Sudah lama ya saya tidak mengujungi, apalagi menulis dalam blog ini. Pasti pembaca sudah kangen kan sama tulisan-tulisan saya? Ngaku dehhh ngakuuu Hihiii (pede amat ya saya ini?) Nah lewat tulisan ini saya akan mencoba membahas tentang kekuatan harapan dan mimpi.
Saya sangat suka berimajinasi sejak kecil. Mungkin agak mmm tepatnya sangat aneh, saat saya berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam diri melalui gejala-gejala yang ada di alam. Misalnya dulu saat saya memiliki keinginan, saya coba melihat awan di langit jika berubah bentuknya dalam hitungan detik yang sudah saya tentukan maka pasti keinginan saya akan terwujud. Simpel sih sebenarnya, imajinasi anak-anak yahhh seperti itu!
Saya sangat suka membaca, sejak kecil secara rutin setiap bulan ibu akan membawa saya dan adik ke pusat kota Jember. Adik sangat suka menghabiskan waktunya di tempat bom-bom car di Matahari Dept Store, sementara saya dan ibu suka menghabiskan waktu di Gramedia. Ya tentu dengan bapak yang menjaga adik. Ibu memang sosok yang sangat cerdas, beliau sangat suka membaca mungkin karena itu ibu menjadi perempuan yang pintar. Pokoknya kalau ngobrol sama ibu tentang apaaaaa saja pasti mendapatkan jawaban. Ibu membiasakan saya untuk membaca, saya dan adik boleh membeli berapapun buku yang kami inginkan dengan catatan harus bisa menceritakan isi buku tersebut. Saya sangat suka mengkoleksi komik seperti detektif conan, ketika beranjak remaja suka dengan teenlit. Per hari saya bisa menyelesaikan 1-2 novel. Beberapa kali saya suka mencuri-curi kesempatan membaca novel-novel yang dibaca oleh ibu, yaaa novel-novel romantis dan dramatis begitulah cerita-ceritanya. Kayaknya gara-gara ini juga semakin jadi anak super imajiner :p Ya hobi membaca itu seringkali menghantarkan saya pada sebuah dimensi lain dalam kehidupan, seolah saya ini sedang melakonkan peran yang bukan diri saya sebenarnya. Membaca membuat saya terdorong untuk menulis. Dan yang paling penting karena membaca saya tumbuh dan besar menjadi gadis dengan harapan-harapan dan mimpi-mimpi.
Ibu selalu bilang pada saya bahwa tidak semua keinginan akan tercapai, tapi bapak selalu bilang pada saya bahwa saya akan bisa mencapai semua keinginan. Dua pernyataan yang sungguh bertolak belakang, tapi dua pernyataan itu yang membuat saya selalu haus untuk terus memiliki harapan dan mimpi karena ada keyakinan bahwa semua itu akan tercapai dengan juga realistis pada limitasi-limitasi yang ada.
Harapan yang masih sangat saya ingat adalah memiliki sebuah piala untuk menghiasi meja belajar, hal itu juga menjadi mimpi saya sejak duduk di bangku SMP. Lambat laun saya melupakannya, "sepertinya tidak akan pernah ada piala di rumah, cukuplah angka-angka membanggakan dalam rapot yang bisa dibawa pulang dan membuat bapak dan ibu senang." Dan hari ini saya bisa bilang bahwa harapan dan mimpi yang saya kira tidak mungkin itu menjadi kenyataan. Berawal dari satu piala saat kelas 2 SMA, lalu menjadi beberapa dan kini menjadi penghias manis di ruang keluarga. Harapan dan mimpi tersebut ternyata sudah melekat dalam batin dan pikiran saya sehingga saya melakukan hal-hal yang secara tidak langsung mengarahkan saya untuk mencapainya.
Begitupula saat saya sangat ingin keluar negeri, tapi saya kan harus sadar diri juga dengan keterbatasan secara ekonomi sehingga saya mengubur rapat-rapat harapan dan mimpi itu. Ternyata MasyaAllah saat di penghujung akhir kelas 3 SMA, saya mendapatkan paspor dan jalan-jalan gratis ke Singapura dan Malaysia yang diberikan oleh Dispenbud Jember. Ternyata mimpi dan harapan pun menciptakan sebuah korelasi, dan keinginan ke luar negeri ini dikabulkan karena saya sudah bisa mencapai mimpi dan harapan memiliki piala. Dan merasa sangat bersyukur saat bisa exchange dibiayai oleh Kemendikbud ke Thailand selama 4 bulan, ternyata tanpa merogoh kocek pribadi pun bisa tinggal di luar negeri. Alhamdulillah...
Dan lihatlah teman-teman, Allah begitu baiknya memberikan apa yang saya mimpikan dan harapan. Bahkan lebih dari apa yang saya ekspektasikan. Maka nikmat Allah mana yang dapat saya ingkarkan? Ketika saya memiliki mimpi dan harapan maka Allah mendekatkan saya dengan cara mencapainya, pastinya tidak seketika namun melalui sebuah proses yang kadang panjang dan melelahkan.
Juga saat saya ditengah kegalauan yang teramat dalam, ketika harus memutuskan kuliah atau tidak di Universitas Indonesia. Saat itu beberapa orang dengan jelas menyatakan bahwa saya harus menenggelamkan mimpi dan harapan saya untuk merantau ke Depok yang dekat dengan ibukota. Bahkan salah seorang saudara dekat saya bilang seperti ini...
"Kamu coba realistis saja, hidup di sana itu mahal. Sebentar lagi Bapak kamu kan pensiun, lalu siapa yang membiayai?"
Sempat down dan merasa harus berpikir ribuan kali, berulang-ulang agar tidak salah mengambil keputusan. Sampai dengan justru Bapak saya yang membangkitkan mimpi dan harapan itu, "...pergi nduk, Bapak kan orangtua jadi kewajiban Bapak memberikan pendidikan terbaik buat kamu dan adik karena Bapak tidak bisa mewariskan apa-apa selain itu..." Dengan semangat itu, saya pun pergi ke Jakarta tanpa ditemani orangtua, mengurus semua hal sendiri dengan beberapa kawan dari daerah (beberapa diantar oleh orangtuanya). Mungkin situasi saat itu benar-benar seperti ada di lautan yang bergelombang, sebenarnya binggung bisa mencapai tujuan atau tidak. Tapi sekali lagi, kekuatan mimpi dan harapan menghantarkan saya pada sebuah beasiswa unggulan CIMB Niaga yang membayari sekolah dan biaya hidup saya secara penuh. MasyaAllah, maka nikmat Allah yang mana yang bisa saya dustakan? Sekarang skripsi saya sudah selesai Alhamdulillah, menunggu revisi dan sidang semoga dipermudah. Mohon Doanya ya semoga dilancarkan, Amin Ya Allah.
Pun juga jika kawan-kawan pernah mendengar tentang Dreamdelion Community Empowerment yang saya inisiasi sepulang saya dari program pertukaran mahasiswa dengan segala bentuk tekanan, keterbatasan, dan tiba-tiba juga bermula dari mimpi dan harapan yang menyatukan dan mempertemukan saya dengan teman-teman yang memiliki visi yang sama. Sebegitu kuatnya lho kekuatan dari harapan dan mimpi, magis bukan? Membius kita dan kadang menjadikan kita ambisius untuk mencapainya dan selama hal itu positif mengapa tidak?
Saya yakin dengan harapan dan mimpi yang positif dan bermanfaat maka semesta akan mendukung, Wallahualam... :D Selamat menguntai harapan dan mimpi, terus berusaha mencapainya dan jangan lupa untuk selalu berdoa!!!
Depok, 1 Mei 2013
Alia Noor Anoviar