN, aset negara, serta konsesi sumber daya alam Indonesia karena partai politik disinyalir akan semakin agresif mencari sumber dana jelang Pileg dan Pilpres 2014. 

Sepertinya pada 2012 Indonesia akan bertengger pada posisi yang sama sebagai negara terkorup versi Political and Economic Risk Consultancy (PERC) apabila tidak mampu melumpuhkan premanisme modern yang kini terjadi dengan bebasnya.Semboyan demokrasi yang telah bergeser menjadi ‘Dari Rakyat,oleh Rakyat, dan untuk Pejabat’ harus dikembalikan ke asalnya yaitu ‘Dari Rakyat, oleh Rakyat, dan untuk Rakyat’. 

Guna mewujudkan itu tentu tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah atau KPK, tapi juga harus ada gerakan seluruh elemen rakyat untuk menjadikan Indonesia sebagai zona bebas premanisme modern.

● ALIA NOOR ANOVIAR Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Sedang Mengikuti Pertukaran Pelajar di International Business, Mahidol University International College (MUIC), Thailand 

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/474404/