Ini adalah pertemuan kesekian antara saya dan dia. Semakin hari cerita kami berdua menjadi semakin seru, semakin banyak ruang untuk saling memahami kondisi masing-masing. Saya kurang memahami apa yang menjadikan hubungan kami begitu dekat, seperti saudara saja.
Sebagai sesama perempuan, ya mungkin itu faktor utama yang membuat kedekatan ini seolah tidak berjeda. Ada kesamaan lainnya, saya berasal dari keluarga broken home dan dia saat ini sedang menjalani peran sebagai single parent, menjalani dua peran sekaligus sabagai seorang Ayah dan Ibu untuk anaknya yang masih mungil dan lucu.
"Suatu ketika mbak, saat anakku menanyakan dimana Papa nya, aku akan bilang yang baik baik tentang Papa nya. Aku yakin mbak, Tuhan sudah menggariskan yang terbaik. Aku yakin suatu ketika Papa nya pun akan sadar, kalau pun tidak kembali padaku, setidaknya dia akan mencari anakku... Semoga tanpa perempuan itu lagi" Tuturnya dengan mata yang menunjukkan ketegaran penuh.
Menjadi seorang single parent tentu bukan hal yang mudah, menumbuhkan seorang anak dalam kondisi keluarga yang tidak sempurna. Pun tumbuh dalam keluarga yang tidak sempurna, itu tidak mudah. Janganlah muda berkata kata, mengomentari hidup orang atau bahkan memaksa orang tidak perlu mengingat tentang masa masa dahulu kehidupannya sebelum kita merasakan apa yang mereka rasakan.
Jakarta selalu seramai ini, kota ini hidup dengan kemacetan setiap harinya, dan pastinya dengan kompleksitas kehidupan orang orang didalamnya. Termasuk saya dan dia.
"Waktu saya masih kecil, belum paham dengan yang namanya hidup tapi sudah harus berjuang dengan hidup. Orangtua bercerai, setidaknya itu pilihan terbaik daripada melihat beragam benda melayang setiap harinya dan teriakan yang entah dimulai dari siapa.Takjub juga melihat diri saya bisa survive sampai sekarang mbak..." Ganti saya bercerita.
Usia saya yang hampir mencapai kepala tiga dan usianya yang sebentar lagi mencapai kepala lima, kepahitan hidup yang kami alami, membuat kami banyak belajar dan menuntut diri untuk terus belajar untuk bisa hidup dalam hidup kami sendiri.
Tidak ada hal yang salah dalam kehidupan kita, semua hal terjadi dengan alasannya masing-masing. Kalau kita belum bisa menerima semua kenyataan baik manis maupun asam, mungkin kita hanya butuh waktu untuk lebih memahami pesan Tuhan.
20180818
20180814
Hello Blog!
Hai semuanya, saat saya mengunjungi blog ini lagi rasa rasanya kalau buku pasti sudah berdebu. Banyak hal yang sudah berubah dalam hidup saya.
Tahun 2018 ini, saya sudah menikah bahkan sudah hampir 1 tahun 3 bulan. Suamiku adalah orang yang seringkali menjadi makhluk Marsmellow yang dulu sekali pernah saya ceritakan di blog ini. Pernikahan kami sangat menyenangkan, sesekali diselingi dengan ngambek dan marah khas pernikahan anak muda. Kami belum punya baby, semoga tahun depan ya. Tapi tolong jangan pernah tanya kapan, coba saja tanya pada Tuhan kalau bisa.
Tahun 2018 ini, perjalanan hijrah saya dari dunia perbankan menuju dunia pembelajar. Karir kedua setelah empat tahun yang sangat berkesan. Baru kurang dari 6 bulan, rasanya diluar ekspektasi. Karir saya melejit, setiap tahun promosi. Tapi tentu saya harus membayar mahal untuk semua itu. Banyak kesenangan khas anak muda yang terlewatkan, tapi tidak apa-apa demi masa depan.
Tahun 2018 ini, saya semakin dekat dengan orangtua. Saya menjadi semakin sayang dengan Bapak dan Ibu saya. Sepahit pahitnya masa lalu, yang penting bagaimana menjalani hari ini bukan? Semoga ini bisa menjadi kesempatan ibadah untuk saya dengan berbakti kepada beliau berdua.
Tahun 2018 ini, Dreamdelion tetap mengagumkan. Tetap menjadi tempat saya dan teman teman sevisi untuk memberdayakan masyarakat. Tentunya dengan wajah wajah yang berbeda. Saya sungguh rindu wajah wajah yang lama, ingin kembali bercengkarama. Dreamdelion Squad dengan wajah wajah baru yang optimis, suatu saat nanti kami bisa hidup dari Dreamdelion, sekarang sedang membangun Dreamdelion Consulting. It's more than excited!
Oiya kemarin saya baru berkurang usia, sekarang 27 tahun. Semoga berkah Tuhan selalu meliputi dalam setiap langkah kecil ini.
Rumah Perubahan
Bekasi, 14 Agustus 2018
Tahun 2018 ini, saya sudah menikah bahkan sudah hampir 1 tahun 3 bulan. Suamiku adalah orang yang seringkali menjadi makhluk Marsmellow yang dulu sekali pernah saya ceritakan di blog ini. Pernikahan kami sangat menyenangkan, sesekali diselingi dengan ngambek dan marah khas pernikahan anak muda. Kami belum punya baby, semoga tahun depan ya. Tapi tolong jangan pernah tanya kapan, coba saja tanya pada Tuhan kalau bisa.
Tahun 2018 ini, perjalanan hijrah saya dari dunia perbankan menuju dunia pembelajar. Karir kedua setelah empat tahun yang sangat berkesan. Baru kurang dari 6 bulan, rasanya diluar ekspektasi. Karir saya melejit, setiap tahun promosi. Tapi tentu saya harus membayar mahal untuk semua itu. Banyak kesenangan khas anak muda yang terlewatkan, tapi tidak apa-apa demi masa depan.
Tahun 2018 ini, saya semakin dekat dengan orangtua. Saya menjadi semakin sayang dengan Bapak dan Ibu saya. Sepahit pahitnya masa lalu, yang penting bagaimana menjalani hari ini bukan? Semoga ini bisa menjadi kesempatan ibadah untuk saya dengan berbakti kepada beliau berdua.
Tahun 2018 ini, Dreamdelion tetap mengagumkan. Tetap menjadi tempat saya dan teman teman sevisi untuk memberdayakan masyarakat. Tentunya dengan wajah wajah yang berbeda. Saya sungguh rindu wajah wajah yang lama, ingin kembali bercengkarama. Dreamdelion Squad dengan wajah wajah baru yang optimis, suatu saat nanti kami bisa hidup dari Dreamdelion, sekarang sedang membangun Dreamdelion Consulting. It's more than excited!
Oiya kemarin saya baru berkurang usia, sekarang 27 tahun. Semoga berkah Tuhan selalu meliputi dalam setiap langkah kecil ini.
Rumah Perubahan
Bekasi, 14 Agustus 2018
Subscribe to:
Posts (Atom)