tag:blogger.com,1999:blog-7526147565040726842024-03-05T12:15:47.597-08:00Ruang Bernafas Alia Noor Anoviar :)Hidup itu nano-nano, I just want to express not to impress!My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.comBlogger144125tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-57164743614984161932018-08-18T09:24:00.002-07:002018-08-18T09:24:37.440-07:00Hiduplah dalam HidupmuIni adalah pertemuan kesekian antara saya dan dia. Semakin hari cerita kami berdua menjadi semakin seru, semakin banyak ruang untuk saling memahami kondisi masing-masing. Saya kurang memahami apa yang menjadikan hubungan kami begitu dekat, seperti saudara saja.<br />
<br />
Sebagai sesama perempuan, ya mungkin itu faktor utama yang membuat kedekatan ini seolah tidak berjeda. Ada kesamaan lainnya, saya berasal dari keluarga <i>broken home</i> dan dia saat ini sedang menjalani peran sebagai <i>single parent</i>, menjalani dua peran sekaligus sabagai seorang Ayah dan Ibu untuk anaknya yang masih mungil dan lucu.<br />
<br />
<i>"Suatu ketika mbak, saat anakku menanyakan dimana Papa nya, aku akan bilang yang baik baik tentang Papa nya. Aku yakin mbak, Tuhan sudah menggariskan yang terbaik. Aku yakin suatu ketika Papa nya pun akan sadar, kalau pun tidak kembali padaku, setidaknya dia akan mencari anakku... Semoga tanpa perempuan itu lagi"</i> Tuturnya dengan mata yang menunjukkan ketegaran penuh.<br />
<br />
Menjadi seorang <i>single parent </i>tentu bukan hal yang mudah, menumbuhkan seorang anak dalam kondisi keluarga yang tidak sempurna. Pun tumbuh dalam keluarga yang tidak sempurna, itu tidak mudah. Janganlah muda berkata kata, mengomentari hidup orang atau bahkan memaksa orang tidak perlu mengingat tentang masa masa dahulu kehidupannya sebelum kita merasakan apa yang mereka rasakan.<br />
<br />
Jakarta selalu seramai ini, kota ini hidup dengan kemacetan setiap harinya, dan pastinya dengan kompleksitas kehidupan orang orang didalamnya. Termasuk saya dan dia.<br />
<br />
<i>"Waktu saya masih kecil, belum paham dengan yang namanya hidup tapi sudah harus berjuang dengan hidup. Orangtua bercerai, setidaknya itu pilihan terbaik daripada melihat beragam benda melayang setiap harinya dan teriakan yang entah dimulai dari siapa.Takjub juga melihat diri saya bisa survive sampai sekarang mbak..."</i> Ganti saya bercerita.<br />
<br />
Usia saya yang hampir mencapai kepala tiga dan usianya yang sebentar lagi mencapai kepala lima, kepahitan hidup yang kami alami, membuat kami banyak belajar dan menuntut diri untuk terus belajar untuk bisa hidup dalam hidup kami sendiri.<br />
<br />
Tidak ada hal yang salah dalam kehidupan kita, semua hal terjadi dengan alasannya masing-masing. Kalau kita belum bisa menerima semua kenyataan baik manis maupun asam, mungkin kita hanya butuh waktu untuk lebih memahami pesan Tuhan.My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-90707510295920428852018-08-14T02:46:00.000-07:002018-08-14T02:46:25.633-07:00Hello Blog!Hai semuanya, saat saya mengunjungi blog ini lagi rasa rasanya kalau buku pasti sudah berdebu. Banyak hal yang sudah berubah dalam hidup saya.<br />
<br />
Tahun 2018 ini, saya sudah menikah bahkan sudah hampir 1 tahun 3 bulan. Suamiku adalah orang yang seringkali menjadi makhluk Marsmellow yang dulu sekali pernah saya ceritakan di blog ini. Pernikahan kami sangat menyenangkan, sesekali diselingi dengan ngambek dan marah khas pernikahan anak muda. Kami belum punya baby, semoga tahun depan ya. Tapi tolong jangan pernah tanya kapan, coba saja tanya pada Tuhan kalau bisa.<br />
<br />
Tahun 2018 ini, perjalanan hijrah saya dari dunia perbankan menuju dunia pembelajar. Karir kedua setelah empat tahun yang sangat berkesan. Baru kurang dari 6 bulan, rasanya diluar ekspektasi. Karir saya melejit, setiap tahun promosi. Tapi tentu saya harus membayar mahal untuk semua itu. Banyak kesenangan khas anak muda yang terlewatkan, tapi tidak apa-apa demi masa depan.<br />
<br />
Tahun 2018 ini, saya semakin dekat dengan orangtua. Saya menjadi semakin sayang dengan Bapak dan Ibu saya. Sepahit pahitnya masa lalu, yang penting bagaimana menjalani hari ini bukan? Semoga ini bisa menjadi kesempatan ibadah untuk saya dengan berbakti kepada beliau berdua.<br />
<br />
Tahun 2018 ini, Dreamdelion tetap mengagumkan. Tetap menjadi tempat saya dan teman teman sevisi untuk memberdayakan masyarakat. Tentunya dengan wajah wajah yang berbeda. Saya sungguh rindu wajah wajah yang lama, ingin kembali bercengkarama. Dreamdelion Squad dengan wajah wajah baru yang optimis, suatu saat nanti kami bisa hidup dari Dreamdelion, sekarang sedang membangun Dreamdelion Consulting. It's more than excited!<br />
<br />
Oiya kemarin saya baru berkurang usia, sekarang 27 tahun. Semoga berkah Tuhan selalu meliputi dalam setiap langkah kecil ini.<br />
<br />
<br />
Rumah Perubahan<br />
Bekasi, 14 Agustus 2018My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-44823803733650299862016-06-02T07:09:00.001-07:002016-06-02T07:09:19.849-07:00Tips Buat Mahasiswa Merencanakan Karir Pertama!Hi Guys, lewat tulisan kali ini saya akan mengulas tentang tips untuk kamu-kamu yang fresh graduate untuk menghadapi dunia kerja alias memasuki perjalanan karir pertama kamu, btw saya tidak akan membahas tentang start up ya di tulisan ini, tulisan ini akan lebih cenderung ke dunia profesional pekerjaan di perusahaan yang sudah well established. Karena kebutuhan di dunia kerja start up company dan well established company tentunya berbeda :)<div>
<br /></div>
<div>
Oiya sebelumnya buat yang kenal saya karena start up , saya juga bekerja di salah satu bank swasta. Sedikit bercerita, saya masuk melalui jalur MT. Nah sesuai passion saya dalam people development, saat ini saya ditempatkan di Direktorat SDM tepatnya di Learning & Development sejak Maret 2015. Belum cukup lama memang, tapi karena lingkungan kerja dan supervisor yang sangat mendorong saya belajar banyak hal misalkan menjadi kepala sekolah untuk program TCB, HRLP, dan SME DP - program yang ditujukan untuk fresh graduate yang telah lulus tahap seleksi akan masuk ke training program selama 6 bulan - 2 tahun sesuai dengan program design nya; November 2015 lalu saya juga mendapat kesempatan mendesign program Goes to Campus yang ditujukan bagi mahasiswa/i untuk mempersiapkan diri mereka menghadapi dunia kerja selepas lulus nanti; dan beberapa program lainnya yang kalau saya sebutkan kurang relevan dengan tulisan ini hehe jadi kalau mau tau detailnya bisa akses LinkedIn saya : Alia Noor Anoviar</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Well guys, pengalaman dalam melakukan development program terhadap fresh graduate plus mengikuti proses rekrutmen untuk fresh graduate tersebut plus interaksi yang sangat intensif dengan teman-teman kampus yang mengilhami saya membuat tulisan ini. Bismillah, semoga bermanfaat.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk kamu yang masih mahasiswa, terkait beberapa hal yang sebaiknya kamu persiapkan untuk menunjang karir kamu kelak saat menyandang gelar sarjana aka fresh graduate : </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>1. Know Your Dream!</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya terlalu sering melihat dan mendengar secara langsung teman-teman yang sudah di universitas, bahkan sudah mau lulus, tidak tau mau jadi apa - maaf kalau saya bilang ini tidak punya mimpi. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Kamu mau jadi apa"</div>
<div>
"Jadi apa ya..."</div>
<div>
"Lha kamu kuliah cita-citanya apa?"</div>
<div>
"Belom tau sih mau jadi apa, menurut kamu gimana?"</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Guys, ini tuh hidup kalian bukan hidup orang lain, jadi tentukan mimpi kalian termasuk ke soal karir. Minta pendapat orang lain boleh, tapi pada akhirnya kalian yang harus memilih karena kalian yang akan menjalani, iya to?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bayangkan kalau kalian tau mimpi kalian apa, tau mau jadi apa, paham terhadap kebutuhan diri kalian sendiri, pasti kalian akan lebih punya effort atau setidaknya bisa merencanakan bagaimana agar mimpi tersebut dapat terealisasi. Apalagi buat kalian yang sudah masuk ke tingkat universitas, banyak peluang dan cara untuk mengembangkan diri terutama untuk mencapai mimpi kalian. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
So guys, for you who still don't know what's your dream, please start to think about it!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>2. Brave to Learn New Things!</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Selagi masih kuliah nih yang mana banyak banget fasilitas non berbayar buat belajar anak kuliahan, manfaatkan! Banyak seminar dan talkshow bahkan workshop gratis (jadi ketahuan saya suka begitu pas kuliah hihi...). Nah kalau udah kerja nih, bahkan public speaking training atau how to lead across generation aja cukup menguras kantong, padahal cuma 1-2 hari aja (kok jadi curhat yak haha...), nah kalau masih kuliah banyak banget training/workshop/seminar yang bisa kita akses cuma-cuma, paling modalnya biaya transport aja. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Beberapa kompetensi yang umum diinginkan oleh employer adalah kemampuan komunikasi, leadership skill, kemampuan beradaptasi dan berelasi. Nah yang paling penting adalah interpersonal skill.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sekarang selamat mempersiapkan sedari dini banget ya kompetensi-kompetensi itu, kalau punya itu semua bisa jadi kamu yang bakal dilamar kerja bukan ngelamar kerja :p</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>3. Active in Organization and Have Internship Experience!</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pas lihat CV anak yang baru lulus, wihhh canggih cum laude. Tapi udah itu aja :3 Trus waktu di interview kelihatan banget kurang pede nya, misal nggak berani eye contact dengan interviewer atau tangannya belum interview aja udah dinginnnn banget. Waktu ditanya tentang pengalaman, tidak bisa menjawab. Hmmm ini bakal jadi minus point banget. Saya sering ngobrol sama temen-temen interviewer senior dan mayoritas mereka tertarik dengan fresh graduate yang punya pengalaman organisasi dan internship, karena pasti sudah punya gambaran tentang dunia kerja dan setidaknya tau bagaimana mencapai target dalam pekerjaan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>4. Important Things when You Apply for a Job!</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Pertama</b>, udah tau Dream Job kamu apa? Saran saya untuk pekerjaan pertama jangan terlalu picky aka banyak maunya. Dan ga harus langsung ke Dream Job kamu, bisa aja kamu ambil pekerjaan yang kamu yakin ini bisa mendekatkan kamu dengan si Dream Job tadi. Misal pengen jadi pengusaha 1 M per bulan, nah kamu bisa awali dengan jadi marketing di perusahaan jadi paham gimana cara menghasilkan 1 M per bulan itu. Kamu bisa pilih juga based on industri yang kamu suka misal manufaktur, perbankan, oil and gas, dsb.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Kedua</b>, pelajari dulu tentang perusahaan yang kamu pengen apply. Cara gampang ya masuk aja ke website perusahaan atau googling sekarang mah gampang tentang info perusahaan itu. Kalau saya lihat ke poin value perusahaan tsb, kalau cocok ya saya lebih sreg aja rasanya. Bagus lagi kalau kamu punya kenalan di perusahaan itu, jadi bisa paham orang-orang seperti apa yang dibutuhkan perusahaan. Well, kamu nggak pengen cuma masuk tanpa berkembang dong? Jadi person should be fit with company's value :)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Ketiga</b>, yes 2 langkah pertama udah ok nih, kamu udah tau mana aja perusahaan yang jadi incaran kamu kan? Nah sekarang kamu juga harus udah paham gimana sih mekanisme rekrutmen pada perusahaan tsb, caranya mungkin tidak sama. Oia saya suggest untuk menulis CV dan semua terkait email ke perusahaan tsb menggunakan bahasa inggris ya. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menulis email untuk apply kerja : </div>
<div>
<br /></div>
<div>
1. Persiapkan CV yang ringkas dan berisi - contoh bisa dilihat disini ya : <a href="http://www.anakui.com/2015/07/14/contoh-cv-bahasa-inggris/" target="_blank">rekomendasi CV </a>. Nanti CV nya dikirim dalam format pdf dan diberikan title yang formal misal CV Alia Noor Anoviar </div>
<div>
<br /></div>
<div>
2. Alamat email formal dan hindari alamat email alay (contoh : Alia4714@), contoh alamat email formal : alianooranoviar@gmail.com </div>
<div>
<br /></div>
<div>
3. Perhatikan Subject dan Body Email. Jangan dikosongin yaaa, kirim CV gitu aja udah nggak jaman dan bikin rekruter nya bisa jadi anggap kamu tidak serius. Biasanya perusahaan sudah ada preferensi subject email, tapi kalau tidak ada bisa ditulis contohnya : Apply TCB - Alia Noor Anoviar. Sementara untuk contoh body email <a href="https://www.google.co.id/search?q=menulis+email+lamaran+kerja+bahasa+inggris&biw=1236&bih=615&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwjrq_mVvInNAhXEvI8KHRJrB0kQsAQIJA#imgdii=11qPjwJEhYjeGM%3A%3B11qPjwJEhYjeGM%3A%3BoPepPTBArV6V1M%3A&imgrc=11qPjwJEhYjeGM%3A" target="_blank">klik link ini</a> Btw jangan lupa say thank you yaaa :)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
4. Jangan pernah kirim email ke beberapa perusahaan dalam satu email, ada lho yang begini hehe...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Keempat</b>, tahapan rekrutmen yang berbeda di setiap perusahaan tapi biasanya selalu ada tahap interview dan FGD plus tes kesehatan. Buat tahap-tahapan ini yaaa just be yourself. Pada tahap interview dan FGD perhatikan penampilan ya bajunya yang rapi dan formal trus hindari flat shoes; gesture penting hehe kamu harus rileks yaaa; ketika FGD terutama tunjukan keaktifan kamu tapi juga beri ruang kepada rekan-rekan lain aka jangan terlalu mendominasi. Oia sebelum kamu tes, cek dulu lokasinya yaaa harus on time! Saya sarankan hadir 30 menit sebelum kegiatan agar bisa lebih tenang dan mempelajari medan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Nanti saya akan buat lebih detail tentang bagaimana membuat CV plus menghadapi Interview dan FGD, nantikan :)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sekian tips buat kamu teman-teman mahasiswa untuk merencanakan karir pertama pasca lulus kuliah. Good luck yaaa, kalau ada yang mau ditanyakan bisa berkorespondensi dengan saya melalui email alianooranoviar@gmail.com dengan subject TANYA KARIR yesss :) Thank you dan semoga bermanfaat!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Cheers,</div>
<div>
Alia</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-53547647129378220382015-08-11T11:04:00.000-07:002015-08-11T11:04:15.519-07:00Financial Planning : Allocate Your Money in the Right Basket #MoneyTips #1<div style="text-align: justify;">
Hi Guys! Saya udah jarang banget ya nulis di blog ini, terutama semenjak bikin www.alianooranoviar.com (yang sebenernya diniatin buat nulis secara rutin, tapi ya namanya aja niat hahahaaaa kenyataannya yang rutin jadi nothing!). Okelah tapi kali ini mau coba niatin lagi, <strike>semoga aja istiqomah hahahaa</strike></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan kali ini akan membahas tentang gimana cara mengatur keuangan kita, terutama buat pekerja swasta seperti saya yang termasuk fixed income earner. Sebenarnya tulisan ini saya buat karena semakin banyak teman yang menanyakan gimana caranya nabung, investasi, alokasi gaji, de el el. Terutama buat yang sudah menikah (okeee <strike>saya memang belom nikah terus</strike> sok tau gimana caranya ngatur uang buat kehidupan orang rumah tangga heheee, asal masih banyak yang percaya aja jadi nggak ada masalah :p) Well, akhirnya saya memutuskan membuat tulisan ini jadi kalau ada yang tanya lagi bisa langsung kasih link nya (hemat waktu euy hahaha)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya merasa beruntung ya karena diajarkan mengatur uang sejak kecil, saat masih SD di rumah ada sistem yang cukup unik, ada uang yang secara nominal cukup besar di taruh di laci lemari pakaian, lalu ada buku dan bolpoin. Jadi uang itu dialokasikan untuk kebutuhan rumah satu bulan, siapapun boleh mengambil untuk kebutuhan sehari-hari asalkan dicatat. Menurut saya ini penting diterapkan, memberikan kepercayaan dan rasa tanggung jawab kepada anak-anak. Hidup dalam lingkungan high trust family berdampak besar lho pada diri saya saat itu, saya jadi belajar mengambil keputusan dan mempertimbangkan sebelum melakukan sesuatu. Lalu karena saat SMP sudah kos, mengatur keuangan dengan baik jelas sebuah keharusan karena kalau salah alokasi dapat berakibat susah jajan hahaha... saya diberikan uang bulanan saat itu, sudah termasuk SPP, uang jajan, uang les, uang beli peralatan sekolah, dll. Cukup tidak cukup harus cukup! Jadilah mulai kreatif mencoba berdagang dan membuka les, lebih dari lumayan untuk menambah uang bulanan. Terbiasa mengurus sendiri keuangan justru membuat saya tidak terlalu butuh banyak waktu ketika memutuskan pengeluaran mana yang harus diprioritaskan, sudah terbiasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa tips yang bisa saya berikan untuk teman-teman yang membaca tulisan ini (memangnya ada yang baca? wkwkkwkkk)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah guys, penting banget punya prioritas pengeluaran - bikin RABH (Rancangan Anggaran Biaya Hidup) - keliatannya ribet tapi bermanfaat terutama buat yang fresh graduate dan baru kerja (biasanya suka kalap karena pegang duit sendiri,<strike> pengalaman al?</strike>). Cara paling sederhana untuk melakukannya adalah menyiapkan pos-pos pengeluarkan dengan amplop, misal nih gaji kamu X maka ada AX % untuk kehidupan sehari-hari, BX% untuk investasi, CX% untuk tabungan, DX% untuk seneng-seneng, dan EX% untuk networking. Investasi dan tabungan adalah 2 hal yang berbeda ya : <a href="http://www.handsonbanking.org/financial-education/military/saving-vs-investing/" target="_blank">Investing VS Saving</a> (cari juga tentang beda short vs long term saving & investment)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
Hal yang paling basic adalah biasakan mengalokasikan dana yang kita miliki untuk menabung, Ibu sudah membiasakan saya sejak kecil melalui celengan dan memberikan saya edukasi untuk pemanfaatan dana tabungan. Sederhananya dulu kalau sudah full isi celengan, saya diajak ke toko buku atau ke tempat yang saya inginkan untuk membelanjakan dana yang saya miliki. Lalu sejak SMP, saya mulai menyisikan untuk membeli emas (bisa dikategorikan investasi nih, meskipun menabung di bank dalam bentuk deposito misalnya bisa juga dikategorikan investasi) - biasanya berupa cincin yang cuma 1 gram begitu tapi kan lumayan hehe harga emas kalau turun pun nggak banyak dan bisa dijual kapan saja. Lama-lama saya mulai terpikir kalau dibelikan dalam bentuk emas berbentuk maka ada biaya pembuatan, jadi lebih baik dibelikan dalam bentuk batangan karena jatuhnya lebih murah - minimal 5 gram jadi nabungnya lebih lama. Saya menekuni seperti ini sampai kuliah, meskipun tidak banyak karena bermodalkan uang jajan dan hasil menjalani hobi menulis juga beberapa pekerjaan freelance lainnya. Pengeluaran saya saat itu masih banyak untuk konsumsi, mencapai 80% nya, tapi sekarang sudah tidak!Hmmm... apalagi kalau jamannya suka ganti gadget plus beli baju - tas - sepatu dkk nya. <strike>Baiklah lupakan dosa masa lalu, namanya aja perempuan (terus harus maklum gitu?) </strike></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Penting juga buat kamu punya dana untuk bersenang-senang karena KITA BUTUH BANGET itu untuk meminimalisasi stres setelah bekerja, hidup cuma sekali jadi harus dinikmati dengan cara yang baik tentunya. Misalnya nih buat ke resto kesukaan, salon, beli barang-barang yang kita pengen. Nah jangan lupa juga sediakan dana khusus untuk hangout bareng temen-temen aka networking, <i>good networking will move you to better place, trust me it works! </i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Soal kebutuhan sehari-hari ini harus di manage dengan baik ya, jangan sampai terlalu konsumtif. Terutama untuk makanan dan minuman, pilih yang sehat - sehat itu nggak harus mahal, tapi juga jangan murah-murah banget hahahaa becanda :p </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pertanyaan pamungkas temen-temen biasanya, "trus kalau lo alokasiinnya gimana, al?" Kalau saya semenjak lulus kuliah dan kerja swasta (kebetulan di bank jadi belajar banyak soal financial planning salah satunya), alokasi untuk <b>investasi</b> bisa 30-40% (DP rumah aja sekarang 20-30% jadi harus kenceng buat nabung yang nantinya ditujukan untuk investasi). Tersisalah 60-70% yang 12% nya saya alokasikan untuk<b> asuransi jiwa</b> (nggak tau kan kita kapan meninggal dunia jadi siap-siap selain buat yang di akhirat, harus ninggalin sesuatu juga buat yang di dunia misal untuk keluarga), nah pilih asuransi nya yang plus tabungan jangka panjang. Tabungan sih nggak banyak ya yang dialokasikan, paling <b>cadangan</b> max 10%, lalu yang banyak keluar untuk <b>networking</b> bisa 15-25% tiap bulan, dan buat seneng-seneng 5-10%. <b>Daily needs </b>20-30% (termasuk transportasi pp rumah dan kantor), hidup di Jakarta 3 juta per bulan itu masih oke kok guys. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Trus buat yang sudah menikah, saya selalu sarankan buat belajar mandiri misalkan kontrak rumah, daripada uang dibuat resepsi mendingan dibuat kontrak atau DP rumah lho. Trus biasanya source of income nya kan sudah dari 2 orang jadi mulai dibuat kesepakatan untuk pengaturan keuangan keluarga, yaaa saya belom paham paham banget sih soal ini tapi saran saya sudah cukup diikuti beberapa teman jadi sudah teruji. Nah kalau sudah menikah pasti pemikirannya beda, apalagi kalau sudah punya anak ya, hmmm kalau misal memulai semua dari nol aka tanpa bantuan ortu, prioritaskan beli aset produktif atau aset yang nilai jualnya tidak terdepresiasi ya, misal tanah dan rumah. Kalau kendaraan pribadi masih bisa ditunda, lebih baik dahulukan yang tadi. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebenarnya masih banyak lagi sih yang pengen saya tulis, tapi ini udah jam 1 malem hahahaaa, waktunya tidur :3 Nanti saya akan bahas lebih detail lagi deh, stay tune! Selamat mencoba yaaaa :)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Cheers,</div>
<div>
Alia Noor Anoviar</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
</div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-47766807928813991362015-08-10T19:45:00.001-07:002015-08-10T19:45:26.596-07:0040 jam di Bangka : Teman, Pantai, Makanan, dan Perahu Terbalik<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px;">
<span style="line-height: 19.3199996948242px;">Niatnya 4 hari jadinya 40 jam, kalau kata Ibu saya ini membuktikan tidak semua keinginan dapat terealisasi sesuai rencana dan yang paling penting adalah Allah sedang ingin mengajak 'berbincang' dengan kita. Dan kalau kata Pak Achsin setelah saya melapor sudah sampai Jakarta, "Alhamdulillah, gunakan 'nyawa' kedua lebih bermanfaat untuk orang banyak"</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px;">
<span style="line-height: 19.3199996948242px;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
8 Agustus 2015 17.40 wib menggunakan maskapai X saya berangkat ke Pangkal Pinang, ini perjalanan pertama kesana, sendirian, dan satu hari lebih cepat daripada rencana karena seharusnya saya berangkat pada 9 Agustus 2015 06.10 wib. Sesampainya disana saya dijemput oleh Faril, Daus, dan Wahyu. Malam itu adalah pertama kali juga saya bercakap dengan mereka sembari menikmati santap malam. Saya sangat suka sekali makanan laut dan ternyata warung-warung makanan di Bangka menyediakan beragam hasil laut segar, di rumah Faril pun saya mendapat suguhan hasil laut yang yummy. Saya pun diceritakan tentang sejarah Bangka, nilai-nilai kekeluargaan yang dianut oleh warga Bangka, dan berbagai objek wisata yang hendak kami singgahi.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
9 Agustus 2015, saya sudah bersiap sejak subuh. Merapikan diri karena excited nya akan snorkling untuk pertama kali seumur hidup. Sekitar jam 7an jemput adik-adik SMP dan SMA yang akan bersama kami snorkling, lokasinya di Pantai Rebok dan sudah ada tim plus coach yang siap disana. Well, saya happy banget karena jadi punya teman-teman baru. Liburan ini sudah saya rencanakan 3 bulanan yang lalu untuk block leave dari kantor, could you imagine about how's the feeling when you get what you want? Wuhuuuu, happy! Akhirnya saya (seperti teman-teman lainnya) membawa barang berharga dan sepatu ke arah perahu (kita dapat perahu yang baru, warnanya biru putih seperti warna langit, terus ada semacam rumah kecomang nya gitu lho)</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Baru beberapa menit lepas dari bibir pantai, saya merasa gelombangnya cukup besar. Mungkin saya nya yang tidak terbiasa, sampai akhirnya saya menyeletuk "pulang aja ya? ini nakutin..." tapi yang lain memberikan semangat dan kode bahwa ini biasa. Okelah lanjut, perjalanan sekitar 45 menitan akhirnya kita sampai ke area karang di Pantai Rebok, katanya disini karangnya indah jadi oke banget buat snorkling. Tapi sayangnya karena sedang pasang dan air keruh, jadilah tidak jadi snorkling tapi bisa renang-renang sama sekitar 25an orang - kita jalan 2 perahu dan hanya 1 orang yang saya kenal dari semua orang disana hahaaa... Alhamdulillah ya jadi banyak teman <i class="_4-k1 img sp_fM-mz8spZ1b sx_f2b664" style="background-image: url(https://fbstatic-a.akamaihd.net/rsrc.php/v2/yx/r/pimRBh7B6ER.png); background-position: 0px -34px; background-repeat: no-repeat; background-size: auto; display: inline-block; height: 16px; vertical-align: -3px; width: 16px;"><u style="left: -999999px; position: absolute;">colonthree emoticon</u></i> Setelah asik cebur cebur dan foto foto pakai kamera anti air (entahlah apa itu namanya) punya panitia, kita pun memutuskan kembali. Saya tetap di posisi awal terus sempet sempetnya buka hp, upload video, dan chat. Ada sinyal lho di tengah begitu!</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5JjBaKGOeXbwU8Ke8T2U0Kaqmy4aJu-bOw-smWTFzO2AmFq3IL-Qi1ExLH1Uk13vkMbwDhyphenhyphenfIgAZCPo1Hi5xnGJxgGOny1Pb_XRRbHyGaYoQwYs21OeKzv8DT0-5cfIwdFtKXORjRNS4/s1600/11857720_813195775444576_1094354640_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5JjBaKGOeXbwU8Ke8T2U0Kaqmy4aJu-bOw-smWTFzO2AmFq3IL-Qi1ExLH1Uk13vkMbwDhyphenhyphenfIgAZCPo1Hi5xnGJxgGOny1Pb_XRRbHyGaYoQwYs21OeKzv8DT0-5cfIwdFtKXORjRNS4/s320/11857720_813195775444576_1094354640_n.jpg" width="141" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Satu-satunya foto yang tersisa karena dikirimin ke seseorang hahaha :3</td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Gelombangnya jadi lebih tenang, beberapa orang entah kenapa mabok laut. Saya masih asik menggagumi keindahan alam, meskipun tidak bisa lihat kerang tetap happy. Tiba-tiba ada gelombang dan kyaaaaaaaaaaaaaaa sesuatu terjadi! Kapalnya terbalik, kaki saya terbelit sesuatu entah apa itu tapi beberapa detik kemudian saya seperti meluncur ke bawah dan sudah pasrah. Semuanya hitam, gelap, tapi saya pengen banget naik... akhirnya saya ubah pikiran saya, ini kolam renang dan saya harus bisa naik ke atas, harus bisa lihat awan, harus bisa dapat pegangan. Akhirnya dengan sisa-sisa tenaga, saya pun naik, berat rasanya tapi untung ada pelampung itu yang sudah sempat saya lepas karena sudah merasa aman tapi saya selempangkan ke depan. Saya pun merasa memegang sesuatu, kayu, huwoooo ini kapal yang terbalik! Dan kepala saya akhirnya bisa ke atas, bisa nafas, dan segera mencoba mengeluarkan air laut yang terminum cukup banyak.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Lalu ada yang memberikan ban, dan ada 3 adik smp/sma yang tangannya saling berpegangan di ban itu. Kita pun mencoba menarik ban bersama menuju perahu satunya - oiya dari 2 perahu itu Alhamdulillah cuma 1 yang terbalik. Naik ke atas kapal lalu mengabsen satu persatu, memastikan tidak ada yang tertinggal. Perahu tidak cukup besar kapasitasnya, air mulai masuk ke dalam perahu. Well, akhirnya ada 7 orang yang harus menunggu dan satu perahu lainnya menepi sampai bibir pantai. Tentu 7 orang tersebut memang sudah ahli, para coach dan nelayan.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sesampainya di bibir pantai, saya menyadari ada beberapa memar yang perih. Beberapa menangis. Terus saya diem, mikir kenapa ini terjadi (anaknya memang serius banget jadi semua dipikirin). Orang-orang mulai menghampiri, warga lokal dan polisi. Beberapa menit kemudian semakin ramai dengan keluarga korban (dan saya setelah dapat pinjaman hp langsung telp ibu terus nangis juga akhirnya heheee, nangisnya karena dompet yang ada ktp dll ilang terus bingung gimana bisa pulang ke Jakarta) dan juga wartawan.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sudah lebih dari satu jam tapi 7 orang dengan kapal yang tadi menyusul untuk menyelamatkan tidak juga muncul. Mulai timbul kegusaran, mana pikirannya udah pada kemana-mana dan sempat terjadi ketegangan. Sedih sih ini, masih ada yang berjuang di tengah sana dan yang di pinggir malah begitu. Tapi ya kan namanya panik. Akhirnya sekitar 2 jam mulai tampak itu kapal, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, kapalnya saja yang belum bisa diderek (semacam mobil mogok di tol).</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Semuanya (yang terlibat dalam 'kejadian luar biasa' kata pak polisinya) berbaur dan saling mengucapkan terima kasih. Dan saya baru tau setelah itu kalau tadi saya dicari-cari, karena semua korban adalah warga Bangka kecuali saya. Huwooo saya memetik pelajaran, kerjasama - keberanian - jangan panik - dan paling penting berdoa.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Setelah itu saya diminta pulang sama Ibu, hahhaha berakhirlah<a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/aliambolang?source=feed_text&story_id=813847295379424" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl" style="color: #627aad;">#</span><span class="_58cm">AliaMbolang</span></a> zzzz, btw dompet yang isinya ya isi dompet pada umumnya, ktp, seluruh kartu, plus hp hilang - mungkin ada di dasar laut dan mmm jangan-jangan di laut banyak barang berharga ya? terus beneran ada bajak laut? (mungkin yaaa mungkin) Sepatu saya juga ilang. Jadi pakai sandal Pak Achsin, huwaaa terima kasih Bapak sudah jauh-jauh dari Teru ke Sungailiat dan bawa ke RS <i class="_4-k1 img sp_fM-mz8spZ1b sx_5371b4" style="background-image: url(https://fbstatic-a.akamaihd.net/rsrc.php/v2/yx/r/pimRBh7B6ER.png); background-position: 0px -340px; background-repeat: no-repeat; background-size: auto; display: inline-block; height: 16px; vertical-align: -3px; width: 16px;"><u style="left: -999999px; position: absolute;">smile emoticon</u></i></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Jam 11an tadi pagi akhirnya saya pulang ke Jakarta, thanks a lot Pak Achsin, Faril, Wahyu, dan Daus untuk semua bantuannya. Kalau kalian ke Jakarta saya nggak akan ajak ke pantai hahahaa, saya ajak ke museum hahahaaa</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Selalu ada cerita dalam perjalanan dan Allah mungkin sedang ingin berbincang dengan kita melalui cobaan yang diberikanNya. Mohon maaf lahir dan batin teman-teman <i class="_4-k1 img sp_fM-mz8spZ1b sx_5371b4" style="background-image: url(https://fbstatic-a.akamaihd.net/rsrc.php/v2/yx/r/pimRBh7B6ER.png); background-position: 0px -340px; background-repeat: no-repeat; background-size: auto; display: inline-block; height: 16px; vertical-align: -3px; width: 16px;"><u style="left: -999999px; position: absolute;">smile emoticon</u></i></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-top: 6px;">
</div>
<div>
<div style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
</div>
Jakarta, 10 Agustus 2015My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-50533168233080877832015-07-17T06:39:00.002-07:002015-07-17T06:39:44.374-07:00#RenunganTiba-tiba seorang teman memberikan saya tulisan ini, saya tertunduk dan menangis. Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya melebihi takaran kemampuan hamba-Nya, saya percaya itu.<br />
<br />
***<br />
<br />
<div class="post_title" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #444444; font-family: Gibson, 'Helvetica Neue', HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 36px; font-stretch: inherit; line-height: 42px; margin: 0px 0px 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit;"><b>"Ketika Engkau Menikahi Seorang Istri dari Keluarga yang Tidak Sempurna"</b></span></div>
<div class="post_body" data-subview="body" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; line-height: 21px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
<a href="https://www.facebook.com/fahdpahdepie?fref=nf" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.298039); background-image: linear-gradient(rgba(68, 68, 68, 0) 50%, rgba(68, 68, 68, 0.247059) 50%); background-position: 0px 1.15em; background-repeat: repeat-x; background-size: 1em 2px; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #444444; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 0.15em; text-decoration: none; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">Fahd Pahdepie, penulis buku rumah tangga</a></div>
Ketika kau memutuskan untuk menikahi seorang perempuan dengan latar belakang keluarga yang tidak sempurna, barangkali akan ada beberapa orang yang mempertanyakannya. Mungkin orangtua atau orang-orang terdekatmu. Apakah kamu serius dengan keputusan itu? Sudahkah kamu memikirkan semuanya? Tidakkah kamu takut rumah tanggamu akan berjalan tidak baik-baik saja?<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Dan ketika kamu teguh dengan keputusan itu, bahkan calon istrimu sendiri mungkin meragukannya: Apakah kau tak akan menyesal di kemudian hari?</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Aku mengalami semua itu. Aku pernah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Hari ini, aku ingin menjawab dan menjelaskan semuanya…</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Ketika kau mengenal seorang perempuan dengan latar belakang keluarga yang tidak sempurna, barangkali kau baru saja bertemu dengan perempuan dengan kemampuan menghadapi persoalan di atas rata-rata. Ia tumbuh dengan perjuangan untuk selalu bisa tersenyum di hadapan semua orang, berusaha tampak biasa-biasa saja, meskipun ada sesuatu yang menghantam-hantam dari dalam dirinya. Ia mungkin sering menangis, tetapi bukan untuk sesuatu yang remeh-temeh. Air matanya terlalu berharga untuk menangisi hal-hal sepele yang bisa ia atasi dengan cara dan usahanya sendiri. Ia menangisi sesuatu yang barangkali jika semua itu terjadi kepadamu, kau tak akan pernah bisa menahannya. Ia menangisi sebuah kehilangan.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Apa yang hilang dari dirinya? Barangkali masa kecil dan kebahagiaan yang semestinya mewarnai semua itu. Barangkali rasa bangga yang tetiba diruntuhkan oleh ketidakadilan yang entah mengapa harus menimpa dirinya. Ia menyaksikan kehancuran rumah tangga orangtuanya pada usia yang telalu muda. Barangkali ia harus mendengarkan kekecewaan ibunya sendiri tentang ayah yang dicintainya. Barangkali ia harus menerima kenyataan bahwa cinta bukan satu-satunya syarat untuk mempertahankan semuanya. Pada saat bersamaan, ia harus menutup telinga dari pembicaraan buruk orang-orang tentang keluarganya. Ia dipaksa nasib untuk menjadi dewasa sebelum waktunya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Tetapi, kedewasaan itulah yang membuatnya menjadi pribadi yang kuat. Ia selalu punya cara untuk terlihat biasa-biasa saja di tengah hal-hal buruk yang sedang dihadapinya. Ia tetap bisa tersenyum saat orang lain terlalu lemah untuk bersikap baik-baik saja. Bayangkan, ia membangun semua sistem pertahanan dan rasa percaya diri itu selama bertahun-tahun?</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Hari-hari pertama setelah kau menikahi perempuan itu, semuanya akan terasa mudah bagimu. Kau pikir, ia tak perlu banyak waktu untuk belajar menjadi istri yang baik buatmu. Ia begitu menghormatimu. Ia pandai menempatkan diri. Ia begitu pengertian dan penuh kasih. Meski mungkin kau tidak tahu bahwa sebenarnya ia menjalankan semua itu dengan penuh rasa takut dan khawatir. Ia takut hal-hal buruk yang terjadi pada orangtuanya terulang lagi pada dirinya. Ia dihantui rasa khawatir untuk melakukan kesalahan-kesalahan yang mungkin bisa mengembalikan lagi kesedihan yang bertahun-tahun berusaha dikubur di kedalaman perasaannya. Ia menjaga semuanya untuk kebahagiaanmu, untuk kebahagiaannya sendiri, untuk kebahagiaan kalian berdua.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Bulan demi bulan berlalu, kau selalu terpesona dengan keterbukaanya tentang segala sesuatu. Ia terlatih untuk jujur pada dirinya sendiri, sehingga tak memiliki apapun lagi untuk dirahasiakan darimu. Ia bisa dengan mudah menceritakan hal-hal buruk yang pernah menimpanya atau kekurangan dirinya, ia menceritakan apapun tentang keluarganya, ia ingin kau melihat dan mencintainya apa adanya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Barangkali ia juga sering bersedih, meski mungkin kau jarang mengetahuinya. Ia terbiasa menggigit bagian dalam bibir bawahnya saat kau menceritakan tentang keluargamu: Ayahmu yang lucu, ibumu yang lugu, adik-adikmu yang nakal, atau tradisi liburan keluarga yang bertahun-tahun kau miliki dengan penuh kebahagiaan. Ada perasaan asing yang mengalir dalam dirinya ketika kau menceritakan semua itu. Rasa asing yang mungkin akan membuatnya tidak nyaman, cemburu, marah, atau segala sesuatu di antara semua itu.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Maka ia mulai mencintai ibumu seperti ibunya sendiri, ia akan menghormati ayahmu seperti ayahnya sendiri, ia menjadikan keluargamu sebagai pelabuhan bagi semua mimpinya tentang rumah cinta dan tangga ke surga. Tahun-tahun berikutnya, ketika kalian dikarunia anak-anak, ia akan selalu berusaha menjadi ibu yang sempurna bagi mereka. Ia tak ingin, dan tak ingin, dan tak pernah ingin anak-anaknya mengalami sesuatu yang sama yang pernah ia alami. Dalam daftar prioritas hidupnya, ia tulis hal-hal yang tak akan mengecewakanmu: cinta, kasih sayang, kejujuran, kesetiaan. Hal-hal yang dari semua itu ia letakkan fondasi untuk sesuatu yang kelak kalian akan sebut sebagai ‘rumah’—tempatmu bertolak sekaligus kembali, tempat kalian akan melewati semuanya bersama-sama.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Demikianlah, ketika kau menikahi seorang istri dari keluarga yang tidak sempurna, barangkali kau telah menikahi seorang perempuan terbaik di dunia… Perempuan yang dengan segala ketidaksempurnaan yang dimilikinya, akan menyempurnakan segala sesuatu yang ada pada dirimu dan semua hal di sekelilingmu.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-break: break-word;">
Ketika kau melihat seorang perempuan dari masa lalu yang tidak sempurna, kau tengah melihat seorang perempuan hebat dengan seluruh keajaiban yang ada dalam hidupnya. </div>
</div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-37577428176524968192014-11-04T05:57:00.001-08:002014-11-04T05:57:20.413-08:00Keyakinan untuk BISA!<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Sangat sulit menyakinkan orangtua saat saya memilih apa yang sekarang saya pilih dalam hidup, menjadi sociopreneur. Pergolakan batin terberat saya sekitar 2,5 tahun lalu adalah bagaimana caranya saya tetap bisa memenuhi kebutuhan saya, memiliki standar hidup seperti sebelumnya, namun harus merubah 'gaya' hidup saya. Dan nyatanya tidak bisa, hidup saya menjadi semacam kurva yang menurun secara 'gaya' hidup misal tidak bisa lagi membeli baju di mall, harus jarang-jarang makan di tempat bermerek, dsb. Saya benar-benar fokus pada Dreamdelion dan meninggalkan kesenangan saya menulis.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Sejak 2008 tulisan-tulisan saya cukup baik menghiasi kompetisi demi kompetisi, dari sana saya membiayai sekolah dan Alhamdulillah bisa full membiayai sekolah sejak kelas 2 SMA. Keinginan saya untuk bisa membiayai sekolah sendiri sudah ada sejak SMP, saya berjual stiker, pin, kaos, dan menjadi tutor untuk beberapa adik kelas. Namun saat itu, saya masih cukup bergantung pada orangtua. Terlebih Bapak yang sangat memanjakan saya dan Ibu yang sangat memperhatikan pendidikan saya sehingga saya tidak boleh berkegiatan yang menganggu sekolah. Kompetisi demi kompetisi yang saya jalani sejak SMA yang kata orang mencerminkan sifat ambisius dalam diri saya, sebenarnya adalah salah satu upaya saya agar bisa hidup lebih mandiri dan tidak bergantung kepada orangtua. Saat itu saya memiliki proyek pribadi, "1 piala, 1 bulan". Karena proyek tersebut, dalam satu bulan saya mengikuti 2-3 kompetisi karena tentu ada probabilita menang dan kalah. Dari proyek tersebut juga saya bisa mendapatkan rata-rata Rp 500.000,- s/d Rp 2.500.000 per bulan yang tentu masih dipotong uang administrasi kompetisi dan transportasi.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Maka menjadi cukup beralasan jika orangtua saya kecewa saat saya memberhentikan segala aktivitas saya yang berhubungan dengan kompetisi penelitian atau penulisan, karena itu artinya saya tidak lagi memiliki pemasukan dan orangtua saya tidak lagi mendengar kabar yang membahagiakan. Tapi saya mencoba meyakinkan orangtua saya bahwa memang sudah waktunya saya melakukan hal lain untuk mengasah 'hati' saya, tidak lagi memikirkan hal-hal yang hanya untuk kepentingan pribadi.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Orangtua saya tidak banyak bicara, tapi saya tau mereka sangat kecewa ketika itu pertengahan tahun 2012. Mereka mengungkapkan kekecewaannya dengan diam, mereka tau membujuk putri sulungnya yang keras kepala ini bukan hal yang mudah. Seperti beberapa tahun sebelumnya, saat saya diminta masuk ke jurusan IPA saat SMA agar menjadi dokter tapi saya tegas ingin ke IPS karena ingin menjadi ekonom. Hampir setiap hari saya mendengar orang-orang sekitar meremehkan karena katanya nih yang masuk IPS hanya anak yang tidak bagus akademiknya, saat itu saya menempati 3 besar di kelas. Tapi apa iya saya harus menjawab sindiran-sindiran mereka? Saya diamkan, lama-lama orangtua mendukung karena saya pelan-pelan coba membuktikan bahwa di IPS pun bisa berprestasi, ya dengan kompetisi-kompetisi tadi. Piala pertama yang menghiasi meja belajar saya, saya dapatkan saat kelas 2 SMA. Saya bukan anak yang pintar, nilai matematika saya pernah 3 sehingga saya dipanggil ke BK saat SMP. Tapi saya coba membuktikan bahwa saat saya memilih sesuatu maka saya tidak akan pernah bermain-main dengan sesuatu itu, saya akan bersungguh-sungguh. Pun begitu saat saya memilih konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia di FEUI, maklum saja konsentrasi yang dianggap bagus itu Manajemen Pemasaran dan Manajemen Keuangan, sementara hanya belasan orang pada konsentrasi saya. Tapi saya enjoy sekali menjalaninya, saya diajak beberapa proyek penulisan oleh dosen, menjadi asisten pelatihan riset, dan sebagainya. Justru berada di konsentrasi tersebut membuat saya banyak belajar bagaimana mengatur SDM sebagai aset dalam sebuah instansi, kunci sukses sebuah instansi. Saya tidak pernah bermain-main dengan pilihan saya, orangtua saya tau benar hal itu.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Pun dalam setiap pilihan pada hidup saya, Ibu pernah mengatakan "kamu itu kalau tanya sesuatu tapi sebenarnya kamu sudah tau jawabannya. Kamu hanya bertanya untuk meyakinkan bahwa jawaban kamu benar, iya kan?"</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Buat saya ketika banyak orang yang meragukan apa yang saya pilih, saya menjadi merasa tertantang untuk melakukan apa yang saya pilih. Merasa, "I can do my best!"</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Begitu pula saat saya lulus dari FEUI, saya memiliki kontrak dengan dua instansi yang telah membiayai saya selama menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Dulu saat saya masih semester 1 kuliah, saya membayangkan ketika lulus nanti saya bisa bekerja di ruangan ber-AC, menggunakan sepatu hak tinggi, blazer, pokoknya berpakaian rapi. Saat saya semester 6, saya mengubah 100% pemikiran saya tersebut. Saya merasa lebih nyaman dengan hidup yang sederhana, bisa menggunakan kaos untuk bekerja, lalu sandal japit, dan bermain dengan orang-orang baru. Dan Ibu bilang, "Kamu boleh menjadi orang hebat, tapi kamu harus bisa menjadi orang hebat yang mau berterima kasih dan punya komitmen". Saya dibesarkan oleh kedua instansi tersebut, bagaimanapun tanpa keduanya mungkin saya bukanlah saya yang sekarang, maka saya jatuh pilihan untuk menjalani kontrak saya. Saya pun menjadi seorang pegawai swasta sudah sekitar 10 bulan terakhir. Tapi saya bilang ke orangtua, saya mau menjadi pegawai swasta tapi saya tetap harus menjadi sociopreneur. Karena disana 'hidup' saya, disana 'semangat' saya, disana saya banyak belajar bahwa ternyata hidup beragam rasa.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Orangtua saya benar-benar demokratis atau lebih tepatnya sudah menyerah menasehati saya untuk hal-hal tertentu. Memang susah membagi waktu antara menjadi pegawai swasta, sociopreneur, keluarga, dan kehidupan pribadi. Saya bisa bilang kalau banyak hal yang menjadi 'kacau' ketika saya berusaha menjalani semua secara bersamaan. "Tuhan saja menciptakan jemari kita tidak sama panjangnya, bagaimana kamu bisa berharap menjadi manusia yang adil?" Karena adil bukan berarti sama. Akhirnya saya coba membagi waktu, mengeliminasi beberapa kegiatan yang saya rasa tidak terlalu perlu dilakukan. Dan salah satu hal yang saya eliminasi adalah hubungan intensif dengan orangtua dan kehidupan pribadi. Sampai akhirnya saya tersadar kalau saya tidak bisa hidup tanpa orangtua. Singkat cerita akhirnya saya bisa menyeimbangkan waktu, membagi peran dengan semampu saya. Konflik demi konflik memang tidak bisa dielakkan. Ini juga mengapa saya harus menolak permintaan menjadi pembicara atau trainer terutama saat weekday, pun saat weekend saya lebih suka bersama teman-teman Dreamdelion atau di rumah.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Sampai sekarang banyak yang menanyakan bagaimana saya bisa melakukan semua hal itu, jawabannya adalah keyakinan untuk bisa melakukannya. Terima kasih :)</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.7272720336914px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-16640256345668597442014-10-08T12:49:00.001-07:002014-10-08T12:49:33.754-07:00UI Membutuhkan Servant Leader seperti Prof Rhenald Kasali<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Pertama kali saya mengetahui daftar 25 calon rektor UI, saya langsung dibuat kaget dengan sebuah nama yang tidak asing bagi saya. Nama tersebut adalah Prof Rhenald Kasali, seseorang yang selama ini menjadi role model bagi saya untuk menjalankan bisnis sosial Dreamdelion yang saya rintis bersama teman-teman sejak 18 Juli 2012, saat itu saya masih berstatus mahasiswi semester akhir di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI7LA0eebqI5WmK71r4klKNBcwl4ujtn79iUo37kuLrAWKxu4Z3S7gKePimLhxP1GRDZjx4p-Jlb5pJBbibqhN11Uyk3DlnohhLpDM0ibPhh1ip8svE0jyr8UxOVuBksTKXdIcDIAfEOo/s1600/399509_300628533367972_2064062849_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI7LA0eebqI5WmK71r4klKNBcwl4ujtn79iUo37kuLrAWKxu4Z3S7gKePimLhxP1GRDZjx4p-Jlb5pJBbibqhN11Uyk3DlnohhLpDM0ibPhh1ip8svE0jyr8UxOVuBksTKXdIcDIAfEOo/s1600/399509_300628533367972_2064062849_n.jpg" height="320" width="319" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saya dan Prof Rhenald pada th 2012 di Acara Buka Puasa Bersama Rumah Perubahan</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saya mungkin sama dengan teman-teman lainnya yang menjadi salah satu anak muda yang terinspirasi dengan sosok Prof Rhenald, yang saya hanya bisa lihat di televisi dan tulisannya saya baca di berbagai media. That's it! Sampai akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara buka puasa bersama di Rumah Perubahan dan bertatap langsung dengan Prof Rhenald. Meskipun saya mahasiswi FEUI, namun saya tidak pernah mendapatkan kelas Prof Rhenald karena tidak mengambil konsentrasi Manajemen Pemasaran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Benar saja, pertemuan pertama saya dengan Prof Rhenald mampu menciptakan AHA Moment, saya terinspirasi dengan konsep Rumah Perubahan yang merupakan bentuk bisnis sosial yang mampu mensejahterahkan banyak orang, terutama warga sekitar lokasi tersebut. Hal inilah yang membuat saya semakin yakin menjalankan bisnis sosial yang saya dan teman-teman rintis yaitu Dreamdelion. Saat ini Dreamdelion sudah berada di 3 kota dengan 5 lokasi, juga memiliki ratusan volunteers, dan mampu memberikan manfaat kepada ratusan warga Alhamdulillah. Mungkin akan berbeda cerita Dreamdelion ini jika saat itu saya tidak bertemu dengan Prof Rhenald, seorang guru besar UI yang dengan kerendahan hatinya membantu membesarkan Dreamdelion meskipun saat itu beliau tidak sama sekali mengenal saya. Melalui tulisan sederhana ini saya ingin berterima kasih atas segala kontribusi Prof Rhenald untuk Dreamdelion.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">***</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Sekitar dua bulan setelah Dreamdelion berjalan, tidak ada progress berarti, modal semakin menipis, tim yang kami bangun mulai runtuh. Lengkaplah tantangan demi tantangan yang harus kami lewati. Sampai akhirnya ada sesi diskusi di Rumah Perubahan yang melibatkan Young Fellow Rumah Perubahan (perkumpulan mahasiswa Univ Indonesia yang memiliki ketertarikan untuk berkontribusi di masyarakat), ada Prof Rhenald dalam sesi diskusi itu. Setelah sesi diskusi selesai saya meminta waktu beberapa menit, yang akhirnya menjadi hampir satu jam, untuk menceritakan tantangan yang dihadapi Dreamdelion, setelahnya perasaan saya menjadi tenang dan menjadi lebih optimis. Prof Rhenald memberikan sebuah mesin jahit untuk Dreamdelion karena kami selama ini hanya bisa memproduksi produk secara manual. Siapa sangka satu mesin jahit tersebut mampu menghidupkan Dreamdelion sampai sekarang, bahkan kami Alhamdulillah dapat memperluas area pemberdayaan tidak hanya di Jakarta namun juga di Jogjakarta dan Ngawi. Satu mesin jahit tersebut bermakna sekali bagi kami, mampu mematik semangat kami yang sedikit lagi redup tanpa sisa. Satu mesin jahit itu saat ini telah menjadi cikal bakal mesin-mesin jahit kami lainnya, sangat sederhana bukan? Satu mesin jahit yang mampu menjadi motivasi komunitas bisnis sosial seperti kami menjadi berkembang dan berkelanjutan.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Tidak berhenti pada mesin jahit, saya dikejutkan dengan ajakan sebuah kementrian untuk melibatkan Dreamdelion sebagai pelatih program mereka. Saya bingung ketika itu karena kami belum punya brand yang baik saat ditawari, ternyata Prof Rhenald lah yang merekomendasikan kami. Padahal lagi-lagi saat itu, Prof Rhenald belum terlalu mengenal kami namun beliau memberikan kepercayaan kepada kami. Sejak saat itu kami semakin menyadari pentingnya kolaborasi untuk mengembangkan bisnis sosial kami, kurang dari 2 tahun sudah 60 instansi bekerjasama dengan Dreamdelion. Tentu selalu ada cerita awalan, dulu siapa yang mau bekerjasama dengan komunitas bisnis sosial pemula seperti kami, semuanya dimulai dari kesempatan yang dibuka oleh Prof Rhenald.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Masih banyak lagi yang beliau lakukan untuk membantu komunitas bisnis sosial seperti Dreamdelion dan saya yakin tidak hanya Dreamdelion, salah satu crowdfunding terbesar di Indonesia yaitu kitabisa.com juga salah satu komunitas yang dibina oleh Prof Rhenald. Sampai saat ini pun ketika Dreamdelion membuat sebuah event bernama NSBCamp (www.nsbcamp.com) yang hampir saja tidak terlaksana karena kekurangan pendanaan, Prof Rhenald melalui Rumah Perubahan turun tangan tidak dengan memberikan 'ikan' pada kami tapi dengan memberikan 'kail'-nya, cara beliau mendidik kami yang membuat kami sangat terbantu dengan tetap harus mandiri. Event ini pun untuk pre-event nya saja seperti National Seminar di Balai Sidang UI 17 September 2014 lalu dipadati oleh peserta lebih dari ekspektasi, dari awalnya hanya 300 target pendaftar menjadi lebih dari 450 pendaftar. Secara tidak langsung kami bersama-sama menghidupkan kepekaan sosial dalam masyarakat terutama peserta yang mayoritas anak muda atau anak kuliahan untuk turun tangan berkontribusi menyelesaikan masalah sosial melalui pendekatan bisnis sosial.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMzjT3ABtOWtoYcc7RTlkFbxURXYKYQcf6zVFlIDFAVtX_JI8nJQpG4voGSFYQR4rZ20MGrntHBm_BPmPnCAldkTRPuquwaUqHsFOUwrLpp5z3Tuu8cafqR4Gt6zTcx_vmIQ6IvHyRx1Y/s1600/10644950_10202591421778089_5334381950584680523_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMzjT3ABtOWtoYcc7RTlkFbxURXYKYQcf6zVFlIDFAVtX_JI8nJQpG4voGSFYQR4rZ20MGrntHBm_BPmPnCAldkTRPuquwaUqHsFOUwrLpp5z3Tuu8cafqR4Gt6zTcx_vmIQ6IvHyRx1Y/s1600/10644950_10202591421778089_5334381950584680523_n.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Prof Rhenald Kasali menjadi keynote Speaker dalam National Seminar NSBCamp di Balai Sidang, Universitas Indonesia, pada 17 September 2014</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv3JI8dSW76mbGZkx3zIXoIA1nsVF7edxSNr3vH2nlW9xgdndaXd8b543p6k7dQDEZfb2kfep0VIx66W4rLP6I6TfCA7U9RYZBdcxpsUDMT4mDJCfO6p7Wob0fb2g1IaW6H5tZhc1zcoI/s1600/10617571_629255590505263_259268055_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv3JI8dSW76mbGZkx3zIXoIA1nsVF7edxSNr3vH2nlW9xgdndaXd8b543p6k7dQDEZfb2kfep0VIx66W4rLP6I6TfCA7U9RYZBdcxpsUDMT4mDJCfO6p7Wob0fb2g1IaW6H5tZhc1zcoI/s1600/10617571_629255590505263_259268055_n.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Disela-sela kesibukannya, Prof Rhenald selalu memberikan ruang untuk mendengarkan kami yang ingin banyak belajar dari beliau dengan Rumah Perubahan-nya.dan karya-karya membangun bangsa lainnya.<br /><br /></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">***</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rasanya tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa sosok Prof Rhenald Kasali adalah seorang servant leader. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">‘Servant Leader’ yaitu pemimpin yang melayani,
pemimpin yang memimpin bukan sekedar untuk mendapatkan jabatan semata, tapi
juga dengan niatan mengabdikan diri untuk masyarakat yang dipimpinnya, pemimpin yang mau mendengarkan tidak hanya berbicara atas dasar kemauan dan kepentingannya sendiri, dan pemimpin yang jika masyarakatnya kesusahan tidak berpangku tangan tapi justru mencari-cari jalan
mengatasinya. Indonesia jelas sudah memiliki sosok-sosok seperti itu seperti Bu
Risma di Surabaya, Pak Ridwan Kamil di Bandung, Pak Ahok di Jakarta, dulu kita
mengenal sosok Pak Jokowi di Solo yang saat ini menjadi Presiden RI 2014-2019, juga Prof Rhenald Kasali dengan Rumah Perubahan-nya selama ini.</span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teman-teman pasti tahu bagaimana seorang servant leader bekerja, mereka tidak segan-segan langsung turun ke lapangan untuk membantu menyelesaikan masalah. Jabatan atau posisi seringkali membuat mereka sulit dijangkau, namun mereka menjadi berbeda karena masyarakat yang mereka pimpin begitu mudahnya menemui mereka ketika kita membutuhkan bantuan mereka.</span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dan menurut saya, Universitas Indonesia yang merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia membutuhkan seorang servant leader dalam kepemimpinannya. Saya sebagai alumni berulangkali mengalami bagaimana rumitnya birokrasi di kampus yang kata orang laksana menara gading tersebut, saya melihat dan merasakan sendiri bagaimana buruknya fasilitas bagi mahasiswa/i meskipun katanya salah satu universitas di Indonesia yang paling lengkap fasilitasnya, belum lagi infratruktur yang sudah rusak sana dan sini yang tentunya butuh perbaikan, dan masih banyak lagi hal yang membutuhkan pembenahan di Universitas Indonesia. Tentu hal-hal seperti itu tidak bisa dilakukan oleh pemimpin yang biasa-biasa saja, Universitas Indonesia (sekali lagi) membutuhkan seorang servant leader yang mau berbuat banyak untuk memajukan kampus ini, tentu juga orang yang sudah memiliki track record sebagai servant leader sebelumnya. Saya percaya dan mendukung Prof Rhenald Kasali menjadi Rektor Universitas Indonesia, semoga ketika terpilih nanti Prof mampu membawa Universitas Indonesia menjadi kampus kerakyatan yang benar-benar berkualitas Internasional, bukan sekedar slogan semata.</span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>Jakarta, 9 Oktober 2014</b></span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b><br /></b></span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>Alia Noor Anoviar</b></span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>CP. 081210311876</b></span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>Email : alia@dreamdelion.com</b></span></div>
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 24px;"><b>LinkedIn : https://www.linkedin.com/pub/alia-noor-anoviar/70/9a1/9b1</b></span></span></div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-23068594305815137922014-08-01T07:04:00.001-07:002014-08-01T07:04:31.633-07:00Generationpreneur Club! (2)<div style="text-align: justify;">
Pertama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan sambutan positif terkait ide GENERATIONPRENEUR CLUB, inshaAllah ini menjadi bukti banyaknya calon ibu yang sudah memikirkan masa depan anaknya semenjak dini bahkan ketika belum menikah sekalipun. <a href="http://alianooranoviar.blogspot.com/2014/07/generationpreneur-club.html" target="_blank">Fresh idea from the oven : Generationpreneur Club!</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa tanggapan terkait Generationpreneur dari twitter sesaat setelah saya kultweet tentang #Generationpreneur :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
@sitinurul : @sovafadillah boleh tuh ka buka parenting school huhu sebelum nikah, biar jadi Ibu yang diimpikan diri sendiri </blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
@dawinwinda : @alianooranoviar mauuuuk </blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
@dinputri : @alianooranoviar mau! How to join then? :3 </blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
@sovafadillah : unyu banget deh malam ini ngobrolin parenting ama calon ibu-ibu hebat. </blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
@tasyatobing : <3 blockquote="" nbsp=""><blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
@nadyamissun : kereeen kak! mau mau ikutan</blockquote>
<span style="text-align: justify;"> </span><br />
<div style="text-align: justify;">
Diskusi terkait Generationpreneur Club pun dibahas khusus lho di grup kakak-kakak Dreamdelion Cerdas, dilanjutkan diskusi di grup team Dreamdelion. Wah serius banget inshaAllah kami mempersiapkan Generationpreneur Club :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbagai masukan saya terima dari teman-teman baik internal Dreamdelion maupun dari pihak eksternal yang Alhamdulillah semakin memberikan inspirasi tentang konsep Generationpreneur Club.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun tentunya ada yang mengganjal dari konsep Generationpreneur, mungkin karena pemahamannya belum satu hehe... Jadi beberapa teman mengkritik terkait kata 'entrepreneur' yang diartikan mengarahkan anak menjadi pebisnis, jadi semacam membatasi masa depan anak --- anak harus jadi pebisnis. Oh bukan begitu teman-teman :3 Coba kita lihat definisi entrepreneur dulu yuk!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Entrepreneur is someone who exercise initiative by organizing a venture to take benefit of an opportunity and, as the decision maker, decides what, how, and how much of a good or service will be produced (www.businessdictionary.com)</blockquote>
<br />
Jadi entrepeneur pada kata 'Generationpreneur' tidak berarti sempit diartikan bagaimana seorang ibu akan menjadikan anak-anaknya menjadi pebisnis, tapi bagaimana mereka (anak-anak) bisa memiliki jiwa entrepeneur apapun profesinya. Bahkan pada pekerjaan saya sekarang di sektor perbankan ada lho jabatan 'BME' atau 'Branch Manager Entrepreneur'. Nah sekarang inshaAllah semakin jelas kan?<br />
<br />
Seperti apa sih karakter seorang entrepreneur? Teman-teman bisa mengetahuinya dengan membaca : <a href="http://www.entrepreneur.com/article/235378" target="_blank">Karakter Entrepreneur</a><br />
<br />
Nah semoga Generationpreneur Club bisa menjadi sarana silahturahmi kita yaaa, Ladies! Berbagi ilmu untuk bekal kita nanti sebagai ibu, inshaAllah.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIm0IH_zb8uZbLqhmRczyqaO03AFHHptzCCnz9ETOJH1nIQcGqMtACl_mmr-Kc8JB4l0uxN0ADfUYvCJ3lq4ySJ8kDIgRIiYOkob8LvOferd5fBFdeqWYh4CatDnOF-mwW3XfwAdxSVBY/s1600/10458651_10202434258043455_3586552639517456722_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIm0IH_zb8uZbLqhmRczyqaO03AFHHptzCCnz9ETOJH1nIQcGqMtACl_mmr-Kc8JB4l0uxN0ADfUYvCJ3lq4ySJ8kDIgRIiYOkob8LvOferd5fBFdeqWYh4CatDnOF-mwW3XfwAdxSVBY/s1600/10458651_10202434258043455_3586552639517456722_n.jpg" height="320" width="319" /></a></div>
<br /></3></blockquote>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-81729809449993300122014-07-31T02:40:00.001-07:002014-07-31T02:40:36.627-07:00Dreamdelion : Dream with Purpose (1)<div style="text-align: justify;">
Melewati 2 tahun lebih kebersamaan bersama Dreamdelion. Melaju dari satu cerita ke cerita lainnya bersama teman-teman dan masyarakat yang berdaya bersama kami. Melewati fase demi fase yang tidak jarang membuat kami diliputi canda tawa, tangis duka, atau sekedar perasaan lega dan tidak enak rasa. Perjalanan ini tentu masih sangat panjang, masih banyak mimpi-mimpi yang belum kami realisasikan, masih banyak yang baru sekedar menjadi rencana dan cita-cita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang bertanya apa yang sebenarnya kami cari dari perjalanan ini? Mereka melihat kami berletih-letih, tanpa imbalan yang berarti. Tapi justru untuk kami, bisa berbuat walau sedikit untuk orang-orang yang membutuhkan adalah sebuah prestasi. Ketika kami belum punya apa-apa, ketika kami bukan siapa-siapa, terutama ketika kami masih dengan semangat idealisme untuk tidak egois memikirkan diri sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Satu demi satu cerita terukir dengan manisnya, saya senang bisa menjadi bagian di dalamnya. Menjadi bagian dari sejarah sudah biasa, mengapa kita tidak menciptakan sejarah? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengawali kisah Dreamdelion jujur saya katakan bukan hal yang mudah, mengalami penolakan demi penolakan dari masyarakat yang menjadi sasaran program pemberdayaan. Masyarakat yang tinggal pada lingkungan kumuh perkotaan seperti Manggarai (Jakarta Selatan) biasa dihadapkan dengan bantuan-bantuan instan berbentuk <i>charity</i>. Mereka sudah berada pada <i>comfort zone</i>-nya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang mereka rasakan. Menjadi lebih baik seolah bukan pilihan, apalagi janji-janji surga yang menawarkan perubahan hidup lebih baik bagi mereka sebelum Dreamdelion datang membuat mereka menjadi tawar terhadap kata 'perubahan'.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersyukur pernah diberikan bekal kenekatan untuk memasuki gang demi gang, meskipun sambutan kurang menyenangkan datang dari mereka. Gang-gang sempit yang nyaris tanpa penerangan, karena rumah-rumah saling berdempetan sehingga tidak menyisakan ruang untuk matahari masuk ke dalamnya, menjadi saksi kesungguhan ingin melakukan perubahan. Saat itu saya mengajak mereka untuk berkumpul di Balai PAUD, saya bilang akan memberikan pelatihan kerajinan tangan kepada masyarakat untuk selanjutnya dijual. Berbagai tanggapan datang, tapi ada tanggapan dari salah satu warga yang tidak pernah saya lupa sampai sekarang, hal ini yang menjadi pelecut untuk tidak hanya sekedar memberikan harapan.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
"Mbak yang dulu kan? Aduh mbak sudah lama, sudah 4 bulan... Dulu mbak janji mau ngajarin kita bikin sajadah terus dijual, kita tunggu-tunggu sampai bosen dan lupa. Eh sekarang nawarin lagi, mahasiswa mah emang gitu janji doang..." ujar salah satu warga.</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Degh...!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mencoba mengingat-ingat, empat bulan lalu saya masih di Thailand. Rasa-rasanya juga baru kali ini saya menawarkan program pemberdayaan kepada masyarakat. Dan sajadah? Bahkan saya tidak pernah merasa menawarkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu saya pun mencoba menjelaskan dan benar saja ternyata karena sama-sama menggunakan jilbab sehingga si ibu tadi mengira saya adalah seseorang yang muncul 4 bulan lalu. Ini hanya salah satu alasan mengapa sulit mengajak masyarakat ketika itu untuk tergerak, terlebih saya yang tidak tau bagaimana cara pendekatan yang tepat bagi mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Motivasi terbesar saya ketika itu hanya untuk mendapatkan pendanaan agar sanggar belajar dapat terus berjalan. Bantuan dari pihak lain yang tidak kontinyu, tabungan semakin menipis, dan jumlah pengajar yang mau terlibat kegiatan sangat minim membuat gerak sanggar tidak sesuai yang diharapkan. Saya sebagai mahasiswi fakultas ekonomi tidak paham bagaimana mengajar anak-anak sehingga yang saya lakukan setiap kesana hanya mendiamkan anak yang menangis, bertengkar kadang sampai main pukul-pukulan, dan beragam tingkah lainnya dari mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbicara tentang sanggar belajar, awalnya difokuskan untuk memberikan pendidikan karakter. Namun pada proses berjalannya sama saja memberikan kelas-kelas pelajaran yang juga dipelajari di sekolah. Anak-anak yang ditangani pun sangat unik, mereka sangat sulit diminta menurut. Hal ni diakui oleh para pengajar terutama yang tidak hanya mengajar di sanggar belajar kami ketika itu. Kehilangan kesabaran akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi saja kegiatan yang ada, sampai saatnya tiba di hari dimana saya ingin menyampaikan keputusan itu pada anak-anak terjadi percakapan antara kami, percakapan yang membuat Dreamdelion ada sampai saat ini dan inshaAllah seterusnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari itu anak-anak sangat manis tidak seperti biasanya, tenaga saya tidak terkuras seperti biasanya juga meskipun hanya sendiri menghadapi sekitar 15 anak. Saat jam sanggar sudah akan berakhir, kami pun duduk melingkar. Muncullah celetukan-celetukan mereka, mereka ingin kegiatan sanggar tidak hanya satu kali seminggu karena mereka suka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tidak pernah menyangka akan muncul kesan yang sangat baik dalam diri mereka terhadap kegiatan sanggar, mengingat hampir setiap minggu kesana saya selalu marah-marah dan ngambek karena mereka nakal. Akhhh hari itu, satu persatu memeluk saya dengan gaya merajuk khas anak-anak. Saya tidak menjanjikan apa-apa kepada mereka, tapi jelas apa yang mereka inginkan juga menjadi keinginan saya agar kegiatan kami tidak hanya di hari minggu pagi, seminggu sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkeliling gang, mengundang ibu-ibu setempat untuk hadir. Sesuai jadwal jam 11.00 pagi di hari minggu ketika itu, saya hanya mendapati 7 orang hadir yang terdiri dari 5 ibu, 1 anak SMK, dan 1 anak yang sudah putus sekolah. Padahal sekitar 40 rumah saya datangi dimana satu rumah bisa terdiri dari 1-3 KK. Saya tidak bisa menyembunyikan kekecewaan, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah pertama memang selalu terasa sangat berat, namun langkah selanjutnya tidak akan tercipta tanpa adanya langkah pertama bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjelaskan kepada mereka tentunya bukan pekerjaan yang mudah, yang ditanyakan pasti tidak jauh-jauh dari 'uang'. Sekali lagi jangan menjanjikan agar jika tidak dapat memenuhinya, tidak ada yang merasa kecewa. Melihat semangat 7 orang yang hadir nyatanya bisa mengubah mood saya sebelumnya, ya inshaAllah bisa. Harus optimis!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa saja yang dijelaskan pada pertemuan pertama?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Model kegiatan yang akan dilaksanakan misalnya kegiatan dilakukan berapa kali dalam satu minggu dan pada hari apa juga berapa jam dan kegiatan yang dilaksanakan seperti apa (menjahit/melukis/menggambar dll).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dimana harus ditekankan pada kebermanfaatan masyarakat sasaran dan tidak hanya menekankan pada aspek finansial tapi juga non finansial seperti keahlian yang akan didapatkan oleh mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Sistem insentif atau manfaat yang akan diterima dimana harus jelas peraturan dari awal seperti kalau di Dreamdelion yang bekerja akan mendapatkan bahan baku lalu bisa dikerjakan di rumah dan diperiksa setiap minggu, yang lolos standar bisa dijual akan mendapatkan insentif per pcs produk sesuai kesepakatan di depan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Lama program berjalan, siapa yang akan terlibat, dan sejauh apa peran masyarakat yang mendapatkan program tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjajYRqY9E1YhBbwGswjnzV7_wJm-RZwMZkOn_Ih-6BnzgyK23TBtQXVOr4GUBtL4WgSW1SIRIsQ1F7YeGnQLPUi8CSuu-vrxhG-TqUOKsy5qMkbf7ugsx_LtbFyv0DkSgx1SBMX9lf8e8/s1600/428852_300238696740289_874891427_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjajYRqY9E1YhBbwGswjnzV7_wJm-RZwMZkOn_Ih-6BnzgyK23TBtQXVOr4GUBtL4WgSW1SIRIsQ1F7YeGnQLPUi8CSuu-vrxhG-TqUOKsy5qMkbf7ugsx_LtbFyv0DkSgx1SBMX9lf8e8/s1600/428852_300238696740289_874891427_n.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pelatihan pertama Dreamdelion.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat beberapa hal yang harus diantisipasi sejak awal seperti bagaimana menjaga motivasi masyarakat agar tetap bersemangat melaksanakan program, terutama bagaimana menjaga motivasi diri sendiri dan tim yang terlibat karena ini sangat penting. Kedua, ketersediaan modal untuk melaksanakan program dan sebanyak apa error diperbolehkan terjadi. Ketiga, bagaimana menjaga kegiatan dapat terus berlangsung misalnya kalau di Dreamdelion berarti pemasaran produknya harus kemana dan setiap bulan harus terjual berapa agar operasional tidak terganggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(Con't)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
info@dreamdelion.com</div>
<div style="text-align: justify;">
www.dreamdelion.com</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-55824794569933016422014-07-28T00:37:00.000-07:002014-07-28T00:37:09.944-07:00Generationpreneur Club!Randomly, saya punya ide di hari raya ini hahaha... Sejak ada Dreamdelion yang pelan tapi pasti mewujudkan ide-ide saya dan teman-teman, saya semakin merasa bebas dan berani untuk memiliki ide karena inshaAllah merealisasikannya hanya menunggu komitmen dan waktu saja.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Sejak ada Dreamdelion juga dan sanggar belajar Dreamdelion Cerdas mengadakan kegiatan entrepreneurship dan kelas profesi untuk anak-anak di Manggarai, saya jadi pengen punya semacam Mompreneur Club. Anw emang saya itu orangnya gampang pengenan hahaha jadi jangan kaget kalau ada yang nyeletuk sesuatu di Dreamdelion, saya langsung asal tunjuk buat yang bilang agar bisa merealisasikannya (klo kata anak-anak Dreamdelion "Hati-hati ngomong di depan kak via..." Hahaha...)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi saya waktu itu mikir, ntarlah bikin Mompreneur Club kalau sudah punya anak sendiri. Mmm tapi kayaknya terlalu lama kalau nunggu itu ya, jadi saya pikir kalau niat baik itu harus banget disegerakan. Niat baik buat bikin Mompreneur Club maksudnya! Nah tapi ternyata sudah ada >>> <a href="http://indonesiamompreneur.com/" target="_blank">Website Mompreneur</a> Berarti harus cari nama yang lain dong ya dan konsepnya juga harus berbeda, kalau mompreneur.com fokusnya ke ibu-ibu rumah tangga yang juga pebisnis nih, menarik banget kalau buat yang mau belajar dan cari inspirasi. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya sebenarnya terkesan dengan cerita Ibu saya beberapa bulan lalu yang akhirnya memberikan ide baru untuk saya, menjadikan adik saya Musa sebagai percobaan untuk proyek yang akan saya buat ini...</div>
<div>
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
Musa punya ayam di rumah dan ayamnya bertelur lebih dari 10 telur. Ceritanya dia lagi pengen sesuatu untuk dibeli nih tapi Ibu nggak mau beliin dia. Dan tau saudara-saudara apa yang dia perbuat? Dia akhirnya mengajak Ibu untuk keliling dari rumah ke rumah menjual telur-telur ayam tersebut. Nah dari situ dia dapat uang lebih dari Rp 100.000,- lho entah memang harganya atau orang kasih dia karena kegigihannya. Waktu telpon, dia cerita dengan bahagianya hahaha si adek :3 Akhirnya saya dapat ide, pengen banget mencetak adik-adik saya menjadi entrepreneur. But, I'm still have no idea to make it real -_- </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Sampai akhirnya Ibu cerita kalau adek sudah berani bantu untuk mandiin kambing, sudah tau kan kalau ada Dreamdelion Ngawi? Meskipun belum seberapa karena masih sekitar 5 kk yang mendapatkan program ini, namun inshaAllah optimis akan berkembang dengan baik. Nah memang ada beberapa kambing yang letak kandangnya pas di belakang rumah, Musa sebenarnya takut sama kambing tapi sekarang sudah berani, hebat yaaa adek! </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Musa setiap kali telpon selalu minta mainan, yaudah saya bilang aja ke Ibu gimana kalau setiap mandiin kambing maka dia mendapatkan insentif jadi nggak kebiasaan minta tapi mengusahakan sesuatu yang dia inginkan. InshaAllah cara itu akan bikin dia lebih mandiri kan? Bukan karena tak sayang, justru karena sayang banget sama adek sendiri jadi nggak boleh manjain adek hahaha... In the next 5 years from now, my target is make him as an independent entrepreneur! That's means he has his own capital for his business.</blockquote>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEignJgJRTGp1suIF_SAxm4Fh_6YJmjoPcfXH1E4hs20kLIN-3znM9phUb-hRGrj20Q0U9RYUVELS7Bln2AffQBrlLIMvpjWQc5jMjC0NCsfaiXm3A_jI04ZZdqawy-QwImoRxKp0adiWX4/s1600/Foto0440.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEignJgJRTGp1suIF_SAxm4Fh_6YJmjoPcfXH1E4hs20kLIN-3znM9phUb-hRGrj20Q0U9RYUVELS7Bln2AffQBrlLIMvpjWQc5jMjC0NCsfaiXm3A_jI04ZZdqawy-QwImoRxKp0adiWX4/s1600/Foto0440.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Musa saat masih takut sama kambing :3</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>And now I proudly present :</b></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-large;">GENERATIONPRENEUR CLUB</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Generationpreneur Club merupakan kumpulan dari calon ibu yang ingin belajar menjadi wirausaha dan menjadikan anak-anaknya wirausaha di masa depan (belajar untuk menciptakan generasi entrepreneur). Being a mom is a big deal, ladies. We must prepare our best until that moment happen :)<br />
<br />
Kapan launching-nya dan bagaimana konsepnya? Tunggu saja inshaAllah tanggal 18 Agustus 2014 akan saya share yaaa :D Hahaha... Hopefully banyak yang tertarik dan mau gabung :) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-86448571853372991872014-07-20T06:57:00.003-07:002014-07-20T06:57:53.756-07:00Bagaimana Rasanya Menjadi Ibu? (2)<blockquote class="tr_bq">
"Rasa-rasanya ini pengalaman pertama saya benar-benar menjadi Ibu untuk mereka. Akkkkkhhhh saya tidak memungkiri bagaimana sulitnya mengatur mereka, tapi saya bahagia setiap kali mereka menurut tanpa menangis dan tanpa menunjukkan wajah masam. Apalagi ketika apa yang saya katakan disambut dengan tawa, sebenarnya senyum mereka saja lebih dari cukup untuk saya, aihhh manis sekali anak-anak ini!"</blockquote>
<br />
Sepulang dari acara A Walk to Share dari KHI, kami pun dengan suka cita pulang bersama. Ya yaaa yaaaa tentu anak-anak sangat senang karena mereka masing-masing mendapat tas baru dan alat sekolah.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Kalian Happy?"</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
"Happyyyyy kakkkkk" dengan wajah berseri-seri.</blockquote>
<br />
Anak-anak mendapatkan makanan kotak, sementara saya dan marissa tidak hahaaaa lupa nggak ambil makanan sehingga kami memutuskan ke KFC. Makan bersama disana, sepanjang makan mereka tidak berhenti untuk menceritakan semua yang mereka jalani hari ini. Mereka membahas semuanya, terlebih Uma dan Dias yang membuka kado mereka ternyata untuk orotan pensil hehe :)<br />
<br />
Mereka makan puding dan es krim setelah makan sekotak nasi yang diberikan panitia, ketika ada yang tidak menghabiskan makanannya maka yang lain menasehati. Aduhhh anak-anak pintar sekali yaaa.<br />
<br />
Kali ini kami pun menunggu kereta menuju Manggarai. Sempat terpisah saya dan Emil lalu marissa bersama Uma, Dias, dan Dandi. Sempat panik lalu saya dan Emil pun menunggu di Stasiun Jayakarta. Alhamdulillah perjalanan yang menyenangkan, saya dan marissa senang sekali, anak-anak Alhamdulillah sangat senang inshaAllah. Mengantar mereka sampai rumah, semoga menjadi pengalaman yang baik untuk Dias, Uma, Kemil, dan Dandi.<br />
<br />
(end)<br />
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-44409567643026097312014-07-12T23:54:00.001-07:002014-07-12T23:54:17.193-07:00Bagaimana Rasanya Menjadi Ibu?Berawal dari kajian-kajian kemuslimahan yang saya ikuti sejak semester 4 di bangku kuliah, namun hanya sekali dua kali alias tidak sering karena bisa dihitung jari. Saya kurang merasa tertarik dengan kajian-kajian seperti itu karena hanya berupa teori dan berbagi pengalaman dari pembicara, sementara saya tidak merasakan apa yang dibicarakan.<br />
<br />
Namun semenjak ada sanggar Dreamdelion dengan programnya parenting program, saya menjadi tertarik dengan kajian-kajian yang berhubungan dengan bagaimana pola asuh anak, bagaimana cara menghadapi anak dengan berbagai tipe atau karakter, bagaimana memberikan pembelajaran kepada anak, fase-fase penting dalam tumbuh kembang anak, dsb. Dan sejak itu juga saya rutin mengikuti parenting program diluar yang diadakan oleh Dreamdelion Cerdas.<br />
<br />
Semakin belajar rasanya semakin bertanya-tanya, "Nanti di masa depan, saya akan menjadi Ibu yang seperti apa?"<br />
<br />
Tulisan ini jauh sekali dari unsur kegalauan ataupun kode-kodean hahaha, sungguh sedang tidak berminat dengan yang seperti itu saat ini. Tulisan ini saya buat sekedar ingin berbagi pengalaman sekaligus rasa terima kasih saya kepada seseorang istimewa bernama Ibu,<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Dear Mom, terima kasih sudah menjadikanku seperti yang saat ini, merawatku dengan ketelatenan, membuatku tumbuh tanpa dimanjakan, dan mengajarkanku tentang banyak hal yang istimewa. Orang bilang aku replikasi dari Ibu, mungkin iya ya untuk keras kepalanya dan kenekatannya. Tapi jelas aku ingin menjadi lebih baik dari Ibu, sepertinya kita selalu berkompetisi untuk menunjukkan siapa yang terbaik diantara kita, iya kan Bu? Hehehe..."</blockquote>
<br />
Saat ini bisa dibilang usia yang rawan dengan pertanyaan : "Kapan menikah"<br />
<br />
Setiap kali menanggapi pertanyaan itu kadang-kadang saya menanggapi iseng, "Duh ngomongin nikah banget, yang direncanain serius aja belum tentu kejadian apalagi yang nggak direncanain." (IFYWIM hahahaaaa)<br />
<br />
Ketika memikirkan tentang pernikahan maka saya akan berpikir dengan satu hal yang melekat pada pernikahan, yaitu kehadiran anak-anak dari pernikahan tersebut. Itu juga yang membuat saya selalu menanyakan pentingnya anak terutama aspek pendidikan pada anak kepada orang-orang yang menyampaikan niat baiknya kepada saya.<br />
<br />
Baiklah saya mulai ceritanya ya tentang "Bagaimana rasanya menjadi Ibu?"<br />
<br />
Saat ini saya melakoni dua profesi, yaitu sebagai sociopreneur melalui Dreamdelion dan sebagai banker di salah satu dari lima bank terbaik di Indonesia. Kedua profesi tersebut mengajarkan saya tentang banyak hal terutama karena interaksi saya dengan para ibu. Seringnya mendengar curhatan para ibu tentang anak-anak mereka membuat saya tidak berhentinya mengeksplor untuk mencari jawaban, "Lalu ibu yang ideal itu seperti apa?" Dan belum dapat jawabannya sampai saat ini.<br />
<br />
Membayangkan beberapa teman di bank yang sedang dalam kondisi hamil namun tetap bekerja dan pulang malam, rasanya mmm... agak-agak takut gimana gitu saya dengan kondisi baby di dalam perutnya, terutama pekerjaan di tempat saya yang tingkat stresnya tinggi. Tapi mereka survive dan terlihat tetap bahagia juga positif dalam keseharian. 9 bulan masa kehamilan tentu bukan masa-masa yang dapat diremehkan, masa depan seorang anak ditentukan sejak masih di dalam perut ibunya. See ladies, peran kita sangat penting membentuk masa depan bangsa ini karena calon-calon pemimpin masa depan inshaAllah adalah anak-anak kita.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpM5vDsm4vA1kJj5nQnhfvNY6r5QDBX26yAUyWsWCpFUaqAJ27OQnuKq5tPuvV1kvut5pHM6OLR1dSj1pnrNuYEkezfeYGvz8LLMXqHKKG7YrGyiatvYRFEMKkQ6ukgoG-ps3MpL7jT0Y/s1600/IMG_9141.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpM5vDsm4vA1kJj5nQnhfvNY6r5QDBX26yAUyWsWCpFUaqAJ27OQnuKq5tPuvV1kvut5pHM6OLR1dSj1pnrNuYEkezfeYGvz8LLMXqHKKG7YrGyiatvYRFEMKkQ6ukgoG-ps3MpL7jT0Y/s1600/IMG_9141.JPG" height="320" width="238" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bersama seorang bayi di Desa Cibereum, Cisarua, Bogor saat mengisi acara K2N UI.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah masa 9 bulan kehamilan, seorang Ibu menjadi 'relawan' untuk anaknya ketika melahirkan. Tidak sedikit Ibu yang tidak terselamatkan, setidaknya salah satu teman saya mengalaminya. Anaknya selamat sementara Ibunya mengalami pendarahan sehingga meninggal dunia. Akhhhh saya masih sering menyebalkan ke Ibu, "Maaf yaaa bu ntar nakalnya aku kurang-kurangin deh :p"<br />
<br />
Nah kemarin ini saya baru saja merasakan sendiri bagaimana berperan menjadi Ibu untuk 4 anak Sanggar Dreamdelion, beruntung sekali ada Marissa --- nggak bisa membayangkan kalau sendirian O_O<br />
<br />
<br />
12 Juli 2012. Kami mengajak 4 anak sanggar Dreamdelion untuk mengikuti acara Indohistoria. Uma, Kemil, Dias, dan Dandi dipilih karena mereka anak-anak termanis dalam artian lebih menurut dan pendiam dibandingkan anak-anak lainnya di sanggar, selain itu usia mereka yang masih di kisaran 6-8 tahun membuat kami akan lebih mudah meng-handle. Saya dan Marissa menjadi pendamping mereka berempat kemarin.<br />
<br />
Kami berangkat dari Stasiun Manggarai, saya memegang Dias dan Uma sementara Marissa dengan Dandi dan Kemil. Anak-anak sangat antusias selama perjalanan berangkat. Beruntung suasana kereta tidak penuh seperti biasanya, anak-anak pun duduk di bangkunya masing-masing. Awalnya sangat manis-manis, beberapa menit kemudian mulai berdiri di atas kursi, mulai bertanya ini dan itu, lalu bergelantungan dengan pegangan tangan di atas. Dan peran kami berdua sebagai pendamping mulai terasah.<br />
<br />
Seperti yang saya pelajari dalam salah satu parenting program, "ketika anak-anak tidak mengikuti aturan maka beritahu kepada mereka tentang sanksi jika mereka tidak memenuhi aturan dengan tegas tanpa menyakiti, bukan bermaksud membuat mereka ketakutan tapi memberikan pengertian." Mereka pun mulai menurut, namun tidak sekali dua kali mengulangi ketika kami lengah. Seisi gerbong melihat ke arah kami, positive thinking saja lah dilihatin karena anak-anak lucu :p<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGVs8qn49FJBmlx847ZMABw3MDxjnAB1lWk7icL9BNDkqgysa8Q6dlPLlzgFD5DLHYbxdOysxmK0SmF_av9SXf6BR_tedcRQWqDBmKbIuXvbYvDSZ2wU6O37d6SDe1uOqLGagCPS4leyE/s1600/DSC_0099.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGVs8qn49FJBmlx847ZMABw3MDxjnAB1lWk7icL9BNDkqgysa8Q6dlPLlzgFD5DLHYbxdOysxmK0SmF_av9SXf6BR_tedcRQWqDBmKbIuXvbYvDSZ2wU6O37d6SDe1uOqLGagCPS4leyE/s1600/DSC_0099.jpg" height="238" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sesampainya di Stasiun Jakarta Kota, kami menuju Museum BI. Tertinggal dari rombongan lainnya karena anak-anak lama sekali persiapannya, jadi teringat dulu saat masih kecil mau pergi sama Ibu yang paling dipikirin sama Ibu juga menyiapkan anak-anaknya (saya dan adik).</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Beberapa kali hampir keserempet kendaraan, huwaaaa bawa anak orang -_- Padahal sudah dijagain banget, tapi anak-anak sangat sulit dikendalikan di jalan. Kembali kami mengingatkan tentang aturan dan mulai memberitahu sanksi yang akan mereka dapatkan jika tidak menurut : "Kakak tidak akan lagi mengajak kalian jalan-jalan kalau tidak menurut sama kakak..."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sampai juga kami di Museum BI bertemu dengan Anna dan Kang Asep Kambali dari Indohistoria. Anak-anak dipakaikan pin pengenal untuk memulai perjalanan sambil belajar sejarah hari itu.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVCbH0pdEgrrBtuMqNUPNcgTCo8CJMlT1V6d1qyc3Tw0BYoLysnzLEDgRD524JXiKXpjpSD9AgY9AEImU6ZuB9_mMwB9XAIHgWhR1HDbK35RjEDpwI98vmuuCYoJi_gy6Y7vEMQNu_s3s/s1600/IMG_9156.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVCbH0pdEgrrBtuMqNUPNcgTCo8CJMlT1V6d1qyc3Tw0BYoLysnzLEDgRD524JXiKXpjpSD9AgY9AEImU6ZuB9_mMwB9XAIHgWhR1HDbK35RjEDpwI98vmuuCYoJi_gy6Y7vEMQNu_s3s/s1600/IMG_9156.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
Selama perjalanan, anak-anak bernyanyi semau mereka, mengoceh tentang apapun yang mereka lihat, dan kembali bertanya ini dan itu. Yaaaaap saya tau mengapa menjadi Ibu itu harus cerdas karena anak-anak jaman sekarang sangat kritis dalam bertanya dan kita sebagai perempuan dituntut mengerti banyak hal.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivUfgV2tr2uecRDq-z-UzbYOCjj6nOJUjXcmKlTrEAiPkj_YVejn46GWXLD10ZKcYvuyc1ndY8iE3G1v_rPdFW7haPsjuyRUGGZM02dxMbAZZXg3mALCVrLGVUgllZ9zcCVEygYSQ7gsU/s1600/IMG_9158.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivUfgV2tr2uecRDq-z-UzbYOCjj6nOJUjXcmKlTrEAiPkj_YVejn46GWXLD10ZKcYvuyc1ndY8iE3G1v_rPdFW7haPsjuyRUGGZM02dxMbAZZXg3mALCVrLGVUgllZ9zcCVEygYSQ7gsU/s1600/IMG_9158.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn6_kELwMlLlHSiWdoF13j0ZZxeMmJffG-MBkFKVn-XCxfeyweDONy08ETJmmcUb0jXbjjicYFj5pDs2OKJvaO2t6CLWnknK7FxTHjJ3wrvfFBpJoc4nJrACuS2nEfYb6qBWE6oOpU9cs/s1600/IMG_9159.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn6_kELwMlLlHSiWdoF13j0ZZxeMmJffG-MBkFKVn-XCxfeyweDONy08ETJmmcUb0jXbjjicYFj5pDs2OKJvaO2t6CLWnknK7FxTHjJ3wrvfFBpJoc4nJrACuS2nEfYb6qBWE6oOpU9cs/s1600/IMG_9159.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGlcFWyJTtO8S0VBxqwv9KbP-GRchtgnflJ9mQbydj2oYOO2wUwII43AElDCs-cj2iSuvzFtptlBWq07EETQdFHL6Frip1EIyUoLNJtIVHbN3UGOtiMcLH19cpvNnJwScwnPuYg70Y2MA/s1600/IMG_9160.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGlcFWyJTtO8S0VBxqwv9KbP-GRchtgnflJ9mQbydj2oYOO2wUwII43AElDCs-cj2iSuvzFtptlBWq07EETQdFHL6Frip1EIyUoLNJtIVHbN3UGOtiMcLH19cpvNnJwScwnPuYg70Y2MA/s1600/IMG_9160.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihvX4LZOTwMTqC98hQy1ERJKdvBDnHrRP9cui0wm2ycXN3MFVpKHufMTOlXmke14Ue-wkO9GrmLCs0NrCLWoW4Pal9uXIIJo0UuoJCGL091cJl6gSMcE8VE2PJZuPvp1svx51c6IneLT8/s1600/IMG_9164.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihvX4LZOTwMTqC98hQy1ERJKdvBDnHrRP9cui0wm2ycXN3MFVpKHufMTOlXmke14Ue-wkO9GrmLCs0NrCLWoW4Pal9uXIIJo0UuoJCGL091cJl6gSMcE8VE2PJZuPvp1svx51c6IneLT8/s1600/IMG_9164.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW3RMbDcfJXEu7zvtgDiH5vFXbhJTzjV2UBwLqbsX_sFSRrVeXnWOovMl04uUzY33ySYXq1Oco2nzti8A9-O7kdVBoDwn4O1eSiyAE5yTag-hQOeGdhaZU0GIbfVXDpDDB6B-vV25y4io/s1600/IMG_9169.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW3RMbDcfJXEu7zvtgDiH5vFXbhJTzjV2UBwLqbsX_sFSRrVeXnWOovMl04uUzY33ySYXq1Oco2nzti8A9-O7kdVBoDwn4O1eSiyAE5yTag-hQOeGdhaZU0GIbfVXDpDDB6B-vV25y4io/s1600/IMG_9169.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGTnqRB7Xfw51nDs1ha3LP8xmiY0rUByVx7HmXOGXt3OJ9_zb6cIDZFbk5PvxY4-l9xpo4qMX0ABqllFDnz9VpsEVs2GaNk0g_IjjiO1LmCXJuIJvit6x3Ujp9bM6V2PWnHyZ8TP6mSFs/s1600/IMG_9170.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGTnqRB7Xfw51nDs1ha3LP8xmiY0rUByVx7HmXOGXt3OJ9_zb6cIDZFbk5PvxY4-l9xpo4qMX0ABqllFDnz9VpsEVs2GaNk0g_IjjiO1LmCXJuIJvit6x3Ujp9bM6V2PWnHyZ8TP6mSFs/s1600/IMG_9170.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVkjZxrnCvysNsX-lAXb_jMBmonNQSg71Zrd-CT7-isAZJ8gTeWX9kN2qrohlHjP5U6St7OH9J2OUJvP2_kCB3sTmHggguf5hvxh9WqfYKp07ovCYIdRyXZj4nxQq8nG-JYIC4kYLsTGI/s1600/IMG_9175.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVkjZxrnCvysNsX-lAXb_jMBmonNQSg71Zrd-CT7-isAZJ8gTeWX9kN2qrohlHjP5U6St7OH9J2OUJvP2_kCB3sTmHggguf5hvxh9WqfYKp07ovCYIdRyXZj4nxQq8nG-JYIC4kYLsTGI/s1600/IMG_9175.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhexqDBURIXpmWzOQkgcprqBAez82sQgxrK3Jj-ZZmUkrUZG_N_AJDsgVra3dw8wNciuyRk1a8jMOyomaDIPhWWUt9ffWMlBZmuO3bKe59opHLfI0U6eHYxVQdwBfCDvdqeNTToqzqVm6w/s1600/IMG_9180.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhexqDBURIXpmWzOQkgcprqBAez82sQgxrK3Jj-ZZmUkrUZG_N_AJDsgVra3dw8wNciuyRk1a8jMOyomaDIPhWWUt9ffWMlBZmuO3bKe59opHLfI0U6eHYxVQdwBfCDvdqeNTToqzqVm6w/s1600/IMG_9180.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHOGZQjbSH0fXSyyLEFjm5hmYrsSmIMSQ5kkKYF76WV0SUBt52cuZ4yWx9cbtiduxO-PmF9OyYpL5IhFqdfRrk1etygtgOHoHs_OC5Ia3BzesbrgV2ebfxJZRAaPRBBeUN6O7mgq7hdAA/s1600/IMG_9186.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHOGZQjbSH0fXSyyLEFjm5hmYrsSmIMSQ5kkKYF76WV0SUBt52cuZ4yWx9cbtiduxO-PmF9OyYpL5IhFqdfRrk1etygtgOHoHs_OC5Ia3BzesbrgV2ebfxJZRAaPRBBeUN6O7mgq7hdAA/s1600/IMG_9186.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDk8WYwKRQuD_05OBHZKSxOICxFNFOWjaGIFvypzc1JOZZeDI3qGtt0OuDpBjfVv6r0FTTceID9pRF9peVkGR2InHOsgojxIILvv7_hRmcC340fSGnuoEdOUKeQMJz7PIsNn0Si4zXEgw/s1600/IMG_9187.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDk8WYwKRQuD_05OBHZKSxOICxFNFOWjaGIFvypzc1JOZZeDI3qGtt0OuDpBjfVv6r0FTTceID9pRF9peVkGR2InHOsgojxIILvv7_hRmcC340fSGnuoEdOUKeQMJz7PIsNn0Si4zXEgw/s1600/IMG_9187.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
Melihat anak-anak menikmati perjalanan bersama teman-teman barunya membuat saya dan marissa sangat senang. Meskipun berulang kali mereka mengeluh capek dan selalu menanyakan kapan sampainya, tapi mereka menikmati tempat-tempat baru yang mereka kunjungi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7lmxsWKOUJ69sTCQbHJDVSvS0gVUu7gjYOCl9Gw16z8VhzJUM_V4fae3XRYX6Oj_7e3UrTASwcerP4GzGBoTbXqDXXfYgJH2pg0aFJIYkuqtnX12liUwWRM8Ux8v-TONyqKBDw8Tvvpk/s1600/IMG_9190.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7lmxsWKOUJ69sTCQbHJDVSvS0gVUu7gjYOCl9Gw16z8VhzJUM_V4fae3XRYX6Oj_7e3UrTASwcerP4GzGBoTbXqDXXfYgJH2pg0aFJIYkuqtnX12liUwWRM8Ux8v-TONyqKBDw8Tvvpk/s1600/IMG_9190.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgslVFq14wE1IX-9WPUDTXazysB5n9zG_OC7dkTTwJEf4E4x_10-RzH4da2dJN1sz0jAFgOSFNcWO69uwIxQEOwAjsJm_axkZltctDqd1_rHNLMotOd0uLcgu1W6TGkBTTEd2sZMFojVmg/s1600/IMG_9192.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgslVFq14wE1IX-9WPUDTXazysB5n9zG_OC7dkTTwJEf4E4x_10-RzH4da2dJN1sz0jAFgOSFNcWO69uwIxQEOwAjsJm_axkZltctDqd1_rHNLMotOd0uLcgu1W6TGkBTTEd2sZMFojVmg/s1600/IMG_9192.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaMvH_RyqxX9AOvX43AjbFTcqOO_bCkV70eHolS9sfKFz2CWkxJ_cGHTbsOfvdmXdMEiPiqKEXeOb2R-BtIeuBRUce5-vUfxCRcqZmWtgqYAA6xJhK6HjxdAZCN9eH56JD0T-JyaPr3tE/s1600/IMG_9195.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaMvH_RyqxX9AOvX43AjbFTcqOO_bCkV70eHolS9sfKFz2CWkxJ_cGHTbsOfvdmXdMEiPiqKEXeOb2R-BtIeuBRUce5-vUfxCRcqZmWtgqYAA6xJhK6HjxdAZCN9eH56JD0T-JyaPr3tE/s1600/IMG_9195.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8ZabJJdiXITD2ZtLOXYcaLR1zjL5_rTdcVxe2PPPkl_IfA6bdnbRy4U12igW2kL_NDrjgXprU4V65kQ5Ih8CyO7UWEVSdsAUWRL6Ddy5r1_qkh2_KJiT4uGuMPgPrAxF_L6BuCeTZ12I/s1600/IMG_9201.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8ZabJJdiXITD2ZtLOXYcaLR1zjL5_rTdcVxe2PPPkl_IfA6bdnbRy4U12igW2kL_NDrjgXprU4V65kQ5Ih8CyO7UWEVSdsAUWRL6Ddy5r1_qkh2_KJiT4uGuMPgPrAxF_L6BuCeTZ12I/s1600/IMG_9201.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV0YLiy5EKz9MXZCCafuqnfqSEHT_k-NOVcIjFxXevcjRsZRBbyIJXhVwhdKBI6MdRJWFA3I21ui-NO5YuzM3ezkvY7s9w_qFEDOjWjgtCkuZUs_DkRepLJqKfi1OUigU8rZyIDCRWERw/s1600/IMG_9202.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV0YLiy5EKz9MXZCCafuqnfqSEHT_k-NOVcIjFxXevcjRsZRBbyIJXhVwhdKBI6MdRJWFA3I21ui-NO5YuzM3ezkvY7s9w_qFEDOjWjgtCkuZUs_DkRepLJqKfi1OUigU8rZyIDCRWERw/s1600/IMG_9202.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGjNLdJP9gUzgX5wQfqMaH1AyRJ5W2r7gSA5qvcGtFh3D8AOlSnTMxD7d0xEp4q4vh0ng3VC3dSojoNqxP13vCrhX5S7Ph25s8loi4fZD9QkQseIRkE7JSEGi85prFDFiXI2LAvprdjs4/s1600/IMG_9212.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGjNLdJP9gUzgX5wQfqMaH1AyRJ5W2r7gSA5qvcGtFh3D8AOlSnTMxD7d0xEp4q4vh0ng3VC3dSojoNqxP13vCrhX5S7Ph25s8loi4fZD9QkQseIRkE7JSEGi85prFDFiXI2LAvprdjs4/s1600/IMG_9212.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
Selepas acara, kami pun menuju Auditorium Museum BI. Uma dan Dias mendapatkan kadoooo lho karena di pin nya ada tulisan KHI. Sementara Dandi dan Kemil tidak mendapatkan, nah disinilah kembali peran kami sebagai pendamping diuji. "Semua akan dapat hadiah karena menjadi anak yang baik, jadi tidak perlu sedih ya. Uma dan Dias mendapatkan hadiah karena ada tulisan yang diminta panitia di pin mereka..." kurang lebih begitu kami menjelaskan.<br />
<br />
Anak-anak membutuhkan penghargaan dan ketika mereka tidak mendapatkannya dari luar maka kita sebagai orangtua harus bisa mengapresiasi mereka agar mereka tidak merasa dibedakan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0Hglc5jQjPBx6OnN6YejrIk_2W7P3lVVu_sQpFphsTfylzokn60FaEYxvarWbuPl3h6PDMrgT-mld3MC8PGFpQHLHWmF8LCndNenfQywbj2y5Ty-j4_uzkghFtsbyJhjNr6tfoBUeyTk/s1600/IMG_9222.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0Hglc5jQjPBx6OnN6YejrIk_2W7P3lVVu_sQpFphsTfylzokn60FaEYxvarWbuPl3h6PDMrgT-mld3MC8PGFpQHLHWmF8LCndNenfQywbj2y5Ty-j4_uzkghFtsbyJhjNr6tfoBUeyTk/s1600/IMG_9222.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp2UPqlIKRx1ypIiZ4nv0rB2RGTowzpCiILMUYAgOJoZgX1JS16jzdH_UEV36pl5Hptxt5ittOx3V8ZQ-rnJR87vVULkvjHlzQGoWTyEFWItl5hfCsCZn1dix1fVLE6qYBMijPK0_ii2k/s1600/IMG_9223.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp2UPqlIKRx1ypIiZ4nv0rB2RGTowzpCiILMUYAgOJoZgX1JS16jzdH_UEV36pl5Hptxt5ittOx3V8ZQ-rnJR87vVULkvjHlzQGoWTyEFWItl5hfCsCZn1dix1fVLE6qYBMijPK0_ii2k/s1600/IMG_9223.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicGwLhNJin9jPAdr83NC1lXlB10Dk05QFJXPTSZsNzs3sRDtjjsGVlJ9CqRvgR_dfTcmeObi4_07F9go7BCZI9hrwQg95NM4xAE5rCdA3ssVW9F1VS_g5Wp3NX1-w8hA-ebiw5xehffjY/s1600/IMG_9227.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicGwLhNJin9jPAdr83NC1lXlB10Dk05QFJXPTSZsNzs3sRDtjjsGVlJ9CqRvgR_dfTcmeObi4_07F9go7BCZI9hrwQg95NM4xAE5rCdA3ssVW9F1VS_g5Wp3NX1-w8hA-ebiw5xehffjY/s1600/IMG_9227.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFZupzEpLNQWB2touSelqMLGNR74wHOZa_GQRZX14nZVeK1UjMC8hmUETWLdbo8Xm6p11GWi4XpDHSiQpwolPzFDSxxSEZonMz2LsSa1L9pMgM_-uJvmmVWOoECRhW2O5JHg-zBcXn2l8/s1600/IMG_9230.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFZupzEpLNQWB2touSelqMLGNR74wHOZa_GQRZX14nZVeK1UjMC8hmUETWLdbo8Xm6p11GWi4XpDHSiQpwolPzFDSxxSEZonMz2LsSa1L9pMgM_-uJvmmVWOoECRhW2O5JHg-zBcXn2l8/s1600/IMG_9230.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnteOTK7UoJ_ZXzrg1V2DeDE-VVDkcKAN7F_HXoz9YnNiRWxzjRZa3BzqcCQ3zkOxuX_GYOrzwZuckCABpkmsHSiNsKsFUzy0F6mLNJVNQH7ln8uQsBZTS16-eJdBy_N-uGQDiJ1Kqrwg/s1600/IMG_9234.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnteOTK7UoJ_ZXzrg1V2DeDE-VVDkcKAN7F_HXoz9YnNiRWxzjRZa3BzqcCQ3zkOxuX_GYOrzwZuckCABpkmsHSiNsKsFUzy0F6mLNJVNQH7ln8uQsBZTS16-eJdBy_N-uGQDiJ1Kqrwg/s1600/IMG_9234.JPG" height="238" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Setelah di Auditorim Museum BI, kami menuju Masjid untuk mendengarkan ceramah dan dongeng untuk anak-anak. Dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Setelah itu tentu foto bersama hehe karena katanya nih yang nggak foto maka tidak terekam dalam bagian sejarah hehe ^^ Anak-anak mendapatkan tas baru dan alat sekolah, Alhamdulillah senangnya. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Dan masih ada cerita saat kepulangan kami menuju Manggarai, nanti akan saya lanjutkan hehe karena saya harus pergi dulu mengikuti Buka Puasa Bersama di Manggarai.</div>
<br />
(To be continue)<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-58364230537538642682014-05-04T02:53:00.001-07:002014-05-04T02:55:28.297-07:00Rasa dan KataKadang kita hanya mampu berucap sepatah, dua patah kata.<br />
Itupun harus tersampaikan dengan terbata-bata.<br />
Jika ditanya karena apa, mungkin jawabannya adalah rasa.<br />
Namun, apa itu rasa? Kata orang rasa adalah sesuatu yang harus dijaga dengan kata.<br />
<br />
Rasa dan kata adalah dua kata yang (seharusnya) saling melengkapi.<br />
Karena rasa tercipta karena adanya kata, pun kata mulai muncul ketika ada rasa.<br />
<br />
Menjelaskan rasa dan kata dalam satu kalimat yang sama tidak akan pernah mudah,<br />
Baiklah aku akan memulainya; menjelaskan terlebih dahulu tentang rasa, selanjutnya kata.<br />
<br />
Perjalanan hidup pasti mengajarkanmu tentang rasa; aku, kamu, dan kita semua.<br />
Ada berbagai rasa, aku lebih suka menyebutnya nano-nano seperti merek permen yang berjuta rasanya itu lho, manis-asam-asin ramai rasanya!<br />
Pasti tanpa dijelaskan, kita sudah tau 'ada berapa tipe rasa?'<br />
Namun mungkin tidak semua dari kita tau tentang 'bagaimana mengungkapkan rasa?; Mmmm mungkin aku salah satunya.<br />
<br />
Kali ini aku ingin sedikit saja berbagi, tentang sedikit hal yang aku tau tentang cara untuk mengungkapkan rasa.<br />
Cara itu bernama 'Kata'...<br />
<br />
Memang tidak mudah mengekspresikan rasa dengan kata,<br />
Buktinya beberapa memilih diam untuk menyampaikan rasanya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0g3udJ4YkKPnC95ymOUCab5L7SlHeEWKozqQsrnO_J6kgxbqIMpnK7tRr5HRmcZO9i_2jxTIoWa0goMToAj7kSWxdjta3m5Q9NPbxUq3QxjkbtTjxkdhet0TBUv7t4rY9qqASayqGw04/s1600/images+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0g3udJ4YkKPnC95ymOUCab5L7SlHeEWKozqQsrnO_J6kgxbqIMpnK7tRr5HRmcZO9i_2jxTIoWa0goMToAj7kSWxdjta3m5Q9NPbxUq3QxjkbtTjxkdhet0TBUv7t4rY9qqASayqGw04/s1600/images+(1).jpg" height="227" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Ketika kamu memiliki rasa kecewa kepada dirimu sendiri, ingin menangis sekeras-kerasnya, merasa bersalah dengan apa yang kamu buat, dan berusaha mengembalikan suasana menjadi semula, mungkin kata yang pantas adalah 'Maaf'.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxgsKaeBW3cGpxjs163G_SaKwrP63PVkS9URdUlToSA5QgJVSqsQNWU_uSDNwloXKfK8dkJ8eioaqwVkf_7y0U097SPfXH-ifYmRWH4GWPqJhREkk7grjRV4yf9F7qqSVTsrGyitmEi34/s1600/danbo_in_the_rain_by_inzanenewbie-d5vsmn9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxgsKaeBW3cGpxjs163G_SaKwrP63PVkS9URdUlToSA5QgJVSqsQNWU_uSDNwloXKfK8dkJ8eioaqwVkf_7y0U097SPfXH-ifYmRWH4GWPqJhREkk7grjRV4yf9F7qqSVTsrGyitmEi34/s1600/danbo_in_the_rain_by_inzanenewbie-d5vsmn9.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Lalu saat ada hal tak biasa yang Tuhan berikan kepada kehidupanmu melalui siapapun itu, sesuatu yang mengejutkan namun membuatmu ingin terus tersenyum sepanjang hari, bisa jadi kata yang pantas adalah 'Terima Kasih'.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO2jfa7Ds7cmmEZZ0k5TDW1qBDT9M6U7agOXpHjmxWiKdfMGeeeVdFZ2QEppL0dFUWK133lIejDvwyDxNpXSPzS1QUUWKE9kuNsapPVty_zfZeNSNkQ9ebv_XGvJJv5TXg8pOsBJoV11A/s1600/253406_186853258031310_118677011515602_406121_824702_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO2jfa7Ds7cmmEZZ0k5TDW1qBDT9M6U7agOXpHjmxWiKdfMGeeeVdFZ2QEppL0dFUWK133lIejDvwyDxNpXSPzS1QUUWKE9kuNsapPVty_zfZeNSNkQ9ebv_XGvJJv5TXg8pOsBJoV11A/s1600/253406_186853258031310_118677011515602_406121_824702_n.jpg" height="226" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Hahaha pastinya masih banyak lagi contoh rasa yang bisa diekspresikan dengan kata, coba cari sendiri ya :) Kalaupun tidak bisa bukan berarti salah karena ada banyak cara mengungkapkan rasa, kadang bukan hanya dengan kata.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjet8LLx9eDxTcZvu_sH4gJmqzmdRmcrT6gFowoH-RZL3GrtFGrL1jVQha5bzrIYqP69L78wMYIQ6rxUfIZn7nBBr3NgboTzmF4m7MQ5QHdqcDvOAOG3Bs_5w1ExD4Jd3ky7cJGYA5l4y4/s1600/249038_184505868266049_118677011515602_392562_624513_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjet8LLx9eDxTcZvu_sH4gJmqzmdRmcrT6gFowoH-RZL3GrtFGrL1jVQha5bzrIYqP69L78wMYIQ6rxUfIZn7nBBr3NgboTzmF4m7MQ5QHdqcDvOAOG3Bs_5w1ExD4Jd3ky7cJGYA5l4y4/s1600/249038_184505868266049_118677011515602_392562_624513_n.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">
Jakarta Timur,4 Mei 2014</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">
Dari sebuah kamar dengan jendela terbuka lebar,</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">
Dengan sebuah keinginan untuk bisa menyatukan rasa dan kata.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">
<br /></div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-9433385811740900842014-04-30T21:13:00.002-07:002014-04-30T21:13:48.185-07:00Dinner with Scholar CIMB Niaga 09/10 :D<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKVKm2WnIVjytm8WzBErnGNt_ymZW6FYWKeqo4RTUfHwi8bL3JUBCT9mm18k53oJcIkIZGOUPBw_5Tr8CHJ4LXbgcEYTXMaJ8i2ti_bKFJfT7f_YtcssHBfwL_YumdcG1iX_HL3toKWiw/s1600/IMG-20140430-WA0010.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKVKm2WnIVjytm8WzBErnGNt_ymZW6FYWKeqo4RTUfHwi8bL3JUBCT9mm18k53oJcIkIZGOUPBw_5Tr8CHJ4LXbgcEYTXMaJ8i2ti_bKFJfT7f_YtcssHBfwL_YumdcG1iX_HL3toKWiw/s1600/IMG-20140430-WA0010.jpg" height="178" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXel6XzsEp4-5N6Fgekfr4E8MJDx_UPKMu86XUqpGbmt_Rg-KmBmHJ5QHpn0cNyfyWATkHvCyiNlHlGorfqcm7Tp3x8BzOTXPkt_aljLSuPrElzyjwpBgLh1x8CRrqsi0BU0hla9676XY/s1600/IMG-20140430-WA0011.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXel6XzsEp4-5N6Fgekfr4E8MJDx_UPKMu86XUqpGbmt_Rg-KmBmHJ5QHpn0cNyfyWATkHvCyiNlHlGorfqcm7Tp3x8BzOTXPkt_aljLSuPrElzyjwpBgLh1x8CRrqsi0BU0hla9676XY/s1600/IMG-20140430-WA0011.jpg" height="178" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgff6g9Dsk6LhKupoDYpw9pmHZOK7CNdM0emSbmNLxf5zM_SLoluZfneMEi2hoDc7PgbmEiu0C5nQhboUQrAxhotyiss7QGcy3qiix_gEGRqxhlSLO5wIB5H6c9HBdtIlXVLaLUDgA98A4/s1600/IMG-20140430-WA0013.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgff6g9Dsk6LhKupoDYpw9pmHZOK7CNdM0emSbmNLxf5zM_SLoluZfneMEi2hoDc7PgbmEiu0C5nQhboUQrAxhotyiss7QGcy3qiix_gEGRqxhlSLO5wIB5H6c9HBdtIlXVLaLUDgA98A4/s1600/IMG-20140430-WA0013.jpg" height="178" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFUZT5kN7tcyuURLDv9r7WPFdAd5NnGhWsB5syRa4S6cu0dvSQKP7ND97YOB-AFOhlmKzRz3wj4JLAY6TCYFd7DHcWzenMloaKO9Yf0PrBwXbFCwVtDDEqw1TjbZRKlgIYnDBdr42vmPg/s1600/IMG-20140430-WA0014.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFUZT5kN7tcyuURLDv9r7WPFdAd5NnGhWsB5syRa4S6cu0dvSQKP7ND97YOB-AFOhlmKzRz3wj4JLAY6TCYFd7DHcWzenMloaKO9Yf0PrBwXbFCwVtDDEqw1TjbZRKlgIYnDBdr42vmPg/s1600/IMG-20140430-WA0014.jpg" height="178" width="320" /></a></div>
<br />My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-75431930791375179972014-04-30T20:12:00.000-07:002014-04-30T20:42:58.358-07:00Menjadikan Aktif dan Berkarya sebagai Gaya Hidup Perempuan!<div style="text-align: justify;">
Seringkali saya mendapatkan pertanyaan yang sama, tidak hanya sekali dua kali atau hitungan jari. Baiklah saya akan mencoba menjawabnya melalui tulisan ini ya sehingga ketika ada yang bertanya lagi bisa saya minta langsung membuka blog ini karena kadang keterbatasan ruang dan waktu membuat saya tidak bisa menjelaskan dengan detail sesuai harapan penanya :)<br />
<br />
Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul itu seperti misalnya...<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b>"Kak, saya kan perempuan dan kalau terlalu aktif nanti jadi tidak seperti perempuan. Kenapa kakak kok ngelakuin ini itu?"</b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<b>"Gimana sih cara kamu ngelakuin semua kegiatan? Kayaknya nggak ada habisnya, emang nggak capek ya?"</b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<b>"Aduh jadi cewek aktif banget, awas lho ntar nggak punya suami. Nggak takut?"</b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<b> "Motivasi kakak sebenarnya apa ya ketika melakukan berbagai kegiatan?"</b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<b> "Pernah istirahat nggak sih? Weekdays di kantor terus weekend di luar terus..."</b> </blockquote>
<br />
Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya yang intinya adalah <b>kenapa kok bisa aktif?</b><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak kecil saya bukan termasuk anak yang aktif, cenderung penakut dan sangat tertutup. Saya lahir di Surabaya dengan latar belakang orangtua dari Ngawi, lalu sempat tinggal di Probolinggo dan besar di Jember. Lingkungan saya hanya berkisar rumah dan sekolah, juga tempat les mengaji, mata pelajaran, dan sempoa. Saat SD saya pernah dikirim mengikuti seleksi siswa teladan, namun gagal karena belum setengah perjalanan saya mengalami sakit perut yang sangat menganggu dan terpaksa pulang. Sejak itu saya tidak punya kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi apapun, sejak itu juga guru-guru saya tidak pernah percaya mengirim saya untuk lomba apapun. Lomba siswa teladan itu saya pikir akan menjadi lomba pertama dan terakhir seumur hidup saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<b>Many of life's failures are people who did not realize how close they are were to success when they gave up - Thomas A. Edison</b></blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sayangnya saya tidak pernah membaca quote tersebut ketika masih SD sehingga saya sudah terpuruk sendiri dalam pikiran-pikiran negatif saya bahwa kalau lomba pasti sakit perut. Akhirnya saya yang tadinya tertutup menjadi semakin tertutup, saya merasa sangat bersalah karena tidak bisa juara saat itu. Perasaan itu saya bawa dari kelas 4 SD sampai akhirnya lulus sekolah dasar. Saya tidak suka bermain dengan anak-anak seumuran saya, lebih suka menyibukkan diri dengan buku-buku pelajaran agar bisa menjadi salah satu yang terbaik di kelas --- peringkat kelas penting sekali bagi saya saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beranjak semakin berusia, dari Jember ke Ngawi. Saya pun memasuki bangku SMP, situasi yang sangat berbeda dengan ketika SD. Semua orang di sekeliling saya menggunakan bahasa jawa, sementara di SD dulu mayoritas berbahasa madura. Saya tidak mengenal satu pun dari isi kelas, sementara teman-teman saya sudah berkelompok sesuai SD-nya dulu. Jujur saya sangat takut berada di lingkungan yang baru, asing. Saya mulai coba memberanikan diri duduk di dua kursi paling belakang dan berkenalan dengan beberapa orang. Mereka menyambut ajakan berteman saya dengan baik, diam-diam saya mulai lega. Punya setidaknya beberapa teman di hari pertama cukup baik dibandingkan tidak sama sekali. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya merasa menjalani kehidupan luar biasa selama 3 tahun tersebut. Dulu saya dibilang 'orang paling nggak peka sedunia' karena apapun yang terjadi di sekitar saya asalkan tidak berpengaruh dalam kehidupan saya maka tidak akan menimbulkan reaksi apapun pada diri saya. Saking cueknya itu mungkin saya nggak punya teman, dulu ketika SD saya sangat idealis dan tidak mau memberikan contekan kepada teman bahkan tidak mau menunjukkan PR saya untuk disalin (waktu itu saya bertugas memeriksa PR setiap hari dan saya harus melaporkan kepada Bu Guru apakah ada yang tidak mengerjakan PR). Saat di SMP saya membentuk peer group bersama Mita, Siska, Nanda, Yasmine, Roza, dan Nani. Peer group saya saat itu cukup dikenal tidak hanya di kalangan teman sejawat, tapi juga kakak kelas dan guru-guru. Saya belajar banyak hal dari 3 tahun ini, bukan hanya karena terpisah dengan orangtua dan merasakan kehidupan sebagai anak kos, tapi juga bagaimana saya harus bisa bersosialisasi dengan baik bersama teman-teman dan orang-orang di sekitar lingkungan saya. Akhirnya saya belajar bahwa nilai bukan segalanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya menemukan diri saya yang sebenarnya dalam 3 tahun perjalanan ini. Peer group saya sangat membantu dalam proses tersebut. Sampai sekarang kami masih saling mengkontak, beberapa kali bertemu. Berbeda profesi tidak membuat kami jauh, jarak dan waktu bukan penghalang silahturahmi bagi kami. Sekarang ada yang menjadi dokter, dokter hewan, bidan, ahli kimia, dan dua dari kami menjadi banker. Saya menemukan diri saya yang sebenarnya, saya juga mulai berani berbicara di depan umum, saya mulai mencoba hal-hal baru yang menantang, saya belajar bagaimana menjaga pertemanan lebih dari sekedar memperoleh keuntungan. Saya menikmati kehidupan saya saat itu, meskipun tidak ada kehidupan yang tidak diwarnai dengan suka-duka-tawa-tangis-dan lain-lainnya. Saya belajar pertama kali untuk berani menunjukkan tulisan-tulisan saya kepada peer group saya, mereka selalu mengapresiasi dan memberikan saran perbaikan. Proses hidup mengajarkan pada saya seberapa penting mereka dalam perjalanan hidup saya, membentuk diri saya yang sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b>"I don't feel much like Pooh today," said Pooh.</b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<b>"There there..." said Piglet. "I'll bring you tea and honey until you do." </b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<b> -A.A. Milne, Winnie The Pooh-</b></blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Saya kembali ke Jember saat SMA. Kembali suasana yang baru, namun bedanya saya mengenal beberaapa wajah teman SD saya saat berada di SMA. Saya berjilbab pertama kali di kelas 1 SMA, saat resmi diterima di SMA Negeri 1 Jember ketika itu. Saya masuk ke kelas X-3 yang terkenal sangat ramai diantara kelas lainnya. Lalu saya masuk IPS karena saya suka ekonomi-akuntansi saat itu. Ketika kelas 2 SMA, saya mencoba kompetisi akuntansi yang diadakan oleh STAN. Benar kejadian itu terulang, saya sakit perut di tengah perjalanan. Saya pun gagal dan membuat tim saya gagal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b>Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil - Mario Teguh.</b></blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tapi kali itu saya mencoba tidak menyerah. Saya mengikuti satu persatu kompetisi ekonomi-akuntansi-penulisan ilmiah dan Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya memetik hasilnya. Rutinitas saya tidak membuat saya menjadi tidak memiliki teman seperti di SD, saya justru bisa mendapatkan banyak teman bahkan dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa karya saya selama SMA dapat dibaca disini : <a href="http://www.linkedin.com/pub/alia-noor-anoviar/70/9a1/9b1" target="_blank">LinkedIn Alia Noor Anoviar</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap bulan saya mendapatkan teman-teman baru, datang ke tempat yang baru, berkreasi dengan penelitian-penelitian yang baru. Saya merasa menjadi semakin hidup! Sampai akhirnya pasca SMA saya memutuskan kuliah di FEUI dan mengambil Manajemen dengan konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Saya kembali dapat belajar hal baru, pengalaman seru dan menantang, teman-teman yang lebih beragam. Masih menekuni dunia tulis menulis, semua tentang jurnalistik saya coba pelajari di Badan Otononom Economica FEUI, masih juga mengikuti kompetisi namun mulai beralih ke ranah sosial-politik-ekonomi. Mulai berani menulis di koran, lalu kumpulan esai dalam buku, jurnal-jurnal nasional dan internasional. Lama-lama saya mulai merasa bahwa bukan 'menulis' yang menggerakkan saya untuk terus menulis, tapi kesempatan travelling dan bersosialisasi yang membawa saya ke tempat-tempat baru dengan orang-orang baru menjadi motivasi terbesar mengapa saya harus terus menulis dan meneliti. Ini link album-album foto selama saya menjalani berbagai rutinitas di tingkat perguruan tinggi : <a href="https://www.facebook.com/alianoor.anoviar/photos_albums" target="_blank">Facebook Alia Noor Anoviar</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya paling suka ketika mendapat kesempatan sekedar menjadi asisten dosen, asisten peneliti, asisten konsultan hahahaaaa meski kadang cuma mengerjakan hal-hal administratif, tapi lebih banyak yang benar-benar terlibat aktif dalam penyusunan buku misalnya. Saya pernah jadi SPG produk bank dan sabun herbal, saya suka menjalani semua itu meskipun mungkin uangnya tidak seberapa karena tidak semua hal bisa dinilai dengan uang atau materi. Hal paling penting saat melakukan sesuatu adalah ANTUSIASME diri kita sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b>Nothing great was ever achieved without enthusiasm - Emerson</b></blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Hal yang paling terasa saat kita bisa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan adalah menemukan SPECIAL CIRCLE yang pasti tidak semua orang bisa memasukinya. Ketika saya mulai aktif di SMA untuk jurnalistik maka saya bisa memasuki circle jurnalis, bertemu dengan orang-orang yang hari-harinya dimanfaatkan untuk mendapatkan berita-berita sesuai bidangnya, mendengarkan pengalaman lapangan mereka, lalu membaca karya-karya mereka dalam rangkaian kata atau melihat karya mereka dalam layar kaca. Lalu ketika saya mulai aktif menulis, saya memasuki circle penulis yang lebih suka mengungkapkan perasaannya melalui kata, mereka yang terus berusaha hidup tanpa banyak bicara secara verbal. Dan saya memasuki circle lainnya, mereka yang gemar dengan kompetisi dan mungkin berkompetisi menjadi gaya hidup mereka; entah menang atau kalah tapi mencoba sebaik mungkin membuktikan kompetensi diri. Selanjutnya saya memasuki circle teman-teman dari internasional ketika exchange atau mengikuti kegiatan lainnya di luar. Melihat bagaimana budaya, bahasa, dan banyak hal berbeda antara saya dan mereka. Itu sangat menyenangkan! Saya terus berjalan dan mencari circle apalagi yang bisa saya masuki, dunia aktifis kampus dengan hingar bingar perjuangan, idealisme ala anak muda yang membuat saya tertantang untuk punya semangat perjuangan yang sama. Lalu circle para sociopreneur melalui <a href="http://www.dreamdelion.com/" target="_blank">Dreamdelion</a>, change makers, business, dan mengkreasikan kolaborasi swasta-pemerintah-NGO-masyarakat yang super seruuuuuuuuuuuuuuu! Dan sekarang saya memasuki circle baru, dunia para bankers yang totally different dengan circle-circle yang saya masuki sebelumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada akhirnya saya ingin bicara bahwa menjadikan aktif dan berkarya sebagai gaya hidup (LIFESTYLE) adalah sebuah keharusan. Lelah itu memang terasa tapi rasa senangnya mengalahkan. Terutama bagi perempuan (sekali lagi bukannya mau main gender ya), kita nantinya akan menjadi pendidik, membangun peradaban, pencipta karya-karya hebat, dan orang-orang yang akan merawat calon penerus bangsa ini agar bisa menjadi bangsa yang hebat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keren nggak sih saat kita sebagai perempuan bisa menceritakan kepada anak-anak kita nanti bukan cerita tentang cinderella, snow white, atau film-film kartun? Namun kita bisa menceritakan tentang kehidupan nyata, perjalanan-perjalanan hebat, pengalaman-pengalaman dengan berbagai nilai di dalamnya, dan segala sesuatu yang memang kita alami, bukan hanya bersumber dari buku atau cerita orang lain. Sepertinya sangat indah dan tidak mudah melakukannya, tapi saya optimis bahwa kita (perempuan) bisa! Kita (perempuan) pasti bisa menjadikan aktif dan berkarya sebagai gaya hidup untuk membangun peradaban yang lebih baik lagi bagi generasi masa depan. #PerempuanHarusOptimis!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b>Karakteristik istimewa peradaban modern adalah tak terbatasnya bermacam-macam keinginan manusia. Karakteristik peradaban kuno adalah larangan keras dan aturan tegas terhadap keinginan-keinginan itu - Mahatma Gandhi</b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<br /></blockquote>
</div>
<div style="text-align: right;">
<b>Ditulis Oleh :</b><br />
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: right;">
<b>Alia Noor Anoviar </b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<blockquote style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: Ubuntu, Arial, sans-serif; font-size: 18px; font-style: italic; line-height: 32.400001525878906px; margin: 0px 0px 20px; padding: 0px 0px 0px 50px; position: relative; quotes: none; text-align: right; vertical-align: baseline;">
<h4 style="color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-weight: 400; line-height: 21px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px; text-align: left; width: 450px;">
</h4>
</blockquote>
</blockquote>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-60431723295769679992014-04-30T10:12:00.001-07:002014-04-30T10:12:35.363-07:00Ternyata Saya Orang 'ENTJ'<div style="text-align: justify;">
Iseng-iseng mengikuti tes online kepribadian beberapa hari lalu, ketika ada seseorang yang memberi tau tipe kepribadiannya berdasarkan tes MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). Nah buat yang mau tau apa itu MBTI bisa lihat pada link ini : <a href="http://www.myersbriggs.org/my-mbti-personality-type/mbti-basics/" target="_blank">What is MBTI?</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9KBixTNM7atywrS-wiYf6Y1FsOTYHQ3CQbuySBVZBqMQUUqFFaOoiVPLapW8zQKy9u8Kro1rfZgYlPk3CAmJTon-O-8FIxgQA6hV1I93u_HjQ8RRRAFjMeIeDy3hnimAfWOLgv0nFHE8/s1600/mbti-step-1.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9KBixTNM7atywrS-wiYf6Y1FsOTYHQ3CQbuySBVZBqMQUUqFFaOoiVPLapW8zQKy9u8Kro1rfZgYlPk3CAmJTon-O-8FIxgQA6hV1I93u_HjQ8RRRAFjMeIeDy3hnimAfWOLgv0nFHE8/s1600/mbti-step-1.gif" height="213" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<b>Personality represent those characteristic of the person that account for consistent pattern of feeling, thinking, and behaving - Pervin (2000)</b></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Nah indikator-indikator dalam MBTI sendiri tergambarkan pada tabel gambar di atas. Saya ternyata bertipe kepribadian <a href="http://11063ari.blogspot.com/2012/05/tipe-entj-menurut-tes-mbti.html" target="_blank">ENTJ</a> (Extrovert, Intuition, Thinking, Judging).</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGNgFxW16XDI0pGxOzj3F1OYLT6OHvyFaGYYmhcOjcvNPUj0fj4U0EO2-zqbCOF-dFGyfV7mHJr0El8LfWLkV9_1oTdyfyY3edTFdSUF2T2MWWahUWIzFRfgg5jPHK3FqO0OkPM7MFf9I/s1600/MBTItypeChartSmall.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGNgFxW16XDI0pGxOzj3F1OYLT6OHvyFaGYYmhcOjcvNPUj0fj4U0EO2-zqbCOF-dFGyfV7mHJr0El8LfWLkV9_1oTdyfyY3edTFdSUF2T2MWWahUWIzFRfgg5jPHK3FqO0OkPM7MFf9I/s1600/MBTItypeChartSmall.jpg" height="242" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
82 % dominasi Extrovert dalam ENTJ pada diri saya sepertinya memang sangat benar. Saya menulis ini secara subjektif ya hehe jadi mungkin tidak semua extrovert berperilaku atau bersikap seperti ini, juga tidak semua orang dengan tipe ENTJ seperti apa yang saya tuliskan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Ada beberapa hal yang saya suka dan tidak suka, mungkin ini dipengaruhi oleh tipe kepribadian saya haha banyak kata 'mungkin' :3</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Pertama, saya sangat suka berada dalam lingkungan yang berkelompok, mengandalkan kerjasama, cerita. Ketika kondisi-kondisi tersebut tidak bisa saya dapatkan maka biasanya saya yang akan mencoba menghidupkan suasana, meskipun kadang garing krik krik krik... Karena itu mungkin saya merasa hidup ketika ada dalam sebuah komunitas, bertemu dengan beragam orang. Pernah dalam satu hari saya ganti baju berulang kali karena harus menemui orang-orang berbeda, mulai dari yang ada di bantaran kali sampai dengan hotel bintang lima. Buat saya hal-hal seperti itu sangat menyenangkan dan menggambarkan diri saya yang sebenarnya, hahaaa mungkin ini juga dipengaruhi karena saya suka travelling dan nggak betah kalau cuma di rumah.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Kedua, saya cukup mudah berinteraksi dengan orang-orang baru, beradaptasi dengan sangat cepat kepada orang-orang yang bahkan tidak saya kenal sebelumnya, dan seringkali sok kenal hahaha... Tapi saya bisa jadi orang paling diam dan salah tingkah pada situasi tertentu. Pada situasi tertentu saya akan mengejar jawaban yang saya tidak tau dan saya akan terus bertanya "Mengapa?" sampai mendapatkan jawabannya. Rasa kepo saya cukup berlebihan, dari kecil saya suka jadi detektif hingga akhirnya menyalurkan potensi itu (cieeee potensi kepo maksudnya) melalui kegiatan jurnalistik. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Ketiga, saya seringkali merasa tidak enak dan seringkali merasa bersalah meski kadang-kadang saya tidak tau apa salah saya. Meskipun katanya saya itu berkepribadian 'Thinking', namun pada prakteknya saya lebih mengandalkan 'Feeling'. Saya lebih suka mengandalkan kata hati atau firasat dibandingkan menuruti kemana logika berjalan. Cara berpikir saya cukup kompleks, sangat memperhatikan detail, namun lagi lagi sangat memperhatikan dampak dari apa yang saya lakukan pada perasaan orang lain -saya sendiri tipikal orang yang sangat sensitif sehingga saya mengasumsikan semua orang juga sesensitif saya- hahahaaaa</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Keempat, saya selalu berpikir tentang masa depan nah kata orang lain sih saya visioner. Saya berpikir bahwa setiap pertanyaan itu harus ada jawabannya, pun begitu dengan masa depan tentu bukan perihal yang sederhana sehingga harus benar-benar dipikirkan. Saya suka berpikir tentang hal-hal yang luas lalu membuat strategi untuk bisa mencapai hal-hal yang luas itu dengan detail yang sangat matang dan rapi. Dan saya suka ditantang, suka melakukan hal-hal yang orang berpikir saya tidak bisa melakukannya. Kompetisi sejak SMA, masuk ke FEUI, dapat beasiswa CIMB Niaga, Dreamdelion, dan masih banyak hal lainnya bermula dari kalimat "Memangnya kamu bisa?" Ya saya sangat suka kalimat tantangan itu, rasanya bisa nambah energi saya berkali-kali lipat.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Kelima, saya ambisius tapi realistis. Sifat yang satu ini seringkali membuat orang-orang di sekeliling saya merasa tidak nyaman dan terintimidasi. Meskipun kalau boleh membela diri, saya selalu punya alasan ketika berambisi dan selalu mencari tau bagaimana strategi untuk mencapai ambisi --- mungkin lebih baik disebut dengan mimpi. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Hahahaaa setelah menulis sepanjang ini saya baru sadar, ngapain banget saya nulis ini ya? -_- LOL </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">
Dalam sebuah ruang imajinasi,</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">
Alia Noor Anoviar</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-31522799856521794602014-04-17T16:09:00.001-07:002014-04-17T16:09:24.502-07:00<div style="background-color: white;">
<strong><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: large;">Memandang Perempuan dari Kacamata Pria</span></strong></div>
<div style="background-color: white;">
<strong><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></strong></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Ada yang mengatakan bahwa kita tidak dapat menilai diri kita secara pribadi. Yang dapat menilai tentang kita adalah orang lain seperti teman, orang tua, pacar, atau tetangga. Apakah hal ini juga berlaku pada perempuan? Dalam artian perempuan tidak bisa memberikan kesan yang proporsional terhadap makna perempuan. Perempuan seringkali memandang dirinya dan sesamanya sebagai sosok yang tanpa cela, padahal <em>nobody is perfect</em>. Jika ada pernyataan yang mendiskreditkan kaum mereka, misalnya anggapan bahwa perempuan itu matrealistis, maka mereka langsung berusaha mengelak dengan memberikan pernyataan bandingan yang membuat sekelilingnya berpikir ulang, <strong>“perempuan tidak matrealistis, tetapi realistis.”</strong> Dan yang sering penulis temukan dalam dunia nyata saat perempuan telah berani mendua, gender dengan populasi lebih besar daripada pria di dunia ini dapat menjawab dengan entengnya, <strong>“kan sekarang jaman emansipasi. Pria saja bisa punya 4 istri, kenapa perempuan tidak?” </strong>Jika ada yang lebih memikirkan karir dan menunda-nunda untuk menjalankan sunah Nabi Muhammad SAW, mereka pun memiliki alasan yang dirasa tepat dimana <strong>tidak ingin bergantung pada pria pasca menikah nanti sehingga sekarang membanting tulang dan memeras keringat demi mengejar materi.</strong></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><strong><br /></strong></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Lalu bagaimana pria memandang sosok yang konon merupakan salah satu dari kelemahan darinya. Santer terdengar ada 3A yang dapat menjatuhkan para adam entah benar entah salah, yaitu hartA, tahtA, dan wanitA. Penulis mencoba menanyakan kepada dua pria dari profesi dan asal usul yang berbeda untuk memberikan pendapat mengenai perempuan pasca emansipasi dan bagaimana perempuan yang lebih suka berkarir daripada memikirkan keluarga dari kacamata pria.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Dimas Bagus Farizky, Bandar Lampung, Mahasiswa UNDIP. <strong>“Sekarang perempuan lebih kelihatan berkarakter dan kemampuannya nggak cuma di rumah, masak dan jaga anak. Tapi ya jangan sampai kebablasan aja mau ngelebihin pria. Kan kodratnya pelayan suami. Perempuan yang harus dibasmi itu kalau perempuan lebih suka karir daripada mikirin keluarga.”</strong></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Yakub Utama, Solo, Dosen ATMI. <strong>“Perempuan itu dianugerahi Tuhan posisi krusial sebagai <em>co creator</em> atau asisten dalam penciptaan di dunia ini. Maka fungsi ini tidak boleh dilupakan. Dalam kaitan itu segala atribut lain yang dikejarnya seperti karir dan seterusnya tidak boleh meninggalkan kesadaran akan fungsi tersebut. Pria dan perempuan bisa sama dalam hal emansipasi fungsi, namun jangan lupa kodrat dasar sebagai perempuan. Perempuan nggak harus tomboy ketika mulai punya kesadaran tentang gender. Nggak harus terlihat unggul dari pria di depan umum.” </strong>Dia mencontohkan istrinya yang berprofesi sebagai pegawai bank dimana berangkat jam 7 pagi minimal pulang bada magrib, tetapi tidak melupakan fungsinya sebagai istri dan ibu dari dua balita yang masih membutuhkan curahan kasih sayang.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Bagaimanapun pria memandangnya, tentu perempuan memiliki penilaian sendiri atas pribadi masing-masing. Perempuan dan pria memiliki kacamata yang berbeda, sudut pandang yang kadang bertolak belakang, dan pemahaman yang acap kali tak sama.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<strong><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></strong></div>
<div style="background-color: white;">
<strong><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: large;">Meluruskan Emansipasi Salah Arti</span></strong></div>
<div style="background-color: white;">
<strong><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span></strong></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Perempuan Indonesia tidak dapat dipandang remeh keberadaannya. Sebut saja Megawati Soekarno Putri yang membuktikannya dengan keberhasilan memangku jabatan RI 1 pasca turunnya Gusdur. Sejak dulu perempuan memang pantas diakui kehebatannya, sebut saja pejuang sekelas Cut Nyak Dien. Perempuan masa kini pun bisa menjadi apa yang mereka inginkan, seperti menteri (Sri Mulyani), profesor (Sulastri Surono, FE-UI), dan pengusaha sekaligus motivator (Wulan Ayodya). Bahkan banyak pula perempuan multitalenta berprofesi ganda di Indonesia, salah satunya Nova Riyanti Yusuf yang merupakan anggota DPR, dokter spesialis jiwa, novelis, sekaligus atlet (Jawa Pos edisi Senin, 17/01/2011).</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><strong>Perempuan ibarat setangkai bunga beribu makna</strong> dimana merupakan simbol kasih sayang. Bunga semakin lama akan menutup pesonanya dengan menjadi layu jika tidak dirawat dengan baik. Begitu pula dengan perempuan, penulis merefleksikannya dengan ungkapan: <strong>Jangan biarkan perempuan layu oleh emansipasi yang berlebihan</strong>.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><strong><br /></strong></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><strong>Sejenak menelaah konsep emansipasi yang digelorakan oleh perjuangan Kartini, apakah sesuai dengan kondisi masa kini? </strong>Sepertinya saat ini telah disalaharti sehingga menempatkan perempuan tidak pada fungsi, kodrat, dan peranan konkritnya. Pada kenyataanya perempuan memang tidak akan pernah sejajar derajatnya dengan pria. Begitu pula dengan pria tidak akan sejajar derajatnya dengan perempuan. Mengutip pernyataan Napoleon Bonaparte, yaitu <strong>kemajuan perempuan merupakan ukuran kemajuan negeri dimana dapat menggoyangkan buaya dengan tangan kirinya, namun dapat pula menggoyangkan dunia dengan tangan kanannya.</strong> Hal ini tentu menempatkan perempuan pada posisi yang spesial.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Fenomena yang paling sering terjadi adalah perempuan melupakan kodratnya sebagai ibu, bahkan lebih memilih menjadi sosok <em>workaholic women</em>. Dengan mudahnya mengganti <strong>peran perempuan sebagai ibu menjadi penggaji pembantu</strong>. Bahkan terang-terangan enggan menikah atau memiliki anak untuk melaju bersama karir dalam genggaman. Melalui tulisan sederhana ini, penulis ingin memberi gambaran mengenai perempuan Indonesia yang kurang tepat mengartikan emansipasi dan tentu berharap pembaca (perempuan) dapat meluruskan pola pikir secepat mungkin. Tulisan ini tidak bermaksud mendoktrin bahwa pola pikir perempuan saat ini salah.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Mengutip pernyataan Kartini yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer dalam buku Panggil Aku Kartini Saja, <strong>“Bersama-sama hidup mandiri, kami pun akan berjuang keras memajukan, membangkitkan bangsa kami dari kehinaan. Hidup kami kaya akan jasa dan penuh dengan cita-cita.” (30 September 1901)</strong>. Perempuan era Kartini tidak memiliki kebebasan, dapur menjadi tempat yang dianggap pantas untuk keseharian perempuan sebagai kaum lemah. Eksploitasi tanpa batas dilakukan oleh para bangsawan. Hukum adat dan pengaruh kolonialisme memperburuk kondisi mereka. Kartini terus berjuang, darah bangsawan yang mengalir tidak membuatnya menutup mata melihat ketidakadilan. Akhirnya Kartini berhasil memperjuangkan perempuan untuk mendapatkan pendidikan pada awalnya, hingga lahirnya persamaan-persamaan lain dengan pria.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><strong><br /></strong></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><strong>Kondisi sekarang dengan tempo dimana Kartini berada tentu sangat berbeda.</strong>Masa kini yang serba modern telah nyata memberi ruang bagi perempuan untuk melakukan hal yang dulunya hanya bisa dilakukan oleh pria. Meskipun masih juga sering disiarkan oleh media berbagai bentuk penindasan pada perempuan. Perempuan memiliki visi dan tujuan hidup yang jelas dan benar; kepercayaan diri akan kemampuan; juga memiliki harkat dan martabat. Semakin indah dipandang jika perempuan dapat menghormati diri sendiri dengan tidak melakukan emansipasi yang berlebih. <strong>Keharusan perempuan untuk mencerdaskan diri sehingga mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai perempuan secara proporsional merupakan emansipasi versi cita-cita Kartini. Saat itu tentu Kartini tidak bermaksud menjadikan perempuan melupakan kodrat sebagai bagian dari tulang rusuk kaum pria, melupakan peran perempuan yang sesungguhnya, lalu menjadi angkuh karena menganggap diri memiliki senjata emansipasi.</strong></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><strong></strong></span></div>
<div style="background-color: white;">
<strong><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Perempuan Bukan Komoditas!!!<a href="http://sosbud.kompasiana.com/dashboard/#_ftn1" name="_ftnref1"><strong>[1]</strong></a></span></strong></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Mengutip tulisan Arda Dinata (2010), <strong>“Perempuan diciptakan Tuhan bukan dari tulang tengkorak pria sehingga hanya bisa menjadi pemikir. Bukan pula dari tulang kaki, yang hanya menurut untuk berjalan. Bukan pula dari tulang tangan yang hanya bisa menengadah dan mengharap belas kasihan. Akan tetapi, perempuan diciptakan dari rongga dada seorang pria atau tulang rusuk dimana seluruh pusat kehidupan dimulai dan harus dilindungi.”</strong> Ungkapan yang mengatakan bahwa perempuan adalah tiang negara dan surga berada di bawah telapak kaki ibu yang notabene adalah perempuan jelas menempatkan perempuan menjadi kaum yang istimewa. Satu lagi, perempuan diidentikan pula dengan bidadari dunia karena kecantikannya, kelembutannya, kesantunannya, dan seksi ala 3B (<em>Body, Brain, and Behavior</em>).</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Berbagai keistimewaan yang dimiliki oleh perempuan tak jarang disalahgunakan atau lebih tepat dieksploitasi secara berlebihan. Sungguh ironi saat penulis membaca berita bersambung ala Radar Jember yang dimulai pada tanggal 6 Januari 2011 dengan topik <strong>Menguak “Bisnis Esek-Esek ‘Ayam Kampus’ di Jember”</strong>. Dengan gamblang dan jelas pada artikel, para ayam kampus yang bekerja karena desakan ekonomi bahkan adapula yang menikmati pekerjaannya karena materi berlimpah dari cinta satu malam yang dijalani. Bahkan pada edisi 13 diuraikan bahwa kupu-kupu malam kampus tersebut memiliki ‘germo ayam kampus’ yang ternyata juga masih berstatus mahasiswi universitas di Jember.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Penulis meyakini bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi di Jember, tetapi juga kota-kota lainnya di Indonesia sebagaimana pernah diangkat dalam rubrik sosial Majalah Economica edisi 44, BOE Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dimana penulis bernaung. “<strong>Di antara hingar bingar kesibukan buku, pesta, dan cinta, masih ada satu cerita lain yang hadir menyelingi hiruk pikuknya kehidupan unik kampus. Mereka nyata dan ada di sekitar kita. Sebagian orang tidak ingin mengambil pusing cerita tentang mereka dan sebagian lain inginkan mencari kepuasan dari mereka,”</strong> begitu kutipan pembuka artikel dengan judul Area Abu-Abu, Ayam, dan Kampus pada halaman 7 Majalah Economica Edisi 44.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Metropolis, Jawa Pos (18/01/2011), menguraikan dalam salah satu artikel dengan judul “Dikira Wartawan, Diusir Keluarga Korban” mengenai Solikuniyah, psikolog pendamping korban pemerkosaan dan <em>trafficking</em>. Disebutkan bahwa perempuan yang menjadi korban semakin banyak dimana berusia kurang dari 20 tahun. Tentu sulit untuk menyembuhkan trauma yang dialami korban dan membutuhkan waktu yang tidak singkat, bahkan dari segelintir korban tak jarang yang menjerumuskan diri sebagai kupu-kupu malam permanen karena merasa dirinya terlanjur kotor pasca dijual atau dihinakan.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Ada yang menjerumuskan diri dengan berbagai dalih dan ada yang terjerumuskan dalam profesi yang dianggap oleh masyarakat sebagai profesi sampah. Tentu keberadaan mereka menimbulkan pro-kontra sebagaimana petikan lirik lagu “Kupu-Kupu Malam” ciptaan Titik Puspa yang dipopulerkan oleh Ariel Peterpan, musisi yang menistakan perempuan di titik terendah dengan skandal video porno tidak hanya dengan satu perempuan, <strong>“Ada yang benci dirinya. Ada yang butuh dirinya. Ada yang berluntut mencintainya. Adapula yang kejam menyiksa dirinya.”</strong>Perempuan yang bekerja dan dipekerjakan selayaknya tuna susila tentu merupakan eksploitasi nyata dimana menjadikan perempuan komoditas murah meriah yang mudah dipindahtangankan.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Tidak hanya berprofesi sebagai penghibur sesaat, seringkali ditemui pula perempuan yang suka rela membuat dirinya sendiri pantas dianggap rendah misalnya dengan bergoyang seronok, memakai pakaian yang sangat minim, dan berlaku genit kepada kaum adam seperti yang dilakoni para remaja dalam masa pencarian jati dirinya, juga para punggawa layar kaca.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Seorang mengatakan pada penulis, “perempuan itu layaknya pajangan di toko. Bisa terlihat mewah dan diinginkan jika berada dalam etalase tertutup dan harganya pasti akan mahal. Beda dengan pajangan yang berada di luar dan bisa disentuh oleh semua pembeli yang biasanya akan dihargai jauh lebih murah.” Namun tentunya apa yang dinyatakan oleh orang tersebut tidak membenarkan perempuan yang selama ini diperjualbelikan layaknya komoditas.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Perempuan bukan komoditas. Komoditas ekonomi yang seringkali dibarter dengan beberapa lembar ratus ribu rupiah. Komoditas politik yang menjadi magnet penarik massa terutama saat pemilu berlangsung dimana perempuan menjadi ikon panggung penghibur. Komoditas sosial yang termakan oleh globalisasi sehingga menggunakan pakaian tak layak guna. Bukan pula sebagai komoditas budaya dimana menggunakan konsep tradisional, dikekang oleh pria dan hidup tanpa kebebasan. Perempuan laksana berlian jika diasah dengan benar dan dapat pula menjadi arang jika dibiarkan hidup dalam kenistaan.</span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><strong></strong></span></div>
<div align="right" style="background-color: white;">
<strong><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Depok, 16 Februari 2011. Pukul 22.57.</span></strong></div>
<hr size="1" style="background-color: white;" />
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><a href="http://sosbud.kompasiana.com/dashboard/#_ftnref1" name="_ftn1">[1]</a> Modifikasi, sebelumnya dimuat dalam Jawa Pos Edisi Senin, 7 Februari 2011 pada rubrik Jawa Pos For Her 500 Kata ke Amerika dengan judul : Perempuan Bukan Komoditas.</span></div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-67839751163474981972014-04-17T15:58:00.003-07:002014-04-17T15:58:41.980-07:00#Esai #Kompetisi #Kuliah<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><br /></span></strong></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html" target="_blank">Optimalisasi Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)</a></span></strong></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
<strong style="line-height: 24px;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html" target="_blank">dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Guna Mengurangi Angka Kemiskinan di Indonesia</a></span></strong></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br /></span></strong></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Abstraksi</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Esai ini mengungkap tentang Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">optimalisasi</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">peranannya dalam </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">pemberdayaan usaha mikro</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">guna mengurangi angka kemiskinan </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">di Indonesia</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">melalui penciptaan lapangan kerja bagi pengangguran</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">. Berbagai strateg</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">i </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">telah dilakukan untuk</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">menstimulus keberadaan usaha mikro, namun usaha mikro tetap menghadapi beberapa hambatan berupa akses modal yang terbatas dan dihadapkan dengan peraturan-peraturan yang masih cukup menyulitkan dari Lembaga Keuangan Mikro Konvensional (LKMK). Strategi yang saat ini dirasa paling tepat untuk memberdayakan usaha mikro adalah mengoptimalisasi peran dari LKMS. P</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">emberdayaan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">LKMS yang menggunakan prinsip bagi hasil </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">memberi</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">kan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">kesempatan bagi</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">masyarakat</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> miskin dan sangat miskin</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> sebagai subyek </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">yang aktif </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">berperan</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dalam upaya pemberantasan kemiskinan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> melalui peminjaman modal untuk memulai usaha.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> <span lang="IN">Sayangnya tidak semua LKM</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">S</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> berhasil menjalankan misi </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">pemberdayaan usaha mikro </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">karena kurangnya moda</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">l, tidak adanya payung hukum yang jelas, dan resiko yang dihadapi</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">.</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Solusi atas permasalahan tersebut adalah kerjasama pemerintah dengan LKMS dalam penyaluran pembentukan UU LKMS</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Keberadaan LKM</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">S</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">sejauh ini </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">memberikan konstribusi positif</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> dalam peran aktifnya memberdayakan usaha mikro, yaitu </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktifitas masyarakat miskin</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> dan sangat miskin</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">, mencegah ketimpangan distribusi pendapatan, dan pada akhirnya mengurangi angka kemiskinan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> sehingga solusi untuk mengatasi hambatan yang ada harus diilaksanakan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kata Kunci : Pengangguran, Kemiskinan, Usaha Mikro, LKMS, Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><br /></span></strong></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Alia Noor Anoviar (0906490645)</span></strong></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia</span></strong></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><br /></span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Pendahuluan</span></strong></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-indent: -0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Badan Pusat Statistik (BPS) berpendapat bahwa indikator nominal rata-rata kemiskinan di Indonesia sebesar Rp 211.000 per bulan per orang berdasar tingkat kebutuhan makanan dan non makanan. Sementara itu, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Bank Dunia telah membuat pengukuran relatif mengenai kemiskinan dengan berstandar pada konsep <em>purchasing power parity</em>, yakni mulai dari standar US$ 1 , US$ 1,25 hingga US$ 2 per hari. Menurut Bappenas, kemiskinan adalah ketidakmampuan dalam memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Berdasarkan tiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah suatu keadaan yang menunjukkan ketidakmampuan dalam memenuhi hak-hak dasarnya untuk hidup layak. Namun terdapat perbedaan indikator nominal antara standar kemiskinan yang ditetapkan oleh BPS dan Bank Dunia berkisar antara Rp 91.000 – Rp Rp 391.000 per bulan jika kurs $ diasumsikan Rp 10.000 dan dalam satu bulan diasumsikan 30 hari.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Anggota Komisi II DPR RI Budiman Sudjatmiko (2011) mengungkapkan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara dalam zona merah yang mengklaim berada di zona biru dalam hal kemiskinan. Tingkat kemiskinan domestik Indonesia berdasarkan data BPS menunjukkan posisinya di zona biru atau di bawah 20 persen. Padahal menurut standar Bank Dunia, Indonesia berada di zona merah dengan tingkat kemiskinan antara 41 persen sampai 60 persen. Level ini sama dengan beberapa negara Afrika, Yaman, Pakistan, Mongolia, Vietnam, dan Philipina.<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftn1" name="_ftnref1"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[1]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Menurut Rafiqoh Rokhim (2011)<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftn2" name="_ftnref2"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[2]</span></span></span></a>, jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan karena adanya KUR dan Program BLT. Sejak tahun 2006 sampai dengan 2010 berturut-turut sebesar 39,1 juta jiwa, 37,2 juta jiwa, 35,0 juta jiwa, 32,5 juta jiwa, dan per 2010 menurun kembali menjadi 31,02 juta jiwa. Hal ini berkorelasi positif dengan tingkat pengangguran yang juga menurun dari 10,28 % per Agustus 2006 menjadi 7,14 % per Agustus 2010 (BPS, 2010).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Berbagai program telah dilaksanakan dalam rangka pengentasan kemiskinan, namun masih terjadi banyak hambatan untuk menuju Indonesia bebas kemiskinan, misalnya pemerintah masih memosisikan masyarakat miskin dan sangat miskin sebagai objek daripada subjek dengan memberikan BLT. Seharusnya mereka dijadikan sebagai subjek, yaitu sebagai pelaku perubahan yang aktif terlibat dalam aktivitas program penanggulangan kemiskinan, salah satunya dengan memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Upaya dalam mengurangi angka pengangguran harus dilakukan karena memiliki korelasi terhadap angka kemiskinan. Upaya besar yang telah dilakukan sejauh ini adalah proyek Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) yang telah menyebar hingga pelosok desa. Program ini memicu tumbuhnya UMKM terutama dalam skala usaha mikro sehingga dapat mengembangkan sektor riil Saat jumlah orang yang menganggur meningkat akan maka angka kemiskinan dan masalah sosial meningkat pula. di Indonesia.<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftn3" name="_ftnref3"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[3]</span></span></span></a>Namun program ini juga mengalami hambatan, misalnya di Kabupaten Bireun terrdapat masalah dana tersendat sehingga proyek PNPM terlantar.<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftn4" name="_ftnref4"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[4]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria kepemilikan aset maksimal Rp 50.000.000,- dan omset maksimal Rp 200.000.000,-. Menurut Hendro Wibowo <a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftn5" name="_ftnref5"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[5]</span></span></span></a>(2011), usaha mikro saat ini mencapi 99,9 % dari total UMKM di Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga mampu menampung pengangguran yang ada. Namun usaha mikro kerap kali tersendat masalah permodalan sehingga perlu adanya sarana pembiayaan. Sejauh ini telah ada Lembaga Keuangan Mikro Konvensional (LKMK) yang berperan aktif memberikan pinjaman pada UMKM, namun LKMK hanya memiliki sasaran pembiayaan orang miskin. Sementara itu, bagi orang sangat miskin seringkali tidak memiliki akses terhadap permodalan sehingga keberadaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) menjadi solusi potensial bagi kalangan tersebut untuk memiliki usaha mikro sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan pribadi pada khususnya dan mengurangi angka kemiskinan pada umumnya. LKMS dapat berbentuk lembaga keuangan bank, misalnya Bank Muamalat, dan non bank, misalnya BMT.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Lembaga Keuangan Mikro (LKM) ada untuk menolong masyarakat </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">sanagt </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">miskin sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri. Dalam kerangka itu, keuangan mikro dimaksudkan memberikan dukungan yang akan memberdayakan berbagai kemampuan yang dimiliki masyarakat miskin atau pengusaha kecil. Jadi, keuangan mikro adalah penyediaan jasa-jasa keuangan kepada anggota masyarakat yang berpenghasilan rendah (Luluk Widyawan, 2006).<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftn6" name="_ftnref6"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[6]</span></span></span></a></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Pemberdayaan usaha mikro melalui LKMS merupakan langkah strategis dalam menghadapi masalah klasik usaha mikro, yaitu akses terhadap modal yang terbatas. </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Hadi Paramu</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">(2011)<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftn7" name="_ftnref7"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[7]</span></span></span></a> menjelaskan bahwa persoalan mendasar usaha mikro adalah <em>financial accessibility</em> sehingga LKMS perlu memperhatikan hal ini sehingga usaha mikro yang menjadi target bisa mampu mengakses.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Tujuan penulisan esai ini adalah untuk mengkaji alternatif strategi yang dapat dikedepankan guna<strong> </strong>memutuskan mata rantai kemiskinan melalui pemberdayaan usaha mikro di Indonesia sebagai penggerak sektor riil yang menyentuh masyarakat miskin dan sangat miskin dengan optimalisasi sarana pembiayaan LKMS.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<strong style="line-height: 24px; text-indent: 0px;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><br /></span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<strong style="line-height: 24px; text-indent: 0px;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Pembahasan</span></strong></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">II.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Tabel 1 akan menggambarkan perbedaan antara Lembaga Keuangan Mikro Konvensional (LKMK) dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Tabel 1 : Perbedaan antara LKMK dan LKMS<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftn8" name="_ftnref8"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><strong><span style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[8]</span></strong></span></span></a></span></strong></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="background-color: white; border-collapse: collapse; border: medium none; color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin: 0pt 0pt 0pt 5.4pt; padding: 0pt;"><tbody style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;">
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 1pt solid black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Faktor</span></strong></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">LKMK</span></strong></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<strong><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">LKMS</span></strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Sumber pendanaan</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Dana pihak ketiga dan dana donor.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Dana pihak ketiga dan dana yang bersumber dari amal (ZIS).</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Jenis pembiayaan</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Berbasis bunga.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Bagi hasil, margin, dan ujrah (instrumen keuangan islam)</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Sasaran pembiayaan</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Orang miskin yang produktif.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Orang sangat miskin dan orang miskin produktif.</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Transfer pendanaan</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Diberikan dalam bentuk tunai.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Diberikan dalam bentuk produk (barang dan jasa).</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Biaya pinjaman</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Diambil dari sebagian dana pinjaman</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Tidak dikenakan biaya.</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Target kelompok</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Wanita.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Keluarga.</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Tujuan pembiayaan</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Pemberdayaan wanita.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Mendapatkan ketentraman dan meningkatkan kesejahteraan</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Penanggung jawab pinjaman</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Penerima pinjaman.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Penerima pinjaman dan pasangannya.</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Dorongan untuk bekerja</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Moneter.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Perintah agama dan moneter.</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Solusi gagal bayar</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Tekanan dan ancaman dari kelompok.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Jaminan dari pasangannya, kelompok, dan etika islam.</span></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0pt;"><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Program pengembangan sosial</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 157.5pt;" valign="top" width="210"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Sekuler, etika, dan sosial.</span></div>
</td><td style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.25in;" valign="top" width="216"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Keagamaan, etika, dan sosial.</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Penulis pada tahun 2008 mengadakan riset mengenai “Peran Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dalam Mengurangi Angka Kemiskinan di Indonesia”. Berdasarkan h</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">asil penelitian lapangan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">yang di</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">laksanakan pada 100 nasabah LKM BRI Unit Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember secara acak menunjukkan bahwa peranan BRI sebagai LKM cukup efektif dalam upaya mengurangi angka kemiskinan di wilayah Jenggawah yang merupakan daerah sampel</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">. Hal ini </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">terbukti dengan meningkatnya pendapatan nasabah, adanya pendapatan yang dapat disisihkan untuk ditabung, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">dan </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">terciptanya lapangan kerja baru</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">.</span><a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftn9" name="_ftnref9"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[9]</span></span></span></span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> Namun hasil penelitian tersebut juga mengindikasikan adanya kekurangan dari LKM Konvensional (LKMK), yaitu masih adanya kredit macet karena peminjam dana tidak memiliki kesadaran dalam pengembalian dana dimana dana yang seharusnya ditujukan untuk kegiatan produktif dialihkan menjadi kegiatan konsumsi artinya pengawasan dari pemberi pinjaman kurang ketat. Selain itu, masih banyak dari masyarakat di lokasi penelitian yang meminjam dana dari renternair, umumnya masyarakat kategori sangat miskin. Sistem bunga yang diberlakukan atas peminjaman wirausaha mikro kepada LKMK ternyata cukup memberatkan karena terdapat probabilitas usaha mikro yang didirikan tidak mampu bertahan dan mengalami kebangkrutan sehingga mereka tidak hanya terbatas dalam kemampuan pengembalian dana pinjaman, tetapi juga tidak mampu mengembalikan bunga atas pinjaman.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Persoalan-persoalan yang telah dijelaskan mengindikasikan bahwa para wirausaha mikro terutama dari kalangan masyarakat sangat miskin memiliki keterbatasan dalam mendapatkan akses modal dari LKM Konvensional. Dilema ini menjadi potensi untuk mengoptimalisasi peran LKMS sebagai alternatif sumber pendanaan untuk menggerakkan sektor riil di Indonesia. Tabel 1 menjelaskan beberapa perbedaan LKMK dan LKMS dengan jelas. Beberapa hal sebagaimana yang telah diungkap berdasarkan penelitian penulis (2008) akan diperbandingkan jika sarana pembiayaan yang digunakan para wirausaha mikro tersebut adalah LKMS.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Kredit macet dapat diawasi dengan pendampingan kepada wirausaha mikro sehingga tidak mengalami kegagalan dan perlu dibentuk kesadaran secara spiritual untuk mengembalikan pinjaman yang diterima dari LKMS. Pendampingan juga memperkecil probabilitas penyalahgunaan dana pinjaman, meskipun tidak dapat dielakkan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Masyarakat yang masih meminjam pada renternair padahal pada lokasi tersebut terdapat LKMK, alasannya adalah tidak memiliki agunan atau tidak memenuhi persyaratan peminjaman padahal usaha mereka produktif, terutama masyarakat kategori sangat miskin. Sasaran pembiayaan dari LKMS adalah masyarakat sangat miskin dan miskin sehingga jika peran LKMS dalam diperluas dan dioptimalisasi maka akan mampu memberdayakan usaha mikro secara luas.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saat para wirausaha mikro mengalami kebangkrutan maka tetap berkewajiban mengembalikan pinjaman beserta bunga pada LKMK. Jadi dapat diistilahkan sudah jatuh tertimpa tangga. Sementara pada LKMS, dilakukan pembimbingan terhadap usaha mikro tersebut selama berjalan, sebagaimana yang dilakukan pada BMT Halal Bank pimpinan Hendro Wibowo, dengan sistem bagi hasil sehingga saat mengalami kebangkrutan hanya mengembalikan dana pokok.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Peran sentral LKMS dalam pemberdayaan usaha mikro dapat dikatakan semakin penting. Hendro Wibowo (2011) mengungkapkan bahwa usaha mikro saat ini mencapai 99,9 % dari total UMKM secara keseluruhan sehingga memiliki potensi untuk berkembang pesat. Meskipun sumbangan dari usaha mikro jauh lebih kecil dibandingkan usaha kecil, menengah, dan besar, keberadaan usaha mikro dapat menjadi penggerak masyarakat sangat miskin dan miskin. Usaha mikro akan membuka lapangan kerja bagi pengangguran sehingga mengurangi masalah sosial yang ada saat ini. BMT Halal Bank yang didirikan Hendro dan kawan-kawan mengalami peningkatan pesat dimana awalnya bermodal aset jutaan rupiah menjadi 50 Miliar di tahun 2011 dimana telah membantu berbagai usaha mikro dengan konsep syariah. Efek dari peminjaman dana bagai usaha mikro tidak hanya mampu mengembangkan usaha mikro yang dibimbing, namun juga mampu mengembangkan BMT Halal Bank.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Keberadaan LKMS sebagai alternatif pendanaan penggerak sektor riil di Indonesia yang jelas memiliki kontribusi positif ternyata tidak terlepas dari berbagai hambatan terutama terkait resiko yang dihadapi. Hendro Wibowo (2011) menjelaskan bahwa LKMS tidak memiliki payung hukum dalam artian Undang-Undang LKMS dan keterbatasan modal dalam penyaluran dana bagi usaha mikro. Muchamad Setiawan (2010) menjelaskan resiko yang dihadapi LKMS sama dengan resiko yang dihadapi perbankan, meskipun LKMS merupakan lembaga keuangan bukan bank.Resiko terbesar yang dihadapi LKMS adalah resiko kredit karena peminjam juga berasal dari masyarakat sangat miskin yang memiliki berbagai keterbatasan pengelolaan usaha.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengoptimalisasi peran LKMS dalam pengembangan usaha mikro guna mengurangi angka kemiskinan di Indonesia, yaitu :</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Pertama, mengenai potensi resiko maka LKMS harus membuat manajemen resiko LKMS sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan resiko yang terjadi, terutama resiko kredit.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Kedua, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digalakkan oleh pemerintah mengalami selisih dana sebesar Rp 3,8 triliun, dana yang awalnya hendak disalurkan adalah Rp 18 triliun dan hanya disalurkan Rp 14,2 triliun (2010). Pemerintah hendaknya menggandeng LKMS untuk menyalurkan KUR sehingga bisa tepat sasaran terutama menggerakkan masyarakat sangat miskin dan masyarakat miskin di Indonesia agar produktif. Masyarakat tersebut tentu juga memiliki potensi sehingga perlu dilakukan bedah potensi masyarakat miskin dan sangat miskin untuk meningkatkan kesejahteraan. Pelatihan, pemberian modal, dan sosialisasi harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Bila memungkinkan, di setiap desa ditugaskan seorang konsultan untuk memberi pengarahan pada mereka dalam melaksanakan kegiatan usaha mikro yang dimiliki. Dengan dukungan permodalan dari pemerintah, LKMS tidak akan kesulitan mencari dana untuk disalurkan sebagai modal usaha.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Ketiga, terkait dengan tidak adanya payung hukum bagi LKMS maka perlu dibentuk Undang-Undang LKMS. Hal ini dimaksud untuk menjamin keberadaan LKMS dapat terjamin secara legal dan dipercaya oleh investor untuk menyimpan dana sehingga bisa disalurkan untuk menggerakkan sektor riil melalui peran aktif masyarakat miskin dan sangat miskin dengan membangun usaha dan mendapat kepercayaan dari masyarakat secara umum.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Melalui solusi yang ditawarkan atas permasalahan yang terjadi terkait LKMS di Indonesia, penulis mengharapkan LKMS dapat mengoptimalkan perannya dalam pemberdayaan usaha mikro sehingga mampu mencapai tujuan utama, yaitu mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<strong style="text-indent: 0px;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Kesimpulan & Saran</span></strong></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Kemiskinan merupakan isu sentral yang kronis dan harus cepat diatasi dengan strategi yang tepat untuk memutuskan mata rantai kemiskinan di Indonesia. Terutama fokus pada pemberdayaan usaha mikro dengan efektif. Pelibatan LKMS sebagai sumber mitra pemerintah dalam penyalur modal terhadap masyarakat sangat miskin dan masyarakat miskin dapat menunjang keberhasilan dalam memutuskan mata rantai kemiskinan di Indonesia. Alternatif solusi dalam esai ekonomi syariah yang diajukan oleh penulis, mencoba menjawab berbagai persooalan yang menempa keberadaan LKMS. Peran aktif pemerintah dan masyarakat dalam mendukung optimalisasi peran LKMS dalam memberdayakan usaha mikro sangat dibutuhkan untuk terealisasinya Indonesia bebas dari kemiskinan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<hr size="1" />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftnref1" name="_ftn1"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 18.399999618530273px;">[1]</span></span></span></span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?p=369886955</span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftnref2" name="_ftn2"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 15.333333015441895px;">[2]</span></span></span></a> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Rafiqoh Rokhim, SE, SIP, DEA, Ph.D dalam Kelas Pasar dan Lembaga Keuangan (PLK), Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2011.</span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftnref3" name="_ftn3"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 15.333333015441895px;">[3]</span></span></span></span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> Sumber : http://matanews.com/2010/02/28/dana-pnpm-bojonegoro-565-miliar/</span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftnref4" name="_ftn4"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 15.333333015441895px;">[4]</span></span></span></span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> Sumber : http://www.pnpm-mandiri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=155&Itemid=66&lang=in</span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftnref5" name="_ftn5"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 15.333333015441895px;">[5]</span></span></span></a> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Diskusi dengan topik “Ekonomi Islam Solusi Membangun Peradaban” di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 9 Maret 2011.</span></div>
</div>
<div id="ftn6">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftnref6" name="_ftn6"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 15.333333015441895px;">[6]</span></span></span></span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;"> Sumber : </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;">Widyawan, Luluk. 20 Oktober, 2006. Memberdayakan</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;">Masyarakat </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;">d</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;">engan</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;">Kredit</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;"> Mikro</span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;">.</span></div>
</div>
<div id="ftn7">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftnref7" name="_ftn7"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 15.333333015441895px;">[7]</span></span></span></a> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Penulis berkomunikasi dengan </span><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Hadi Paramu, SE, MBA, PhD</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember melalui <em><span style="text-decoration: underline;">message</span></em> facebook. 8 Maret 2011.</span></div>
</div>
<div id="ftn8">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftnref8" name="_ftn8"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 15.333333015441895px;">[8]</span></span></span></span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> “Financing Microenterprises : An Analitical Study of Islamic Microfinance Institution” dalam Islamic Economic Studies Journal, Vol. 9 No. 2, Maret 2002.</span></div>
</div>
<div id="ftn9">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<a href="http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/12/esai-ekonomi-syariah-348118.html#_ftnref9" name="_ftn9"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 15.333333015441895px;">[9]</span></span></span></a> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Alia Noor Anoviar dan Ayurifa Abdillah. “Peranan Lembaga Keuangan Mikro dalam Mengurangi Angka Kemiskinan di Indonesia. Studi Kasus : LKM BRI Unit Desa Jenggawah, Jember. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ekonomi SMA. Kompetisi Ekonomi 10, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"># Note : Jika ada yang salah mohon diberi saran. Masih proses belajar menulis tentang ekonomi syariah :)</span></div>
</div>
</div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-22944670334710811412014-04-03T08:20:00.001-07:002014-04-03T08:20:23.075-07:00Pilihan Perempuan dan Perempuan Pilihan<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Berinteraksi dengan berbagai ragam perempuan membuat saya tergelitik untuk menulis kembali tentang 'perempuan'. Ya menulis lagi setelah tulisan terakhir saya tentang perempuan terbingkai rapi dalam skripsi, cerita buruh-buruh perempuan di Indonesia. Menulis tentang perempuan bukan berarti saya adalah feminis, entahlah jika ada yang berpikir seperti itu karena memang bukan cuma satu dua atau tiga orang yang mengatakan bahwa saya penganut paham feminisme atau feminis (aduh kok kesannya seram ya, memang feminis itu seperti apa? haha...)</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Menurut saya perempuan itu unik dan istimewa, bukan berarti pria tidak seperti itu ya hehe... Akhir-akhir ini saya menjadi intensif bersinggungan dengan para perempuan yang sudah berumah tangga, punya anak, dan memutuskan untuk tetap bekerja. Mengutip pernyataan salah satu perempuan yang saya temui, "Saya memang bekerja mbak, tapi saya tidak pernah melupakan bahwa saya adalah ibu dari dua anak saya dan istri dari suami saya. Saya jelaskan kepada anak-anak bahwa Ibu nya bekerja untuk mereka, untuk memberikan yang terbaik bagi mereka. Suami saya mampu sebenarnya mencukupi semua, tapi rasa-rasanya kok egois kalau saya tidak ikut bekerja untuk masa depan bersama." Oh God, saya meleleh saat mendengarnya. Sementara diluar sana banyak sekali tanggapan negatif tentang perempuan yang bekerja saat sudah berumah tangga. Itulah unik dan istimewa-nya perempuan, kemampuan mereka dalam membagi waktu, menyampingkan perasaan, dan melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. </div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Hal lain saya dengar dari seorang Ibu yang memilih menjadi ibu rumah tangga, "Saya bukan tidak bekerja lho ya, mengurus anak lalu rumah belum lagi tantangan-tantangan di dalamnya sangat menguras waktu dan tenaga. Tapi ya karena senang dan ikhlas menjalaninya jadi menyenangkan. Senang melihat anak-anak tumbuh, saya melihat setiap fase pertumbuhan mereka. Melihat si adek mulai bisa mengucapkan kata mama atau papa, rasa-rasanya saya tidak akan bisa menggantikan itu dengan apapun dengan itu ya. Jadi salah memilih untuk fokus saja." Ya nyatanya memang menjadi ibu rumah tangga bukan hal yang mudah, lihat saja Ibu kita, coba bayangkan apakah mudah menjadi seseorang seperti Ibu kita? Belom lagi kalau kitanya bandel ummm ga ada anak bandel ding hihiiii adanya anak super kreatif :3</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Terus baiknya nanti jadi perempuan yang seperti apa? Hahahaaaa soal ini mah tergantung ke kitanya ya, perempuan kan punya selera *kayak iklan*. Yap benar pilihan perempuan bermacam-macam, mau nantinya bekerja di swasta, jadi wirausaha, jadi profesional, dan menjadi ibu rumah tangga sejatinya sama-sama baik. Jadi keinget pelajaran sosiologi waktu saya masih SMA, sosialisasi primer pada diri seorang anak adalah keluarga dan dalam keluarga itu yang memegang peran terpenting adalah Ibu-nya (apapun profesi ibunya).</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Dan rasanya saya sangat beruntung bisa mengenal banyak perempuan hebat, ibu-ibu hebat dan saya yakin sedang bersama calon-calon ibu hebat. Sering takjub kalau denger teman-teman yang mau menjadi kakak fasil dengan beragam alasan, dan banyak diantaranya yang punya alasan untuk belajar menjadi ibu yang hebat kelak. Akhhh so sweet banget ya, terlalu visioner dan memang sebenarnya jadi perempuan itu harus visioner sih hehe</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Saya sempat terpesona dengan status salah satu teman yang baru saya kenal, sosok anak muda super yang mungkin 'baterai'-nya nggak pernah habis haha... Bertemu lewat media sosial, dilanjutkan dengan pertemuan singkat pada acara komunitas, lalu menjadi lebih dekat. Perempuan lincah itu sepertinya suka sekali memasak, dan dia menulis sesuatu yang intinya memasak itu biar belajar jadi wife-able. Wowww! Padahal itu anak jauh lebih muda dari saya, muda banget malah -_- *saya dulu seumuran dia masih mikirinnya besok ujian apa dan malam ini mau belajar apa, tapi itu anak udah menciptakan banyak hal misalnya web yang isinya tentang masakan-masakan dan karya-karya kreativitas dia gitu* </div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Bergeser ke sosok selanjutnya, perempuan yang saya kenal sekitar satu tahun sembilan bulan lalu. Perempuan yang selalu mengajak siapapun agar dekat dengan Tuhan-nya. Tidak bosan-bosan mengingatkan orang-orang disekitarnya untuk berbuat kebaikan. Kadang saya berpikir ini anak mikirnya kejauhan banget tapi lama-lama ternyata memang nyaman dekat dengan Tuhan, benar kata dia. Kalau aja 1 : 50 orang di dunia ini seperti dia mungkin yang namanya korupsi nggak akan pernah ada *iya nggak ya* hahahaaaa</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Geser lagi yuk ke sosok bersemangat yang penuh dengan kejutan, ya tentu masih perempuan *kapan-kapan saya nulis tentang lelaki deh ya*. Dulu saya sempet mikir, ini anak idenya di stock gitu kali, nggak pernah habis. Kayaknya ide doi habis kalau lagi ngambek aja haha... Hobinya bikin segala hal yang unyu, kata dia kalau ntar punya ponakan sama anak mau bikin baju sendiri semua *boleh nitip ga ya dek?* haha... Nah ini perempuan kegiatannya seabrek, mulai dari komunitas, penelitian, masih juga di kampusnya nggak paham lagi kadang-kadang kegiatan doi banyak banget *pernah capek ga sih?*</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Ah ada juga sosok kalem yang kadang meledak-ledak. Saya kaget waktu tiba-tiba dia menangis, ternyata dia menangis karena marah 'anak-anak' nya dimarahi oleh orang lain (ceritanya anak-anak dia itu anak-anak sanggar Dreamdelion). Sederhana banget alasannya karena dia sudah menganggap anak-anak itu seperti anak kandungnya sendiri *padahal masih kuliah lho doi dan masih single* Jarang kan ada perempuan yang berhati keibu-ibuan seperti itu?</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Dannn masih banyak lagi, banyak perempuan-perempuan di luar sana yang menentukan sendiri pilihan dalam hidupnya. Tidak hanya menentukan tapi juga berkomitmen untuk menjalankan pilihan hidup mereka dengan sebaik-baiknya. Buat saya mereka itu perempuan pilihan, perempuan-perempuan yang telah dipilih Tuhan untuk menghiasi dunia ini dengan kecantikan lahir dan batin mereka. </div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333015441895px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px;" /></div>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-6042847554949174182014-04-03T07:02:00.001-07:002014-04-03T07:02:13.394-07:00Me and Mom Time @ Semarang :D<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3VDZK4U7ESFO2sG8qZSHyfAZY9RxkuJ487KOj0Kfp9YmM-kU03_t6-VM51SineqOq_PEj6g1l-sygvyLxTYYltyQE4HMyGXwzGSManUXPImFS3aP4s9jDa8F1I1vbf19Kl3rdVbUKDCs/s1600/DSC_0022.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3VDZK4U7ESFO2sG8qZSHyfAZY9RxkuJ487KOj0Kfp9YmM-kU03_t6-VM51SineqOq_PEj6g1l-sygvyLxTYYltyQE4HMyGXwzGSManUXPImFS3aP4s9jDa8F1I1vbf19Kl3rdVbUKDCs/s1600/DSC_0022.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg96PZ9tFc9dRXJ4gNdXg4InM5JOHkwrdpcsEvSLN_jY3lfOxxfVwMvrpPFEW_tctRNIi7zII-zgnWvt8eoS-s34FMxVHetmUTcZmjfARglRtjDBgZDibLPuABKfOtlxxwPhcqmQUI-yto/s1600/DSC_0023.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg96PZ9tFc9dRXJ4gNdXg4InM5JOHkwrdpcsEvSLN_jY3lfOxxfVwMvrpPFEW_tctRNIi7zII-zgnWvt8eoS-s34FMxVHetmUTcZmjfARglRtjDBgZDibLPuABKfOtlxxwPhcqmQUI-yto/s1600/DSC_0023.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWW5QmEBmjiidK9oaYM0JKCCZtPZr4MBMakNf0jmKpGn44bzIUnyva-QQceEuRLUXz6nCc5dntqBM5203IewXzpto3XavSPCsNBvPXtQIYlXTvTlhFQRdp1ad299a8mDB-7P6EkmMy_CM/s1600/DSC_0024.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWW5QmEBmjiidK9oaYM0JKCCZtPZr4MBMakNf0jmKpGn44bzIUnyva-QQceEuRLUXz6nCc5dntqBM5203IewXzpto3XavSPCsNBvPXtQIYlXTvTlhFQRdp1ad299a8mDB-7P6EkmMy_CM/s1600/DSC_0024.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd0TAsiwcHCADLBQURhAkUa3_vv2sC0y1td5E1hp9EEFyMNDKEqhwBfDxZCs9UfyFRwas-swnhhyphenhyphenci7VjcOQLE-TeiPa_rPHVvj7Yfain0i197lFXfCeCsbLMiUxLhloyqhNavHQXTmxg/s1600/DSC_0025.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd0TAsiwcHCADLBQURhAkUa3_vv2sC0y1td5E1hp9EEFyMNDKEqhwBfDxZCs9UfyFRwas-swnhhyphenhyphenci7VjcOQLE-TeiPa_rPHVvj7Yfain0i197lFXfCeCsbLMiUxLhloyqhNavHQXTmxg/s1600/DSC_0025.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbj1Eam-BVIHi82WlF82Hcs0iuJ6u0PE0uhSEGs1O8JLj89s1b4m56d4EIQoArJtc-SDTSpUziMb1XQULwd9Qchg7g1yW-_pkRKU6xTPe7hwSZBIL7kDOgCD4OqY9_ToV1GEp8mzLHP-A/s1600/DSC_0026.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbj1Eam-BVIHi82WlF82Hcs0iuJ6u0PE0uhSEGs1O8JLj89s1b4m56d4EIQoArJtc-SDTSpUziMb1XQULwd9Qchg7g1yW-_pkRKU6xTPe7hwSZBIL7kDOgCD4OqY9_ToV1GEp8mzLHP-A/s1600/DSC_0026.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_PtWjiz24HZnh-pxGJV4JxFqnwdpYGOa0QzovEB_QelbQXxp_j4T3vaXu_OiyptVucPdLbORsDVW6X0me04CVOEczrGvCiNeoevlSmfqCRMj3_64oTInSYq69NMO6MlvOj0Vpfc6HB9g/s1600/DSC_0027.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_PtWjiz24HZnh-pxGJV4JxFqnwdpYGOa0QzovEB_QelbQXxp_j4T3vaXu_OiyptVucPdLbORsDVW6X0me04CVOEczrGvCiNeoevlSmfqCRMj3_64oTInSYq69NMO6MlvOj0Vpfc6HB9g/s1600/DSC_0027.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKn4wMXErYDHooFD9Rc2yG1b9loGurywTRtV9H6DD51l1AVp_-ToukvTFlkt25kmfaYp_Y01PSbNOKNDJCJmsbMvG5lTMpRi8VGB5UwNH6gNYul8DtJCBYQpklJCJ3nSOu-xwpLttOfTU/s1600/DSC_0028.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKn4wMXErYDHooFD9Rc2yG1b9loGurywTRtV9H6DD51l1AVp_-ToukvTFlkt25kmfaYp_Y01PSbNOKNDJCJmsbMvG5lTMpRi8VGB5UwNH6gNYul8DtJCBYQpklJCJ3nSOu-xwpLttOfTU/s1600/DSC_0028.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR9Ze0-OAbVYr7qLogK7tiAx80VILlECI1xjj58SARu1mqx-L85brfm4LQt3UCLOOUUT2BR-PIrNXzUZkl5tXS70RHdZQeL1unacDjHQzrITrLIY7WGSOAFlj09ii7fWBFTiuPyJuzDgY/s1600/DSC_0029.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR9Ze0-OAbVYr7qLogK7tiAx80VILlECI1xjj58SARu1mqx-L85brfm4LQt3UCLOOUUT2BR-PIrNXzUZkl5tXS70RHdZQeL1unacDjHQzrITrLIY7WGSOAFlj09ii7fWBFTiuPyJuzDgY/s1600/DSC_0029.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieerXxKRKFnkhhhBlG4QrrpNBydkL17jwm2NcjKekNx9v_p9kGKcug2WzIudnfreODlsEpJfOsB8AD7BJqsAcUYspNXy161kGyv-iFPwciFAYBGoREjusC0f-3Zmf9WAbQs_Gpg1jp-9U/s1600/DSC_0030.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieerXxKRKFnkhhhBlG4QrrpNBydkL17jwm2NcjKekNx9v_p9kGKcug2WzIudnfreODlsEpJfOsB8AD7BJqsAcUYspNXy161kGyv-iFPwciFAYBGoREjusC0f-3Zmf9WAbQs_Gpg1jp-9U/s1600/DSC_0030.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<br />My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-61204856313333421892014-04-03T06:52:00.002-07:002014-04-03T06:57:22.919-07:00"Kurang Benar" bukan "Salah"<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hari itu saya menghabiskan sore hari dengan perasaan super gelisah, akhirnya pagi pun tiba dan airmata tidak dapat terbendung. Saya pun menangis, akhirnya setelah sekian lama mencoba tidak menangis di depan orang lain. Malamnya saya masih ketawa-ketawa, bercerita dan menyusun rencana untuk sebuah acara di komunitas saya :) Malam yang menyenangkan, saya mencoba menyembunyikan gelisah itu dengan serapi mungkin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Suara Ibu terdengar, mencoba menenangkan saya yang tengah terisak. Berulang kali Ibu meminta saya menjelaskan kenapa, tapi saya terus saja menangis. Akhirnya saya mencoba menata perasaan, lalu mulai bercerita pada Ibu. Dan tidak saya sangka Ibu justru tertawa dan Musa pun ikut tertawa di belakang ibu, "mbak via cengengggg..."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rasa-rasanya saya ingin segera menutup telpon dan ngambek seharian ke Ibu dan Musa. Tapi saya urungkan, tau maksud mereka ingin menghibur.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ceritanya dimulai di siang itu, sekitar jam 1 siang. Tiba-tiba saja saya mendapatkan sebuah pesan singkat, ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan oleh pengirim sms. Namun saya tidak tau ada sms, akhirnya dua jam kemudian saya baru tersadar. Saya pun dengan polosnya menghubungi, tidak saya sangka keluarlah satu demi satu kalimat yang tidak mengenakkan hati. Saya yang mendapati kalimat-kalimat itu jelas mematung, tidak tau apa yang harus saya katakan, tidak diberi waktu untuk menjelaskan apalagi membela diri. Entah, sampai telpon itu ditutup saya belum tau dimana letak kesalahan saya.</span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya paling tidak suka ada orang yang marah kepada saya karena itu saya berusaha sebisa mungkin menjaga sikap dan perkataan. Tapi siang itu bisa jadi pengalaman pertama dan semoga menjadi pengalaman terakhir (dan terburuk) yang pernah saya alami. Saya dimarahi habis-habisan karena miskomunikasi, saya dianggap sudah melewati level di atas untuk bertanya tentang hal yang saya tidak mengerti. Dan ternyata itu tidak diijinkan, mungkin tidak semua orang berpikiran seperti itu dan hari ini salah satu buktinya bahwa tidak semua orang berpikir hal yang sama bahwa belajar itu bisa dari mana saja hahahaaa yasudahlah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi kejadian siang itu yang berujung tangis di pagi hari setelahnya membuat saya semakin sadar bahwa saya tidak bisa menjadi seseorang yang bisa menyenangkan semua orang, selalu saja ada yang tidak suka dengan sikap yang mungkin dinilai salah. Setiap orang memiliki kacamatanya masing-masing karena itu setiap orang berhak menentukan bagaimana mereka memandang sebuah masalah, mau menggunakan sudut pandang yang mana.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semenjak pagi itu, semenjak tangis saya sulit tertahankan ketika Ibu menelpon, saya janji pada diri saya untuk lebih berhati-hati lagi. Untuk tidak lagi mengecewakan orang lain dan selalu mencoba mempertimbangkan 'kacamata' orang lain juga setiap kali akan memutuskan suatu hal. Tapi saya suka dengan pesan ibu ketika saya menangis saat itu :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Kalau memang merasa tidak salah, ya jangan takut. Tapi kalaupun kamu merasa tidak salah, tetap minta maaf karena mungkin menurut beliau kamu salah. Tapi jangan pakai kata salah ya, pakai kata mungkin kurang benar. Karena kalau pakai kata salah ketika minta maaf, seolah menekankan si peminta maaf benar-benar bersalah. Sekarang lagi dicoba sama Allah karena Allah sayang sama kamu..." </span></blockquote>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kurang lebih seperti itu pesan Ibu, ya seperti biasa ibu yang tipikal orang super selow memang bikin hati jadi lebih selllowww haha... Dan seminggu kemudian, saya dan orang yang memarahi saya itu pun menjadi seperti tidak pernah memiliki masalah apapun, nah sekarang ada ga sih masalah yang nggak ada jalan keluarnya? Asal nggak sok benar aja! hehe ^^ </span><br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-91368431729991954952014-03-04T09:29:00.002-08:002014-03-04T09:36:15.115-08:00Ternyata Belajar itu (SELALU) Menyenangkan!<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Tiba-tiba aja malam ini saya pengen menulis tentang pengalaman tiga bulan saya belajar tentang perbankan. Tapi tulisan ini tidak akan bercerita tentang perbankan XoXo </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Malam ini, pukul 11.45 PM di hari Selasa (04032014), dengan lampu yang sengaja saya matikan biar bisa tidur tapi ternyata tetap aja nggak bisa tidur hahahaaa mungkin memang disuruh Allah untuk menulis (iya kan, Allah?)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Sudah 3 bulan berjalan, menuju bulan ke-4, saya belajar tentang perbankan. Latar belakang saya sebagai sarjana Manajemen Sumber Daya Manusia membuat saya cukup kesulitan mencerna apa yang diajarkan oleh instruktur. Apalagi saat awal belajar Basic Banking dengan 2 minggu penuh materi Financial & Accounting, rasa-rasanya saya pengen terjunnnnn bebasssssss! Nafsu makan jadi menurun, badan panas dingin setiap hari, pikiran melayang-layang takut ujian nanti harus jawab apa *agak lebay dan sok mendramatisir sih ini*</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Tapi yasudahlah hidup kan harus dijalani, tantangan harus dihadapi bukan diratapi, iya bukan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Keyakinan saya yang belum 100% dan kesungguhan saya yang benar-benar harus dipertanyakan saat itu menjadikan tekanan tambahan dalam diri, demotivasi atau apalah itu namanya. Saya tidak merasa harus 'DO MY BEST' seperti biasanya. Akhirnya ujian pertama pun tiba, saya benar-benar menyesal saat hari itu datang karena saya merasa tidak siap. Meskipun 2 minggu terakhir bersikeras mengejar materi yang tertinggal karena masih mempertanyakan 'IS IT THE BEST FOR ME?' belum terjawab. Saya mati-matian mengejar ketertinggalan, satu persatu materi coba saya baca... saya ulangi... makin dibaca bukannya malah paham, dan akhirnya tesss tesss tesss... airmata pun menetes *senjata andalan saat merasa tidak mampu melakukan sesuatu, menangis di telpon sama Ibu*</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Benar saja, malam sebelum ujian badan saya sudah demam. Mual-mual sampai pagi harinya, masuk kelas untuk ujian dengan muka pucat. Mungkin saya terlambat menyadari tentang sesuatu, tapi untungnya saya hanya terlambat bukan tidak pernah tau. Terlambat membuat saya belajar dari kesalahan, sementara tidak pernah tau apalagi tidak pernah mau tau menjadikan saya tersesat dalam kesalahan. Saya bersyukur untuk keterlambatan itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: large;">Cintai apa yang kita lakukan, tidak hanya melakukan apa yang kita cintai. Karena hanya dengan itu kita bisa memberikan yang terbaik dari diri kita, bagaimana bisa memberikan yang terbaik bila tidak ada cinta ketika melakukannya? - oleh saya, malam ini :p</span></blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ada 80 soal yang coba saya kerjakan dalam waktu 80 menit. Suasana kelas sunyi seketika, tidak ada penjaga ruang ujian tapi ada CCTV hahaha... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua jam kemudian pengumuman siapa yang lulus dan yang tidak, Alhamdulillah saya sangat bersyukur bisa menjadi salah satu yang lulus. Tapi sedih sekali saat ada yang tidak lulus karena yaaa sedih aja, belajarnya bersama jadi menurut saya ya harus lulus bersama!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika besoknya diumumkan berapa nilainya, hmmm benar saja nilai saya bisa dibilang pas-pasan. Kalau saja saya lebih berusaha, pasti lebih baik! Kenapa saya tidak berusaha dengan maksimal saat itu? Karena pikiran saya masih kerdil, saya merasa tidak suka yasudah tidak saya lakukan dengan usaha terbaik (bahkan tidak saya lakukan dengan baik). Saya menyesal, meskipun saya bersyukur karena nilainya bisa dibilang di atas rata-rata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Saat saya kuliah dulu, saya juga tidak suka ekonomi, saya tidak suka dengan segala sesuatu yang ada matematika! Tapi saya jalani, bukan karena saya tidak bisa masuk ke jurusan yang saya inginkan (Psikologi atau Komunikasi), tapi karena saya percaya bahwa diterima melalui jalur PPKB UI di Manajemen adalah amanah Allah yang harus dijaga. Saya memilih Manajemen karena nasehat Guru BK SMA saya, bukan karena pilihan saya. Tapi saya lakukan sebaik yang saya bisa lakukan, ya meskipun saya tidak suka! Mendengarkan dengan baik di kelas, mengerjakan semua tugas, berusaha tidak lalai mengikuti asistensi, jujur dalam ujian tanpa pernah mencontek sekalipun. Hasilnya, Alhamdulillah. Ibu saya yang datang saat itu di yudisium FEUI bisa pulang dengan senyumnya dan wajahnya yang berseri-seri bahagia. "Bukankah saya (seharusnya) bisa melakukan hal yang sama saat ini dengan apa yang dulu saya lakukan?" Tanya saya pada diri sendiri</span></blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Masuklah saya pada modul ke-2, Consumer Banking. Hari pertama dibuka oleh seseorang yang entah kenapa sejak dulu awal bertemu pada masa Induction sudah sangat saya idolakan, nama beliau adalah Pak Tony Tardjo. Menurut saya beliau adalah sosok yang sangat bersemangat, optimis, cerdas, dan aura pemimpin dalam dirinya membuat saya ikut bersemangat hari itu dan hari-hari selanjutnya. Modul Consumer Banking hanya berjalan 2 minggu lebih dan akan dilanjutkan dengan OJT. Kebetulan saya mendapatkan area Jawa Tengah selama 1 bulan, mohon doanya ya :) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oiya dan benar saja, saat pengumuman nilai written test (04-03-2014), Alhamdulillah lebih baik dibandingkan yang pertama. Ini bukti dari Allah kalau PASTI BISA kalau MAU dan mencoba MAMPU!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQeGrR3gLmYyyW2i9GPITgVYLvHD_YSW9UMn7uXNuOJszruwqNzX60d64fmclou6VSYUsKVovzqurDhto9QeCtTg37exlxJkMPE2Gwa6n853Mfm2voBowyr3p29Rjffyw7uajX8Vr1dVk/s1600/1661654_548352591928897_1981849512_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQeGrR3gLmYyyW2i9GPITgVYLvHD_YSW9UMn7uXNuOJszruwqNzX60d64fmclou6VSYUsKVovzqurDhto9QeCtTg37exlxJkMPE2Gwa6n853Mfm2voBowyr3p29Rjffyw7uajX8Vr1dVk/s1600/1661654_548352591928897_1981849512_n.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMTDH6XfDd8WCkhRzxmn2SL2qw22LkvJa5t8RzMlIStXKrViYW0RSzo96gLvIsQiyhMpDYR7ktD3_J5gPf1YhPYaeS22FUrw2AuyePmZ9SPIRoXYPhEC_RYZTOEnA1wQQzMwxZ8UBVE6M/s1600/1920578_548353755262114_1094093238_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMTDH6XfDd8WCkhRzxmn2SL2qw22LkvJa5t8RzMlIStXKrViYW0RSzo96gLvIsQiyhMpDYR7ktD3_J5gPf1YhPYaeS22FUrw2AuyePmZ9SPIRoXYPhEC_RYZTOEnA1wQQzMwxZ8UBVE6M/s1600/1920578_548353755262114_1094093238_n.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Singkat cerita, tulisan ini saya buat untuk menggambarkan bahwa tidak ada ruginya mau belajar. Karena mau menjadikan kita mampu, jika mau itu didukung dengan usaha terbaik, ikhtiar terbaik. Dan ternyata belajar itu (SELALU) menyenangkan! Hahahaaa saya sudah mencobanya, mencoba melawan ego saya untuk belajar apa yang tidak saya suka, untuk melakukan apa yang menurut saya tidak menyenangkan. Bagaimana dengan kamu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Your time is limited, so don't waste it living someone else's life. Don't be trapped by dogma, which is living with the results of other people's thinking. Don't let the noise of other's opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary. (Steve Jobs)</span></blockquote>
<br />
So Guys, follow your HEART and INTUITION. Tapi jangan melimitasi diri kita dengan pikiran "TIDAK SUKA", "TIDAK MAU", dan "TIDAK BISA". Karena tiga hal itu yang meracuni kenyataan hidup kita dan akhirnya menjadikan asumsi menjadi realita. BE POSITIVE THINKER!<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
5 Maret 2014</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
00.25 :) Selamat Pagi Dunia!</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<br /></blockquote>
My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-17066764097787426532014-02-21T09:52:00.000-08:002014-03-22T08:29:42.421-07:00Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Peternakan, Setitik Cita untuk Kampung Halaman<h2>
"Sedih!"</h2>
<br />
Mungkin satu kata itu cukup menggambarkan bagaimana rasa hati ini, setiap kali mendengar hal-hal yang kurang pantas ada di kampung halaman sendiri. "Jauh-jauh ke Ibukota, menuntut ilmu untuk mendapatkan sebuah titel sarjana, tidak pernah terpikirkan apapun untuk membangun kampung halaman sendiri..." rutuk saya saat itu.<br />
<br />
Tidak sekali dua kali mendengar Ibu saya yang berprofesi sebagai guru bercerita tentang anak-anak didiknya yang (maaf) hamil diluar nikah. Belum lagi kondisi yang saya lihat dimana banyak masyarakat yang kekurangan dan pendidikan anak-anak menjadi pilihan untuk tidak dipentingkan. Banyak anak lulusan SD dan SMP yang tidak lagi melanjutkan pendidikannya, beberapa dari mereka dinikahkan atau dikirim ke kota sebagai pembantu rumah tangga.<br />
<br />
Ngawi, kota kecil di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu memberikan warna dalam hidup saya. Meskipun hanya 3 tahun tinggal disana selama SMP, saya merasa sangat berutang dengan kota tersebut karena saya belajar untuk bisa bergaul pertama kalinya di sana, saya belajar mandiri dan anti manja pertama kali di sana, saya belajar menghargai orang lain pertama kalinya di sana, terutama saya belajar menjadi diri saya yang sekarang ini dari sana.<br />
<br />
Saat itu satu hari pasca Yudisium FEUI di bulan Agustus 2013, saya mengajak Ibu ke Bogor bersama teman-teman Dreamdelion untuk mengajar masyarakat sesuai dengan permintaan salah satu komunitas rekan-rekan beragama Buddha.<br />
<br />
Sepulang dari sana, Ibu yang sebelumnya bertanya-tanya tentang "apa yang sebenarnya dilakukan Dreamdelion?" menjadi mendukung penuh langkah saya untuk menekuni dunia kewirausahaan sosial. Akhirnya sebuah permintaan Ibu yang tidak bisa saya tolak, memberdayakan masyarakat di kampung halaman kedua orangtua saya di Ngawi.<br />
<br />
Saya mulai berpikir-pikir, "apa yang bisa saya lakukan di sana? Kalaupun ada 'apa'-nya, lantas bagaimana saya bisa melakukannya?"<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiIB3rGMTTkY2T0FoGGcs4XviJwo-ejtgPzlOffAc2Z08jgNJOIcTftivByC_EDVL8nsrHHBYp5mGGsCCalGbiMqfaDLNSSEyd_sXvY1K_Br21YFYC8LGHwEFRKqgei_cUSMXV0zT2jvM/s1600/Foto0444.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiIB3rGMTTkY2T0FoGGcs4XviJwo-ejtgPzlOffAc2Z08jgNJOIcTftivByC_EDVL8nsrHHBYp5mGGsCCalGbiMqfaDLNSSEyd_sXvY1K_Br21YFYC8LGHwEFRKqgei_cUSMXV0zT2jvM/s1600/Foto0444.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kondisi rumah masyarakat sekitar</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwVXlXQm6d6cn_s_WV-kzVeS_tpPsKuRph_3KU1fKDagEUMVz_w6b_BEFOyUZ-0jtOZQVGUxWKDihALH_ljETZfbiHP4ujigR3EXNG17zbU1lTUClWzrNlMlOEy4yPJPRgMLq-TYZifJ4/s1600/Foto0447.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwVXlXQm6d6cn_s_WV-kzVeS_tpPsKuRph_3KU1fKDagEUMVz_w6b_BEFOyUZ-0jtOZQVGUxWKDihALH_ljETZfbiHP4ujigR3EXNG17zbU1lTUClWzrNlMlOEy4yPJPRgMLq-TYZifJ4/s1600/Foto0447.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kondisi rumah masyarakat sekitar</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Akhirnya ide itu pun lahir karena percakapan singkat antara saya dan Ibu melalui telpon, Ibu bercerita tentang masyarakat desa yang 'bertangan dingin' terutama dalam peternakan dan pertanian. Saya mulai berpikir, "pertanian?" butuh modal yang cukup besar untuk membeli maupun menyewa lahan, membeli bibit dan mesin-mesin pertanian, dan belum lagi resiko besar mengingat iklim dan hama. Akhirnya saya pikir, mungkin "peternakan".<br />
<br />
Dan cerita pun dimulai...<br />
<br />
Apa kira-kira bidang peternakan yang bisa saya jangkau dengan segala keterbatasan?<br />
<br />
Menimbang-nimbang segala kemungkinan, saya pertama berpikir peternakan ayam. Namun ternyata berternak ayam tidak mudah, belum lagi isu flu burung dan baunya yang menganggu, tidak enak dengan tetangga. Berpikir peternakan sapi, ternyata butuh modal yang tidak sedikit, saya belum sanggup untuk memodalinya karena tidak mungkin hanya membeli 1 atau 2 sapi menurut saya karena perkembangannya akan lambat jika seperti itu. Akhirnya setelah menimbang-nimbang terpikir peternakan kambing, Alhamdulillah Allah memudahkannya.<br />
<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrdS5cdB1uoCzzjqbtzILvKvrNEIYhveDJ3lV9Qkz0bXLnls_fUEt1gLkFwZpowmCUJFhTwT4H91epfO1_1I1mKTzHZ4tiZO8He8uS_ik1F6uu4AX9RWxjgQf7v0VjwD1f0Uj7bN3_124/s1600/Foto0440.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrdS5cdB1uoCzzjqbtzILvKvrNEIYhveDJ3lV9Qkz0bXLnls_fUEt1gLkFwZpowmCUJFhTwT4H91epfO1_1I1mKTzHZ4tiZO8He8uS_ik1F6uu4AX9RWxjgQf7v0VjwD1f0Uj7bN3_124/s1600/Foto0440.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Alhamdulillah, ini kambing pertama saya :)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Ibu sepertinya berusaha menantang saya dan Alhamdulillah saya memiliki sosok seperti beliau. Ibu menyewa sebuah rumah untuk membuat tempat perawatan kambing.<br />
<br />
Awal Januari, Ibu dengan bangga memberitahu saya bahwa ada seseorang yang menitipkan kambing untuk dikelola (investor) dan Ibu membeli kambing dari uangnya sendiri. Saya pun mulai menabung lagi, benar juga sebuah langkah besar harus dimulai dengan langkah kecil, kalau hanya menunggu entah sampai kapan sebuah hal yang dicitakan dapat terealisasi.<br />
<br />
Akhirnya di akhir Februari saya mulai bisa membeli kambing sendiri dan Alhamdulillah tidak disangka ada pencairan dana penulisan buku dari dosen saya Bu Riani (dosen favorit dan kesayangan saya sesama kuliah). Saya coba pergunakan baik-baik dana tersebut untuk bisa lebih mengembangkan program di Ngawi tersebut. Memang tidak banyak yang bisa saya lakukan, pun masih bisa dihitung jari jumlah masyarakat setempat yang bisa mendapatkan amanah memelihara kambing dengan sistem bagi hasil tersebut. Tapi saya senang, saat Ibu bercerita jika masyarakat setempat satu persatu datang untuk menawarkan diri memelihara kambing padahal sebelumnya saat ditawarkan pertama kali justru ada kecenderungan menolak. Saya senang saat salah satu pemeliharanya adalah seorang Bapak yang sedang memperjuangkan pendidikan untuk anaknya, agar anaknya bisa mengejar cita, melanjutkan pendidikan SMK. Saya senang, Alhamdulillah senang meskipun masih banyak yang sebenarnya ingin saya lakukan namun belum mampu, inshaAllah Allah akan memampukan saya pada waktu yang tepat tentu dengan bantuan berbagai pihak.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDx3UBSaMSbwXAjtUqy8V47UfIrSlA4GDfsDBUPW9zljhecbAnlLqq5dlVDcdB8clP3O8ihAQhoeJRtNmcKegqQVSZk7BMAMTCLzcOp28Vc5_ySX8ZPvxVYgDGkyxsByc3vWSDGzqbG84/s1600/Foto0465.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDx3UBSaMSbwXAjtUqy8V47UfIrSlA4GDfsDBUPW9zljhecbAnlLqq5dlVDcdB8clP3O8ihAQhoeJRtNmcKegqQVSZk7BMAMTCLzcOp28Vc5_ySX8ZPvxVYgDGkyxsByc3vWSDGzqbG84/s1600/Foto0465.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkmUI9gWkUqss_lqWDremxzgze2YoT5t9hQwuFwSUlhH_5dmXot-eNrwrsKFS13daB9VtlpjJBjTuYry3x6yZeRtjZhyphenhyphenv8AQHZnKmVGWs_vrDN8iYszZsrpSl9iO7pDkRUa0iuPBlnwDM/s1600/Foto0468.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkmUI9gWkUqss_lqWDremxzgze2YoT5t9hQwuFwSUlhH_5dmXot-eNrwrsKFS13daB9VtlpjJBjTuYry3x6yZeRtjZhyphenhyphenv8AQHZnKmVGWs_vrDN8iYszZsrpSl9iO7pDkRUa0iuPBlnwDM/s1600/Foto0468.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kandang sederhana untuk The Kambings :p</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Boleh bermimpi setinggi langit, tapi apa gunanya bermimpi tanpa kemauan merealisasikan? Dan tak ada yang tak mungkin karena saya yakin Allah selalu memiliki cara untuk kita dapat merealisasikan mimpi-mimpi kita, terutama mimpi untuk berbagi kebermanfaatan. Selamat berbagi dan bermanfaat!<br />
<br />
<br />My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-752614756504072684.post-74539135323686284252014-01-25T07:39:00.003-08:002014-01-25T07:39:33.420-08:00Definisi Menjadi yang Terbaik :)Gue sebenarnya masih sering bingung sama definisi menjadi yang terbaik. Setiap fase kehidupan mengajarkan pada diri gue kalau definisi ini berubah-ubah. Sebagai tipikal manusia dominan (berdasarkan hasil psikotest) dan suka dipuji (sifat dasar manusia yang mau nggak mau jadi sifat dasar gue juga kali yaaa hahahaa) tentu gue pengen jadi yang terbaik dimanapun gue berada. Tujuan gue sih sederhana, menjadi yang terbaik berarti membuat diri gue punya satu nilai plus, punya cerita, punya sesuatu yang membanggakan untuk dibagi ke orang lain, terutama buat dua orang spesial dalam hidup gue --- Ibu dan Bapak.<br />
<br />
Waktu gue masih kecil, menjadi yang terbaik seringkali gue artikan sebagai menang kalau lagi bertengkar sama adik, menang kalau lagi rebutan televisi, menang kalau bisa bikin adik gue dimarahin Ibu, yaaaa terbaik itu menang ngelawan adik. Meskipun Ibu super disiplin, tapi jadi yang terbaik masa lampau banget itu (kesannya tua banget) nggak pernah gue artikan dengan bisa jadi nomer satu di kelas karena itu nggak mungkin, hahahhaaa pas SD gue punya temen cowok yang pinternya nggak bisa ditandingi dan entah kenapa dia hobi banget juara 1.<br />
<br />
Lalu melangkah ke bangku SMP, jadi yang terbaik versi gue itu adalah nge-gank sama cewek-cewek yang populer (survei membuktikan seperti itu, dulu, hahhahahaa). Terus gue bisa menang kalau pas lagi berantem sama temen, pokoknya mau jadi super hero-nya cewek-cewek hahahaaa... Dulu juga pas SMP, jadi yang terbaik itu kalau bisa jadi anak kesayangan guru, terutama guru biologi sama guru ekonomi :3 *super nyebelin*<br />
<br />
Pas SMA, mulai agak beneran dikit nih, terbaik itu kalau bisa jadi juara kelas dan menang kompetisi. Merasa jadi terbaik pas bisa jadi ketua ekstrakurikuler jurnalistik dan jadi kakak kelas yang terkenal *kenal nama doang nggak kenal orangnya, ckckkckkk kelakuan adik-adik kelas hahahaha*<br />
<br />
Masuk ke dunia yang penuh retorika #Tsahhhhhhh masa kuliah. Jadi yang terbaik itu apa yaaa? Gue mulai bingung nih sama definisi Terbaik!!! Sekedar punya IPK tinggi, pernah exchange, bolak balik menang lomba, jadi aktifis ternyata nggak lantas bisa gue bilang sebagai indikator menjadi yang terbaik *sok ilmiah hahahaaa* Tahun ke-4 kuliah gue baru tau definisi jadi yang terbaik, ternyata bisa jadi 'merasa' terbaik itu kalau bisa ketemu sama teman-teman yang baik, karena teman yang baik akan menularkan kebaikan ke kita.<br />
<br />
Ternyata setelah gue mencari-cari definisi terbaik, gue bisa dapetin itu di akhir-akhir masa kuliah, ya menjadi yang terbaik adalah berteman dengan orang-orang baik sehingga bisa memotivasi gue buat jadi orang baik, tapi ternyata jadi orang baik itu nggak gampang ya hehe semoga teman-teman gue yang baik bisa selalu menularkan kebaikan mereka ke gue. Amin Ya Allah.<br />
<br />
Pssssssss mungkin ini subjektif, jadi silahkan mencari definisi menjadi yang terbaik versi kalian sendiri yaaaa :D Salam terbaik!!!<br />
<br />
<br />My Life, My Dream, My Creativityhttp://www.blogger.com/profile/15109324990712625618noreply@blogger.com0