Aku sangat senang dengan empat hari terakhir di Indonesia sebelum menuntut ilmu selama 4 bulan di MUIC, Thailand. Menurutku, hari-hari terakhir ini insyaAllah sangat bermanfaat dan bisa bertemu dengan orang-orang yang memberikan inspirasi dan manfaat.
3 Februari 2012
Pagi yang sangat sejuk, akhirnya keluar dari rumah tante setelah mendekam beberapa hari untuk menyelesaikan urusan tempat tinggal selama di Thailand nanti, dan jreng jreng jreng akhirnya kami memilih Apartemen Baan Suan yang notabene adalah apartemen yang diajukan oleh IO MUIC, paling mahal dibandingkan pilihan-pilihan lainnya. Padahal sudah mencoba mencari-cari apartemen lain yang lebih murah seperti di Dearly, Eton, dan Full House. Sedihnya nggak bisa dapat Green Park House yang pertama kali ditawarkan karena overload mahasiswa dari luar negeri.
Dan ketiduran di kereta commuter Jakarta-Depok itu cukup membuat binggung, tiba-tiba saja sudah sampai Stasiun UI dan kereta melaju ke stasiun berikutnya. Akhirnya turun di Stasiun Pocin. Naik ojek menuju Kutek, maunya ke kosan Dini tapi ternyata dia tidak dikosan. Jalan ke FE, duduk sendirian di selasar. Hmmm suasana liburan memang selalu sepi dan sunyi seperti ini. Baru terlihat beberapa office boy dan office girl, juga bapak-bapak satpam, dan beberapa karyawan yang baru datang. Setelah jam menunjukkan sekitar pukul 08.00, aku ke CIMB Niaga buat ketemu sama ibu dosen membicarakan kelanjutan riset depdag. Hehehe... bener-bener deh bahasa inggrisku masih sangat kacau sehingga banyak sekali yang harus direvisi. Tapi ya inilah proses, pembelajaran mulai dari yang nggak tau apa-apa sampai bisa menjadi lebih mampu melakukan sesuatu yang memang sebuah keharusan. Bu Sari menjelaskan secara detail bagian mana saja yang harus dibenarkan, lalu memberikan beberapa bahan jurnal, dan Alhamdulillah pekerjaan selesai juga dua hari kemudian. “Terima kasih Bu Sari karena sudah memberikan kesempatan bergabung dalam tim riset ini karena saya mendapatkan banyak pengalaman dalam menulis jurnal, dan memang tidak mudah seperti yang ibu katakan.”
Jam sudah menunjukkan pukul 09.45 dan artinya harus setengah berlari menuju IO-UI untuk menghadiri pembinaan sebelum berangkat ke Thailand. Lagi-lagi naik ojek, boros banget hari ini. Dan pertemuan mundur sekitar satu jam. Hahaha Good... Good... Ada 8 mahasiswa yang datang dari berbagai exchange student program dengan tujuan Korea dan Thailand. Hmmm, sudah H-4 keberangkatan tapi dana belum juga cair menjadi pertanyaan utama. Bahasan lainnya lebih kepada bagaimana adaptasi dan yang lebih penting adalah nilai tidak boleh jelek karena mempengaruhi keberlangsungan program. “I can not promise if I will get good score, Sir. But I will do my best for it.”
Pertemuan ketiga hari ini, seharusnya sesuai agenda jam 12.00, namun ternyata bu dosen baru di jalan karena selesai rapat dari Cikini. Well, bisa jalan dengan tenang dari Rektorat ke FE. Alhamdulillah... Menunggu yang tidak terlalu lama, jam 13.00 Bu Riani sudah ada di ruang seminar depma. Yeay, aku selalu senang bertemu dengan Bu Riani karena ya menurutku beliau yang bisa memberikan keyakinan memilih konsentrasi SDM, membuat aku terpacu menjadi periset, sosok yang anggun dan cerdas, dan selebihnya kalian akan tau mengapa aku sangat suka beliau, apalagi saat sedang mengajar kuliah di kelas, jika sudah pernah bertemu dengan beliau. Bu Riani bukan hanya dosen yang baik buat aku, tapi beliau juga pembimbingku di beberapa penulisan, dan insyaAllah beliau menjadi pembimbing skripsi dengan topik pekerja perempuan. Dan hari ini kami bertemu untuk membuat penelitian terkait dengan pekerja perempuan, yeah let’s do the research again!!! Aku selalu bersemangat, bersemangat menulis apalagi dengan Bu Riani. Hopefully I will enjoy this research much. Love it!!!
Acara selanjutnya di America Pacific Place untuk menghadiri Young Changes Maker (YCM). Bener-bener malu rasanya kesana, malu karena dihadapkan dengan 22 pemuda/i penggerak perubahan di Indonesia yang usianya dari 13-24 tahun. Wow, they are so great. And I want to be like them too, but how to becomes like them? Thinking!!!
Jam sudah menunjukkan lebih dari pukul 7 malam, akhirnya sampai juga di rumah. Capek sih tapi senang, yaaa memang kalau menjalani sesuatu dengan rasa senang akan lebih terasa menyenangkan dan bukan justru menjadi beban.
4 Februari 2011
Hari ini mau ke Sitanala, Tangerang. Ya ya ya, I am so excited because this is my first meeting with mothers in Sitanala. Sebagai bagian dari bisnis sosial Nalacity Foundation, aku yang baru bergabung sejak November 2011 ini akhirnya bisa juga ke tempat utama pembuatan jilbab manik-manik Nalacity yang dikerjakan oleh ibu-ibu mantan penderita kusta dan keluarga mantan penderita kusta.
Sungguh, sebuah ironi yang membuat aku bersyukur karena masih diberi anugerah orangtua dan keluarga yang sehat, memiliki rumah yang layak, dan semuanya. Berangkat dari Halim Perdana Kusuma sekitar jam 8 pagi, setelah transit busway 4 kali lalu ketemu dengan kak Hafiza di Kali Deres. Naik angkot dua kali dan akhirnya melihat bangunan besar RSK Sitanala Tangerang. Masuk hingga menemukan masjid besar, menunaikan solat dzuhur, dan agenda hari itu pun dimulai.
Hari ini acara diliput oleh SCTV dalam ‘Cabe Rawit’. Agenda pertama adalah silahturahmi dan pembagian gaji. Lalu hijab class oleh kak Atya. Dilanjutkan dengan shooting untuk pembuatan jilbab oleh para ibu. Dan diakhiri dengan pencatatan hasil produksi oleh kak Haula.
Disela-sela waktu akhirnya aku bisa mengobrol dengan beberapa ibu. Salah satu yang paling aku ingat adalah Bu Emi, beliau menderita kusta dan masuk ke RSK Sitanala pada tahun 1998-2001 lalu tinggal di belakang rumah sakit. Beliau menempati salah satu bangunan yang dulu menjadi bagian dari RS, tempat yang sewaktu-waktu bisa dibongkar dan entah kemana lagi harus berteduh dari terik panas matahari dan derasnya hujan. Tinggal bersama suami dan seorang anak lelaki kelas 3 SD. Astafirullah, kaki kanannya sudah tidak ada karena kusta dan digantikan dengan kaki palsu pemberian seorang dermawan. Menurutnya, rasanya sudah mati rasa dan sebenarnya kondisi badannya sedang tidak enak namun apa daya tidak ada biaya sehingga tidak bisa pergi ke dokter. Selain menjadi pekerja di Nalacity, beliau juga menjadi pengemis di jalanan karena membutuhkan uang untuk menyambung hidup. Bu Emi dan suami berkomitmen untuk bisa menyekolahkan anak dan anak tidak boleh bekerja, “cukup saya yang minta-minta di jalan, neng.”
Jadi teman-teman bersyukurlah kita karena bisa bersekolah dan tidak bekerja di jalanan. Dan buka mata dan hati untuk melihat sekitar, masih banyak yang membutuhkan tangan dingin kalian. InsyaAllah berkah :D
5 Februari 2012
Setelah baru datang dari Tangerang sekitar jam 8 semalam, dan ngobrol plus ngegalau sama kak Alfi sampai jam 11 malam. Pagi ini harus kembali menjalankan aktifitas.
Membuat janji dengan Eduardo Mariz, mahasiswa Australia yang sedang magang di Jakarta Globe sebagai jurnalis. Awalnya dia mau membuat artikel tentang Nalacity dan menghubungiku karena aku menjadi perwakilan Nalacity di Kemenkes saat temu media kemaren. Namun akhirnya dia merasa tidak akan cukup waktu dan membuat interview personal. Jujur nggak pede sih karena harus ngobrol pakai bahasa inggris, tapi dia mencoba menenangkan sebelum bertemu dan bilang, “your english is good enough. Don’t worry.” Untung saja wawancara berlangsung dengan lancar. Sepanjang wawancara, Edu benar-benar jurnalis yang sangat baik karena bisa membawa suasana dan wawancara menjadi tidak formal sehingga memudahkan aku untuk membangun kepercayaan diri. Beberapa kata dalam bahasa inggris yang tidak aku mengerti dan dia mencoba membuatku paham.
Dari stasiun, kita ngobrol di Fpsi, lalu jalan melewati FISIP, menuju FIB karena esoknya dia harus bertemu dengan dosen koordinator jurusan korea di sana, dan melewati Jembatan Teksas, sampailah di FE untuk mengambil beberapa gambar. Cuaca sangat panas tapi kami bersemangat. Pulang melewati jalur spekun menuju stasiun dan kami pun berpisah. “Thanks a lot Edu for today, very pleasure to meet you. Success for your career, and enjoy your day in Indonesia before come back to Australia. Keep contact :D”
Meski kurang dari 2 jam, pertemuan dengan Edua memberikan sebuah pelajaran. Hmmm aku jadi lebih sadar bahasa inggris itu sangat penting dan aku berjanji pada diri sendiri untuk bisa meningkatkan kemampuan bahasa inggris. Dan yeahhhhhh Thailand mungkin adalah tempatnya karena aku di MUIC yang mayoritas mahasiswanya adalah mahasiswa internasional.
Jam 12 siang menuju detos. Huwaaaaa mimpi apa aku semalam? Roza, sahabat SMPku, sedang ada semacam kuliah kerja nyata di Bekasi dan sekarang sedang di Depok. Ummmm langka banget bisa ketemu sama sahabat-sahabatku. Sempat binggung saling mencari di Matahari. Hahhahaaa lalu memutuskan makan di Solaria. Dan si pengangum Sheila On 7 ini masih memanggilku dengan panggilan kesayangan, “gok...”
“Lunch sama kamu diiringi musiknya Sheila On 7, sempurna!” Ucapnya semangat sembari kami mengobrol dan menunggu makanan di Solaria. Dan memang entah keberuntungan untuknya, makan siang bareng aku plus diputerin lagunya Sheila hahahhaa...
Setelah itu mengitari Detos, pengennya sih nonton tapi di 21 nggak ada film bagus. Cabut deh cari baju, tapi nggak ada yang suka. Dan capek!!! Hahhahahaa lalu maunya ke Perpus Pusat UI tapiiiii ada yang kelupaan. Hmmm solat dzuhur, akhirnya masuk lagi ke Detos dan menunggu hingga ashar. Hiks waktunya berpisah L Berpelukannnnn ala teletubbies :p. “Roza sayang, makasih ya buat hari ini. Aku seneng banget bisa ketemu kamu. Cup :*.”
6 Februari 2012
Bangun jam 3 pagi untuk mengerjakan tugas yang sempat tertunda. Alhamdulillah selesai juga jam 5 pagi dan dilanjutkan dengan solat subuh. Rasa-rasanya kantuk menggantung, namun entah kenapa tidak bisa tidur lagi. Deg Deg Deg... Aduhhhh hati rasanya nggak karuan. Huft...
Ya besok J L Binggung harus pasang ekspresi seperti apa. Besok berangkat ya? Iya, besok berangkat. Seharusnya berpisah sama keluarga bukan sesuatu yang berat buat aku karena sudah terbiasa sejak SMP, sudah sekitar 9 tahun bisa hidup tanpa seatap dengan keluarga. Tapi ini kenapa rasanya takut banget.
Mungkin perasaan ini muncul karena belum ketemu sama ibu, musa, dan ilham. Baru ketemu sama bapak yang sudah seminggu ini di Jakarta. Sumpah, aku kangen banget sama ibu. Pagi-pagi coba kutelpon, pengen ngobrol banyak dan pengen nangis di telepon. Tapi ibu malah cuek gitu, malah ketawa waktu aku mau nangis. Nggak jadi nangis deh, malu! Hiks tega banget ibu. Aaaaaaa Ibu, pengen meluk dulu terus ciumin pipi terus bobok dulu sama ibu, tapi terpaksa nggak bisa karena berbagai agenda yang harus mengorbankan waktu bersama keluarga. Tapi setidaknya telepon sekitar 20 menit itu (sedikit) bisa melepas rindu.
“Besok berangkat jam berapa mbak?” tanya ibu.
“Jam 12 sudah dari rumah bu.”
“Nanti ibu bisa telepon ndak kalau sudah disana?”
“Bisa bu, bisa huhuhuuuuu ntar pakai IM3 ya bu. Ibu sih nggak main twitter, facebook, atau skype...” selorohku manja.
“... Masa orangtua main kayak gituan?”
“Ibu ndak gaul hahhahahhaaa...”
Mommmmmmm, love you so much. I will be back and hopefully can bring bright experience for my future.
Setelah itu menyempatkan bercengkrama dengan Bapak, Tante, dan Mbah. Mereka membuatkan rendang dan kering tempe untuk dibawa, takut aku nggak suka makanan di Thailand dan merasa tersiksa di hari-hari pertama. Huaaaa terharu, makasih ya :* H-1 tapi belum masukin semua barang ke koper. Kalau ada ibu pasti ditatain rapi ya hehe ^_^.
Agenda hari ini adalah datang ke graduation day ‘Unggulan CIMB Niaga Scholarship’ untuk angkatan 2007 atau batch 2 CNS. Lalu harus kembali ke UI untuk sign kontrak.
Hari ini sangat... sangat melelahkan karena baru bisa menginjakkan kaki di rumah sekitar pukul 8 malam. Dengan perasaan yang bercampur aduk tak karuan. Hmmm menyempatkan sejenak ngobrol dengan tante dan bapak, lalu om pur datang juga malam itu. Alhamdulillah besok diantar pakai sopirnya om pur ke Bandara jadi nggak perlu bayar taksi ^^ Asyikkk gretongan :p
Dan malamnya benar-benar nggak bisa tidur : GALAU!!! Bapak juga nggak bisa tidur mungkin karena alasan yang sama : GALAU!!! Hmmm besok adek ilham datang, Alhamdulillah bisa ketemu paginya dan siangnya dia bisa ikut antar ke Bandara.
At all, I am happy with my 4 days before leave Indonesia for 4 months. Hopefully all will be fine there and I get what I want and what I expect before. Thank you in advance for all people who support me. I love you all as much as you love me too. See you and please keep praying for me :D
#Note : Mom, this is my number in Thailand : 0101666833158759. Call me with IM3 number :D I miss you so much and My Dad also :p Muach muach muach...