20140304

Ternyata Belajar itu (SELALU) Menyenangkan!


Tiba-tiba aja malam ini saya pengen menulis tentang pengalaman tiga bulan saya belajar tentang perbankan. Tapi tulisan ini tidak akan bercerita tentang perbankan XoXo 

Malam ini, pukul 11.45 PM di hari Selasa (04032014), dengan lampu yang sengaja saya matikan biar bisa tidur tapi ternyata tetap aja nggak bisa tidur hahahaaa mungkin memang disuruh Allah untuk menulis (iya kan, Allah?)

Sudah 3 bulan berjalan, menuju bulan ke-4, saya belajar tentang perbankan. Latar belakang saya sebagai sarjana Manajemen Sumber Daya Manusia membuat saya cukup kesulitan mencerna apa yang diajarkan oleh instruktur. Apalagi saat awal belajar Basic Banking dengan 2 minggu penuh materi Financial & Accounting, rasa-rasanya saya pengen terjunnnnn bebasssssss! Nafsu makan jadi menurun, badan panas dingin setiap hari, pikiran melayang-layang takut ujian nanti harus jawab apa *agak lebay dan sok mendramatisir sih ini*

Tapi yasudahlah hidup kan harus dijalani, tantangan harus dihadapi bukan diratapi, iya bukan?

Keyakinan saya yang belum 100% dan kesungguhan saya yang benar-benar harus dipertanyakan saat itu menjadikan tekanan tambahan dalam diri, demotivasi atau apalah itu namanya. Saya tidak merasa harus 'DO MY BEST' seperti biasanya. Akhirnya ujian pertama pun tiba, saya benar-benar menyesal saat hari itu datang karena saya merasa tidak siap. Meskipun  2 minggu terakhir bersikeras mengejar materi yang tertinggal karena masih mempertanyakan 'IS IT THE BEST FOR ME?' belum terjawab. Saya mati-matian mengejar ketertinggalan, satu persatu materi coba saya baca... saya ulangi... makin dibaca bukannya malah paham, dan akhirnya tesss tesss tesss... airmata pun menetes *senjata andalan saat merasa tidak mampu melakukan sesuatu, menangis di telpon sama Ibu*

Benar saja, malam sebelum ujian badan saya sudah demam. Mual-mual sampai pagi harinya, masuk kelas untuk ujian dengan muka pucat. Mungkin saya terlambat menyadari tentang sesuatu, tapi untungnya saya hanya terlambat bukan tidak pernah tau. Terlambat membuat saya belajar dari kesalahan, sementara tidak pernah tau apalagi tidak pernah mau tau menjadikan saya tersesat dalam kesalahan. Saya bersyukur untuk keterlambatan itu.

Cintai apa yang kita lakukan, tidak hanya melakukan apa yang kita cintai. Karena hanya dengan itu kita bisa memberikan yang terbaik dari diri kita, bagaimana bisa memberikan yang terbaik bila tidak ada cinta ketika melakukannya? - oleh saya, malam ini :p

Ada 80 soal yang coba saya kerjakan dalam waktu 80 menit. Suasana kelas sunyi seketika, tidak ada penjaga ruang ujian tapi ada CCTV hahaha... 

Dua jam kemudian pengumuman siapa yang lulus dan yang tidak, Alhamdulillah saya sangat bersyukur bisa menjadi salah satu yang lulus. Tapi sedih sekali saat ada yang tidak lulus karena yaaa sedih aja, belajarnya bersama jadi menurut saya ya harus lulus bersama!

Ketika besoknya diumumkan berapa nilainya, hmmm benar saja nilai saya bisa dibilang pas-pasan. Kalau saja saya lebih berusaha, pasti lebih baik! Kenapa saya tidak berusaha dengan maksimal saat itu? Karena pikiran saya masih kerdil, saya merasa tidak suka yasudah tidak saya lakukan dengan usaha terbaik (bahkan tidak saya lakukan dengan baik). Saya menyesal, meskipun saya bersyukur karena nilainya bisa dibilang di atas rata-rata.

Saat saya kuliah dulu, saya juga tidak suka ekonomi, saya tidak suka dengan segala sesuatu yang ada matematika! Tapi saya jalani, bukan karena saya tidak bisa masuk ke jurusan yang saya inginkan (Psikologi atau Komunikasi), tapi karena saya percaya bahwa diterima melalui jalur PPKB UI di Manajemen adalah amanah Allah yang harus dijaga. Saya memilih Manajemen karena nasehat Guru BK SMA saya, bukan karena pilihan saya. Tapi saya lakukan sebaik yang saya bisa lakukan, ya meskipun saya tidak suka! Mendengarkan dengan baik di kelas, mengerjakan semua tugas, berusaha tidak lalai mengikuti asistensi, jujur dalam ujian tanpa pernah mencontek sekalipun. Hasilnya, Alhamdulillah. Ibu saya yang datang saat itu di yudisium FEUI bisa pulang dengan senyumnya dan wajahnya yang berseri-seri bahagia. "Bukankah saya (seharusnya) bisa melakukan hal yang sama saat ini dengan apa yang dulu saya lakukan?" Tanya saya pada diri sendiri

Masuklah saya pada modul ke-2, Consumer Banking. Hari pertama dibuka oleh seseorang yang entah kenapa sejak dulu awal bertemu pada masa Induction sudah sangat saya idolakan, nama beliau adalah Pak Tony Tardjo. Menurut saya beliau adalah sosok yang sangat bersemangat, optimis, cerdas, dan aura pemimpin dalam dirinya membuat saya ikut bersemangat hari itu dan hari-hari selanjutnya. Modul Consumer Banking hanya berjalan 2 minggu lebih dan akan dilanjutkan dengan OJT. Kebetulan saya mendapatkan area Jawa Tengah selama 1 bulan, mohon doanya ya :) 

Oiya dan benar saja, saat pengumuman nilai written test (04-03-2014), Alhamdulillah lebih baik dibandingkan yang pertama. Ini bukti dari Allah kalau PASTI BISA kalau MAU dan mencoba MAMPU!




Singkat cerita, tulisan ini saya buat untuk menggambarkan bahwa tidak ada ruginya mau belajar. Karena mau menjadikan kita mampu, jika mau itu didukung dengan usaha terbaik, ikhtiar terbaik. Dan ternyata belajar itu (SELALU) menyenangkan! Hahahaaa saya sudah mencobanya, mencoba melawan ego saya untuk belajar apa yang tidak saya suka, untuk melakukan apa yang menurut saya tidak menyenangkan. Bagaimana dengan kamu?

Your time is limited, so don't waste it living someone else's life. Don't be trapped by dogma, which is living with the results of other people's thinking. Don't let the noise of other's opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to  become. Everything else is secondary. (Steve Jobs)

So Guys, follow your HEART and INTUITION. Tapi jangan melimitasi diri kita dengan pikiran "TIDAK SUKA", "TIDAK MAU", dan "TIDAK BISA". Karena tiga hal itu yang meracuni kenyataan hidup kita dan akhirnya menjadikan asumsi menjadi realita. BE POSITIVE THINKER!


5 Maret 2014


00.25 :) Selamat Pagi Dunia!