20150811

Financial Planning : Allocate Your Money in the Right Basket #MoneyTips #1

Hi Guys! Saya udah jarang banget ya nulis di blog ini, terutama semenjak bikin www.alianooranoviar.com (yang sebenernya diniatin buat nulis secara rutin, tapi ya namanya aja niat hahahaaaa kenyataannya yang rutin jadi nothing!). Okelah tapi kali ini mau coba niatin lagi, semoga aja istiqomah hahahaa

Tulisan kali ini akan membahas tentang gimana cara mengatur keuangan kita, terutama buat pekerja swasta seperti saya yang termasuk fixed income earner. Sebenarnya tulisan ini saya buat karena semakin banyak teman yang menanyakan gimana caranya nabung, investasi, alokasi gaji, de el el. Terutama buat yang sudah menikah (okeee saya memang belom nikah terus sok tau gimana caranya ngatur uang buat kehidupan orang rumah tangga heheee, asal masih banyak yang percaya aja jadi nggak ada masalah :p) Well, akhirnya saya memutuskan membuat tulisan ini jadi kalau ada yang tanya lagi bisa langsung kasih link nya (hemat waktu euy hahaha)

Saya merasa beruntung ya karena diajarkan mengatur uang sejak kecil, saat masih SD di rumah ada sistem yang cukup unik, ada uang yang secara nominal cukup besar di taruh di laci lemari pakaian, lalu ada buku dan bolpoin. Jadi uang itu dialokasikan untuk kebutuhan rumah satu bulan, siapapun boleh mengambil untuk kebutuhan sehari-hari asalkan dicatat. Menurut saya ini penting diterapkan, memberikan kepercayaan dan rasa tanggung jawab kepada anak-anak. Hidup dalam lingkungan high trust family berdampak besar lho pada diri saya saat itu, saya jadi belajar mengambil keputusan dan mempertimbangkan sebelum melakukan sesuatu. Lalu karena saat SMP sudah kos, mengatur keuangan dengan baik jelas sebuah keharusan karena kalau salah alokasi dapat berakibat susah jajan hahaha... saya diberikan uang bulanan saat itu, sudah termasuk SPP, uang jajan, uang les, uang beli peralatan sekolah, dll. Cukup tidak cukup harus cukup! Jadilah mulai kreatif mencoba berdagang dan membuka les, lebih dari lumayan untuk menambah uang bulanan. Terbiasa mengurus sendiri keuangan justru membuat saya tidak terlalu butuh banyak waktu ketika memutuskan pengeluaran mana yang harus diprioritaskan, sudah terbiasa.

Beberapa tips yang bisa saya berikan untuk teman-teman yang membaca tulisan ini (memangnya ada yang baca? wkwkkwkkk)

Nah guys, penting banget punya prioritas pengeluaran - bikin RABH (Rancangan Anggaran Biaya Hidup) - keliatannya ribet tapi bermanfaat terutama buat yang fresh graduate dan baru kerja (biasanya suka kalap karena pegang duit sendiri, pengalaman al?). Cara paling sederhana untuk melakukannya adalah menyiapkan pos-pos pengeluarkan dengan amplop, misal nih gaji kamu X maka ada AX % untuk kehidupan sehari-hari, BX%  untuk investasi, CX% untuk tabungan, DX% untuk seneng-seneng, dan EX% untuk networking. Investasi dan tabungan adalah 2 hal yang berbeda ya : Investing VS Saving (cari juga tentang beda short vs long term saving & investment)

Hal yang paling basic adalah biasakan mengalokasikan dana yang kita miliki untuk menabung, Ibu sudah membiasakan saya sejak kecil melalui celengan dan memberikan saya edukasi untuk pemanfaatan dana tabungan. Sederhananya dulu kalau sudah full isi celengan, saya diajak ke toko buku atau ke tempat yang saya inginkan untuk membelanjakan dana yang saya miliki. Lalu sejak SMP, saya mulai menyisikan untuk membeli emas (bisa dikategorikan investasi nih, meskipun menabung di bank dalam bentuk deposito misalnya bisa juga dikategorikan investasi) - biasanya berupa cincin yang cuma 1 gram begitu tapi kan lumayan hehe harga emas kalau turun pun nggak banyak dan bisa dijual kapan saja. Lama-lama saya mulai terpikir kalau dibelikan dalam bentuk emas berbentuk maka ada biaya pembuatan, jadi lebih baik dibelikan dalam bentuk batangan karena jatuhnya lebih murah - minimal 5 gram jadi nabungnya lebih lama. Saya menekuni seperti ini sampai kuliah, meskipun tidak banyak karena bermodalkan uang jajan dan hasil menjalani hobi menulis juga beberapa pekerjaan freelance lainnya. Pengeluaran saya saat itu masih banyak untuk konsumsi, mencapai 80% nya, tapi sekarang sudah tidak!Hmmm... apalagi kalau jamannya suka ganti gadget plus beli baju - tas - sepatu dkk nya. Baiklah lupakan dosa masa lalu, namanya aja perempuan (terus harus maklum gitu?) 

Penting juga buat kamu punya dana untuk bersenang-senang karena KITA BUTUH BANGET itu untuk meminimalisasi stres setelah bekerja, hidup cuma sekali jadi harus dinikmati dengan cara yang baik tentunya. Misalnya nih buat ke resto kesukaan, salon, beli barang-barang yang kita pengen. Nah jangan lupa juga sediakan dana khusus untuk hangout bareng temen-temen aka networking, good networking will move you to better place, trust me it works! 

Soal kebutuhan sehari-hari ini harus di manage dengan baik ya, jangan sampai terlalu konsumtif. Terutama untuk makanan dan minuman, pilih yang sehat - sehat itu nggak harus mahal, tapi juga jangan murah-murah banget hahahaa becanda :p 

Pertanyaan pamungkas temen-temen biasanya, "trus kalau lo alokasiinnya gimana, al?" Kalau saya semenjak lulus kuliah dan kerja swasta (kebetulan di bank jadi belajar banyak soal financial planning salah satunya), alokasi untuk investasi bisa 30-40% (DP rumah aja sekarang 20-30% jadi harus kenceng buat nabung yang nantinya ditujukan untuk investasi). Tersisalah 60-70% yang 12% nya saya alokasikan untuk asuransi jiwa (nggak tau kan kita kapan meninggal dunia jadi siap-siap selain buat yang di akhirat, harus ninggalin sesuatu juga buat yang di dunia misal untuk keluarga), nah pilih asuransi nya yang plus tabungan jangka panjang. Tabungan sih nggak banyak ya yang dialokasikan, paling cadangan max 10%, lalu yang banyak keluar untuk networking bisa 15-25% tiap bulan, dan buat seneng-seneng 5-10%. Daily needs 20-30% (termasuk transportasi pp rumah dan kantor), hidup di Jakarta 3 juta per bulan itu masih oke kok guys. 

Trus buat yang sudah menikah, saya selalu sarankan buat belajar mandiri misalkan kontrak rumah, daripada uang dibuat resepsi mendingan dibuat kontrak atau DP rumah lho. Trus biasanya source of income nya kan sudah dari 2 orang jadi mulai dibuat kesepakatan untuk pengaturan keuangan keluarga, yaaa saya belom paham paham banget sih soal ini tapi saran saya sudah cukup diikuti beberapa teman jadi sudah teruji. Nah kalau sudah menikah pasti pemikirannya beda, apalagi kalau sudah punya anak ya, hmmm kalau misal memulai semua dari nol aka tanpa bantuan ortu, prioritaskan beli aset produktif atau aset yang nilai jualnya tidak terdepresiasi ya, misal tanah dan rumah. Kalau kendaraan pribadi masih bisa ditunda, lebih baik dahulukan yang tadi. 

Sebenarnya masih banyak lagi sih yang pengen saya tulis, tapi ini udah jam 1 malem hahahaaa, waktunya tidur :3 Nanti saya akan bahas lebih detail lagi deh, stay tune! Selamat mencoba yaaaa :)

Cheers,
Alia Noor Anoviar


20150810

40 jam di Bangka : Teman, Pantai, Makanan, dan Perahu Terbalik

Niatnya 4 hari jadinya 40 jam, kalau kata Ibu saya ini membuktikan tidak semua keinginan dapat terealisasi sesuai rencana dan yang paling penting adalah Allah sedang ingin mengajak 'berbincang' dengan kita. Dan kalau kata Pak Achsin setelah saya melapor sudah sampai Jakarta, "Alhamdulillah, gunakan 'nyawa' kedua lebih bermanfaat untuk orang banyak"

8 Agustus 2015 17.40 wib menggunakan maskapai X saya berangkat ke Pangkal Pinang, ini perjalanan pertama kesana, sendirian, dan satu hari lebih cepat daripada rencana karena seharusnya saya berangkat pada 9 Agustus 2015 06.10 wib. Sesampainya disana saya dijemput oleh Faril, Daus, dan Wahyu. Malam itu adalah pertama kali juga saya bercakap dengan mereka sembari menikmati santap malam. Saya sangat suka sekali makanan laut dan ternyata warung-warung makanan di Bangka menyediakan beragam hasil laut segar, di rumah Faril pun saya mendapat suguhan hasil laut yang yummy. Saya pun diceritakan tentang sejarah Bangka, nilai-nilai kekeluargaan yang dianut oleh warga Bangka, dan berbagai objek wisata yang hendak kami singgahi.

9 Agustus 2015, saya sudah bersiap sejak subuh. Merapikan diri karena excited nya akan snorkling untuk pertama kali seumur hidup. Sekitar jam 7an jemput adik-adik SMP dan SMA yang akan bersama kami snorkling, lokasinya di Pantai Rebok dan sudah ada tim plus coach yang siap disana. Well, saya happy banget karena jadi punya teman-teman baru. Liburan ini sudah saya rencanakan 3 bulanan yang lalu untuk block leave dari kantor, could you imagine about how's the feeling when you get what you want? Wuhuuuu, happy! Akhirnya saya (seperti teman-teman lainnya) membawa barang berharga dan sepatu ke arah perahu (kita dapat perahu yang baru, warnanya biru putih seperti warna langit, terus ada semacam rumah kecomang nya gitu lho)

Baru beberapa menit lepas dari bibir pantai, saya merasa gelombangnya cukup besar. Mungkin saya nya yang tidak terbiasa, sampai akhirnya saya menyeletuk "pulang aja ya? ini nakutin..." tapi yang lain memberikan semangat dan kode bahwa ini biasa. Okelah lanjut, perjalanan sekitar 45 menitan akhirnya kita sampai ke area karang di Pantai Rebok, katanya disini karangnya indah jadi oke banget buat snorkling. Tapi sayangnya karena sedang pasang dan air keruh, jadilah tidak jadi snorkling tapi bisa renang-renang sama sekitar 25an orang - kita jalan 2 perahu dan hanya 1 orang yang saya kenal dari semua orang disana hahaaa... Alhamdulillah ya jadi banyak teman colonthree emoticon Setelah asik cebur cebur dan foto foto pakai kamera anti air (entahlah apa itu namanya) punya panitia, kita pun memutuskan kembali. Saya tetap di posisi awal terus sempet sempetnya buka hp, upload video, dan chat. Ada sinyal lho di tengah begitu!

Satu-satunya foto yang tersisa karena dikirimin ke seseorang hahaha :3

Gelombangnya jadi lebih tenang, beberapa orang entah kenapa mabok laut. Saya masih asik menggagumi keindahan alam, meskipun tidak bisa lihat kerang tetap happy. Tiba-tiba ada gelombang dan kyaaaaaaaaaaaaaaa sesuatu terjadi! Kapalnya terbalik, kaki saya terbelit sesuatu entah apa itu tapi beberapa detik kemudian saya seperti meluncur ke bawah dan sudah pasrah. Semuanya hitam, gelap, tapi saya pengen banget naik... akhirnya saya ubah pikiran saya, ini kolam renang dan saya harus bisa naik ke atas, harus bisa lihat awan, harus bisa dapat pegangan. Akhirnya dengan sisa-sisa tenaga, saya pun naik, berat rasanya tapi untung ada pelampung itu yang sudah sempat saya lepas karena sudah merasa aman tapi saya selempangkan ke depan. Saya pun merasa memegang sesuatu, kayu, huwoooo ini kapal yang terbalik! Dan kepala saya akhirnya bisa ke atas, bisa nafas, dan segera mencoba mengeluarkan air laut yang terminum cukup banyak.

Lalu ada yang memberikan ban, dan ada 3 adik smp/sma yang tangannya saling berpegangan di ban itu. Kita pun mencoba menarik ban bersama menuju perahu satunya - oiya dari 2 perahu itu Alhamdulillah cuma 1 yang terbalik. Naik ke atas kapal lalu mengabsen satu persatu, memastikan tidak ada yang tertinggal. Perahu tidak cukup besar kapasitasnya, air mulai masuk ke dalam perahu. Well, akhirnya ada 7 orang yang harus menunggu dan satu perahu lainnya menepi sampai bibir pantai. Tentu 7 orang tersebut memang sudah ahli, para coach dan nelayan.

Sesampainya di bibir pantai, saya menyadari ada beberapa memar yang perih. Beberapa menangis. Terus saya diem, mikir kenapa ini terjadi (anaknya memang serius banget jadi semua dipikirin). Orang-orang mulai menghampiri, warga lokal dan polisi. Beberapa menit kemudian semakin ramai dengan keluarga korban (dan saya setelah dapat pinjaman hp langsung telp ibu terus nangis juga akhirnya heheee, nangisnya karena dompet yang ada ktp dll ilang terus bingung gimana bisa pulang ke Jakarta) dan juga wartawan.

Sudah lebih dari satu jam tapi 7 orang dengan kapal yang tadi menyusul untuk menyelamatkan tidak juga muncul. Mulai timbul kegusaran, mana pikirannya udah pada kemana-mana dan sempat terjadi ketegangan. Sedih sih ini, masih ada yang berjuang di tengah sana dan yang di pinggir malah begitu. Tapi ya kan namanya panik. Akhirnya sekitar 2 jam mulai tampak itu kapal, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, kapalnya saja yang belum bisa diderek (semacam mobil mogok di tol).

Semuanya (yang terlibat dalam 'kejadian luar biasa' kata pak polisinya) berbaur dan saling mengucapkan terima kasih. Dan saya baru tau setelah itu kalau tadi saya dicari-cari, karena semua korban adalah warga Bangka kecuali saya. Huwooo saya memetik pelajaran, kerjasama - keberanian - jangan panik - dan paling penting berdoa.

Setelah itu saya diminta pulang sama Ibu, hahhaha berakhirlah‪#‎AliaMbolang‬ zzzz, btw dompet yang isinya ya isi dompet pada umumnya, ktp, seluruh kartu, plus hp hilang - mungkin ada di dasar laut dan mmm jangan-jangan di laut banyak barang berharga ya? terus beneran ada bajak laut? (mungkin yaaa mungkin) Sepatu saya juga ilang. Jadi pakai sandal Pak Achsin, huwaaa terima kasih Bapak sudah jauh-jauh dari Teru ke Sungailiat dan bawa ke RS smile emoticon

Jam 11an tadi pagi akhirnya saya pulang ke Jakarta, thanks a lot Pak Achsin, Faril, Wahyu, dan Daus untuk semua bantuannya. Kalau kalian ke Jakarta saya nggak akan ajak ke pantai hahahaa, saya ajak ke museum hahahaaa

Selalu ada cerita dalam perjalanan dan Allah mungkin sedang ingin berbincang dengan kita melalui cobaan yang diberikanNya. Mohon maaf lahir dan batin teman-teman smile emoticon

Jakarta, 10 Agustus 2015