Sabtu, 27 Juli 2013, banyak hal menyenangkan sekaligus menghebohkan di hari itu. Hahaha... Nggak bisa nahan ketawa kalau inget kemaren berbagai jenis keteledoran terjadi cuma gara-gara HP rusak semalam, baiklah :3
Sekitar pukul 08.00 pagi saya berangkat dari Dukuh Tamini, rumah tante, menuju Manggarai untuk bertemu Iik menyerahkan copy transkrip dan Euis yang akan berangkat bersama saya ke Puncak Simun, Cianjur. Naik busway 2 kali transit, dari Pinang Ranti-Kuningan Barat-Halimun-Manggarai begitu. Untung aja jalanan pagi cukup lengang, sabtu kali ya jadi no macet yang sering bikin penghuni Jakarta desperado hahaha...
Dari Halte Busway Manggarai, saya sama Euis naik bajaj ke Jl Minangkabau yang sebenarnya nggak jauh-jauh banget dari situ. Eh udah sampai, kok sepi banget ya? Saya langsung menghubungi Bu Desi, sekertaris Bunda Rini yang mengajak kami dari Dreamdelion untuk ikut acara 'Berkah Ramadhan' ke Puncak Simun.
|
Euis & Me! |
Mulailah cerita keteledoran jilid pertama hari itu dimulai, ternyata kumpulnya di Pasar Minggu rumah Bunda Rini bukan di kantor Manggarai, nah akhirnya kita berdua naik taksi ke Stasiun Manggarai lalu naik kereta ke Pasar Minggu Lama, dilanjutkan dengan Ojek ke rumah Bunda. Fyuh... lumayanlah ya puasa-puasa begitu muter-muter di pagi hari yang belum genap menyentuh jam 10 pagi.
Sampai di rumah Bunda, Alhamdulillah bisa leyeh-leyeh sampai sekitar jam 11-an baru berangkat ke Puncak Simun. Sekitar 3 jam perjalanan, tercium hawa segar pegunungan, terasa jalanan terjal bebatuan, dan terlihat orang-orang dengan pakaian khas pedesaan.
Acara hari itu akan dimulai jam 4 sore, berkumpul sekitar 700 warga dari 3 Desa sekitar Puncak Simun, Cianjur. Random-nya saya tiba-tiba disuruh nge-MC sama Bunda, ini pengalaman pertama nge-MC, sebelumnya nggak pernah nge-MC atau nge-moderator biasanya jadi pembicara terima beres aja semuanya based on TOR gitu.
|
Pengalaman super random nge-MC tanpa TOR dan dikasih tau sejam sebelum acara :3 |
|
Suasananya semarak banget, melihat banyak orang baru dari yang masih bayi sampai yang udah jompo :D |
|
Nah di tempat duduk depan ini adik-adik SMP binaan Yayasan Tunas Bangsa di Puncak Simun.
|
Acara hari itu adalah tausyiah Ustad Ali Agus tentang "Indahnya Berbagi", lalu ada seorang Hafiz bernama Mas Muhammad Urfan yang membaca Al Qur'an, Tilawah dari Ade Fitroh dan Agung yang merupakan dua siswa SMP Yayasan Tunas Bangsa.
|
Tilawah dari Ade Fitroh dan Agung :) |
|
Ustad Ali Agus berbagi tentang 'Indahnya Berbagi" bersama warga Puncak Simun |
|
Bunda Rini membacakan doa :D |
|
Muhammad Urfan, seorang Hafiz yang datang juga pada acara tersebut.
|
Suasana menjadi gaduh saat pembagian tajil, dan disini saya belajar banyak tentang budaya tidak jujur dalam kalangan masyarakat di Indonesia. Bagaimana beberapa orang mengambil lebih dari satu tajil, sementara beberapa orang lainnya tidak kebagian. Bagaimana masyarakat menengah ke bawah memperebutkan tajil (kolak dan gorengan) yang nilainya mungkin tidak seberapa bagi kalangan menengah ke atas, tapi saya jadi tau seberapa valuable sesuatu bagi seseorang yang memang membutuhkan.
|
Tajil ^^ |
Suasana semakin (menjadi) ricuh, lalu kami sebagai panitia berusaha mengembalikan masyarakat ke tempat duduknya. Membagikan makanan berisi ayam bakar, dan lagi-lagi ada yang mengambil lebih dari satu padahal sudah dibilang satu per orang, anak-anak kecil yang sudah mengantri lalu kembali mengantri menunjukkan bagaimana anak-anak sudah berperilaku tidak jujur dan tidak disiplin. Lalu saya bertanya kepada Bunda, mengapa mereka berperilaku seperti itu ternyata jawabannya adalah sangat jarang mereka bisa makan dengan ayam. Selain tingkat pendidikan yang rendah, masyarakat nya juga bisa dibilang pemalas dan manja. Then, apa yang harus diubah? Karakter dan pola pikir. Menuju pertanyaan selanjutnya, siapa yang berkewajiban mengubahnya? Tentu ini tanggung jawab bersama, KITA SEMUA, karena pemerintah terbukti tidak mampu memelihara orang miskin dan anak terlantar sebagaimana layaknya sesuai amanah konstitusi.
Bersyukur saya dipertemukan dengan mereka semua hari ini, baik Bunda Rini dan keluarga serta masyarakat Puncak Simun. Belajar tentang banyak hal, terutama arti syukur atas segala nikmat yang Allah telah berikan kepada saya secara pribadi selama ini.
Jakarta, 28 Juli 2013
No comments:
Post a Comment