20121018

Kisah Tentang Sebongkah Hati

Mungkin ini karena waktu yang cukup lama dan menuntut adanya perubahan, tapi saat perubahan itu datang justru gurat-gurat kekecewaan muncul tanpa pernah diprediksikan. Ini mungkin adalah kisah yang tidak semua orang dapat memahami mengapa harus terjadi, tapi ya harus diakui sebenarnya ini adalah sebuah kisah klasik tentang hati.

Berjalan bersama dan menorehkan kisah, itu biasa. Tapi saat berjalan bersama dan menciptakan kisah, mungkin ini luar biasa. Luar biasa itu sendiri subjektif sebenarnya, bisa saja yang luar biasa menurut seseorang menjadi biasa bahkan tidak ada artinya bagi orang lain. Ya tapi dia sendiri mengakui bahwa ini adalah sebuah kisah yang luar biasa, yang bahkan dia binggung untuk dapat merangkainya melalui kata. Kisah ini bukan lagu picisan tentang perasaan, tapi kisah ini bernada.

Entah sudah berapa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun yang terlewati bersama. Waktu demi waktu yang tidak lagi dapat dihitung dengan jemari. Sebenarnya ini sebuah kisah yang menjemukan, tapi selalu melahirkan tantangan. Entah apa... kembali dia tidak dapat berkata-kata. 

Bukannya dia tidak bisa melihat sehingga tidak bisa melihat ketulusan hati orang-orang lain. Bukan juga dia tidak dapat mendengar sehingga tidak pernah mampu mendengar kalimat-kalimat yang sesungguhnya lebih menyenangkan dari suara-suara yang bukan miliknya. Pun bukan karena dia tidak dapat berjalan sehingga dia selalu enggan untuk meninggalkan tautan hati yang benar-benar tak mampu lagi memisahkan diri.

"Aku punya pilihan, tapi aku tidak bisa memilih. Karena aku tau bahwa aku sudah memilih, pun meski pilihan itu tidak sejalan dengan logika. Tapi ini tentang hati, sesuatu yang bahkan tidak akan pernah kau paksakan jika logika dan perasaan tidak berkata sama."

"Hhahahhahahaaa..." Dan untuk sepersekian menit dia tertawa, "bukan bukan bukan!!! Aku benar-benar tidak menyimpan alasan, juga tidak memiliki latar belakang. Apa kamu kira aku sedang membuat tulisan seperti biasanya?"

"Lalu?"

"Tidak, bukan seperti itu, pun aku tidak ingin melogikakan apapun tentang ini. Ini berbeda, sesuatu yang tidak pernah aku sangka kemunculannya. Ini berbeda daripada memenangkan sebuah kompetisi yang aku harus berjuang keras untuk mencapainya. Ini pun berbeda dari sekedar menerima sertifikat penghargaan. Ini tentang hati... Aku tidak pernah tau mengapa, tapi aku tau bagaimana ini semua terjadi." Menunduk, lalu dia kembali menegakkan pandangannya menatapku. Dua bola mata yang telah basah, pipi memerah yang tidak pernah dia tunjukkan sebelumnya. 

"Ada apa?"

"Aku lelah..."

"Lelah kenapa? Bukan kamu yang biasanya..."

"Aku lelah saat orang bertanya mengapa... mengapa... mengapa... Haruskah semua yang aku lakukan memiliki kata 'mengapa'?" Mengusap airmata dan kembali bersikap biasa, "aku hanya ingin melakukan apa yang aku suka. Bukan sesuatu yang direka. Ini masalah hati, bukan sesuatu yang dapat dilogikakan... Jika memang hati ini seperti bongkahan es batu yang enggan mencair, apa harus dipaksakan untuk mencair? Jika memang hati ini seperti bongkahan karang yang tak bisa melunak, haruskah dilunakkan dengan paksa?"

Ini adalah kisah tentang sebongkah hati yang tidak pernah dapat dilogikakan.


Dear someone,
I know if you're the best
and always do the best for
people around your life.
Keep strong :)