GEJOLAK REVITALISASI GERAKAN MAHASISWA DI INDONESIA DALAM KERANGKA SOCIAL ENTREPRENEURSHIP
Dibuat oleh Alia Noor Anoviar dalam Konfrensi Mahasiswa Indonesia (KMI),
Universitas Indonesia, 2011.
ABSTRAKSI
Universitas Indonesia, 2011.
ABSTRAKSI
Makalah ini mengungkap tentang
revitalisasi gerakan mahasiswa di Indonesia yang pada awalnya lebih
bersifat gerakan vertikal menjadi gerakan horizontal di era globalisasi. Penulis
fokus pada salah satu community
development yang menekankan aspek sosial-ekonomi, yaitu social entrepreneurship.
Kewirausahaan bukan merupakan sebuah konsep baru dan asing, namun yang
selama ini dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia adalah business entrepreneurship yang
seringkali direpresentasikan dalam UMKM yang telah menyelamatkan Indonesia dari
dua masa krisis ekonomi, yaitu pada tahun 1998 dan tahun 2008. Saat ini di
Indonesia tengah berkembang social
entrepreneurship yang awalnya dirintis oleh Robert Owen dan Florence
beberapa ratus tahun lalu, diperluas konsepnya oleh Muhammad Yunus dengan
Grameen Bank-nya di Bangladesh yang mendapatkan Nobel Perdamaian pada tahun
2006. Social entrepreneurship di
Indonesia sudah booming pada tahun
1980-an yang digerakkan oleh UMKM dan koperasi, namun saat ini konsep tersebut
kembali muncul dengan fokus yang berbeda yaitu pemberdayaan masyarakat. Terdapat
tiga sektor yang terintegrasi membentuk social
entrepreneurship, yaitu private
sector, public sector, dan voluntary sector.
Indonesia dan segala persoalan yang ada didalamnya terutama kemiskinan
dan pengangguran yang menjadi akar permasalahan masalah-masalah sosial lainnya
membutuhkan sebuah penyelesaian yang sifatnya konkret dan melibatkan peran
aktif dari masyarakat sebagai subjek dari perubahan kondisi yang lebih baik.
Oleh karena itu, social entrepreneurship
dianggap sebagai jawaban atas permasalahan ini karena selain menghasilkan
keuntungan secara ekonomis selayaknya business
entrepreneurship, juga ditujukan pula bagi kepentingan pemberdayaan
masyarakat dan pemerataan kesejehateraan masyarakat. Sumber daya alam yang
berlimpah dan sumber daya manusia yang kuantitasnya mencapai lebih dari 200
juta jiwa merupakan potensi untuk diberdayakan dan dimanfaatkan untuk memacu
melahirkan social entrepreneur di
Indonesia yang tidak hanya unggul dalam kuantitas tetapi juga kualitas.
Pembangunan nasional yang
berkelanjutan merupakan salah satu tujuan pemerintah dan cita-cita rakyat
yang tidak hanya diupayakan oleh pemerintah, namun juga swasta dan masyarakat
secara umum. Gerakan-gerakan pemuda di setiap masa terbukti telah membawa
kemajuan negeri ini, kemerdekaan Republik Indonesia merupakan salah satu bukti
gerakan pemuda yang progresif. Persamaan yang menonjol antara gerakan mahasiswa
angkatan 1998 dan angkatan selanjutnya adalah mahasiswa sebagai motor penggerak
pembaharuan serta kepedulian dan keberpihakan terhadap masyarakat (Adman,
2005). Pemuda dalam wujud mahasiswa pun mengambil peran sentral saat ini
melalui gerakan mahasiswa, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Kini
tengah terjadi revitalisasi gerakan mahasiswa yang pada awalnya tradisional
berlabel destruktif-anarkis menjadi gerakan vertikal, bahkan mahasiswa lebih
condong melakukan gerakan horizontal yang langsung bersentuhan dengan
masyarakat, salah satunya adalah memasuki ranah social entrepreneurship.
Winarto (2008) menyadari sentralnya peran perguruan tinggi atau
universitas sebagai pembentuk social
entrepreneur. Universitas sebagai institusi pendidikan dimana mahasiswa
menuntut ilmu juga tidak lepas tangan dalam memajukan social entrepreneurship di Indonesia. Sebenarnya tidak perlu
diragukan tentang kapabilitas Indonesia dalam menciptakan social entrepreneur, mengingat Indonesia saat ini memiliki
pemuda-pemudi (mahasiswa) yang tengah menimba ilmu di berbagai universitas. Berbagai
upaya dilakukan universitas dalam menyokong lahirnya social entrepreneur dari kalangan mahasiswa melalui mata kuliah,
pelatihan, seminar, kompetisi rencana bisnis, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),
dan riset, dengan memberdayakan mahasiswa yang ada didalamnya sebagai agent of change.
Upaya
universitas untuk menyokong lahirnya social
entrepreneur tentu tidak sia-sia. Sebut saja sederet nama seperti Jaya
Hidayat dari Universitas Hasanuddin, Yoga Rokhmana, Gigih, dan Elang Gumilang
dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Goris Mustaqim dari Institut Teknologi
Bandung (ITB) merupakan social
entrepreneur yang memulai usahanya sejak duduk di bangku universitas serta
bisa merepresentasikan gerakan mahasiswa horizontal.
Mahasiswa
sebagai kaum elite yang memiliki spesialisasi pengetahuan dan keahlian dihadapkan
pada beberapa tantangan dalam menjalani aktifitas dalam social entrepreneurship. Beberapa tantangan yang dihadapi mahasiswa
adalah (1) konsistensi mahasiswa dalam menjalankan usaha, (2) dukungan
masyarakat dalam mendukung gerakan mahasiswa tersebut, (3) keterbatasan dana
atau modal usaha, dan (4) manajemen pelaksanaan social entrepreneurship oleh mahasiswa.
Perlu
adanya gerakan-gerakan masif dalam menggerakan social entrepreneurship di Indonesia guna memaksimalkan potensi sumber
daya alam dan sumber daya manusia sehingga dapat mengatasi permasalahan bangsa,
terutama masalah kemiskinan. Optimalisasi
peran mahasiswa sebagai social
entrepreneur harus dilaksanakan dan hal ini membutuhkan
strategi-strategi jitu untuk menjawab
tantangan-tantangan yang telah disebutkan.
Rekomendasi
penulis adalah sebagai berikut. (1) Membuat kelompok gerakan mahasiswa dalam
pengembangan social entrepreneurship
untuk menjaga konsistensi mereka. (2) Integrasi gerakan mahasiswa dan minat
masyarakat untuk melakukan usaha bersama menjalankan social entrepreneurship. (3) Kerjasama antara pemerintah, swasta
dengan program Corporate Social
Responsibility (CSR), dan masyarakat umum juga mahasiswa untuk mengatasi
masalah pendanaan. (4) Pelibatan ahli, baik praktisi maupun akademisi, untuk
membantu mahasiswa sebagai social
entrepreneur. Tentu dalam pengembangannya nanti seiring berjalan waktu akan
muncul tantangan-tantangan lain yang lebih kompleks dan membutuhkan
strategi-strategi baru untuk menyuburkan social
entrepreurship di Indonesia dan melahirkan social entrepreneur dari kalangan mahasiswa.
Kata
Kunci :
Revitalisasi Gerakan Mahasiswa, Social
Entrepreneurship, Pemberdayaan Masyarakat.
No comments:
Post a Comment