Berinteraksi dengan berbagai ragam perempuan membuat saya tergelitik untuk menulis kembali tentang 'perempuan'. Ya menulis lagi setelah tulisan terakhir saya tentang perempuan terbingkai rapi dalam skripsi, cerita buruh-buruh perempuan di Indonesia. Menulis tentang perempuan bukan berarti saya adalah feminis, entahlah jika ada yang berpikir seperti itu karena memang bukan cuma satu dua atau tiga orang yang mengatakan bahwa saya penganut paham feminisme atau feminis (aduh kok kesannya seram ya, memang feminis itu seperti apa? haha...)
Menurut saya perempuan itu unik dan istimewa, bukan berarti pria tidak seperti itu ya hehe... Akhir-akhir ini saya menjadi intensif bersinggungan dengan para perempuan yang sudah berumah tangga, punya anak, dan memutuskan untuk tetap bekerja. Mengutip pernyataan salah satu perempuan yang saya temui, "Saya memang bekerja mbak, tapi saya tidak pernah melupakan bahwa saya adalah ibu dari dua anak saya dan istri dari suami saya. Saya jelaskan kepada anak-anak bahwa Ibu nya bekerja untuk mereka, untuk memberikan yang terbaik bagi mereka. Suami saya mampu sebenarnya mencukupi semua, tapi rasa-rasanya kok egois kalau saya tidak ikut bekerja untuk masa depan bersama." Oh God, saya meleleh saat mendengarnya. Sementara diluar sana banyak sekali tanggapan negatif tentang perempuan yang bekerja saat sudah berumah tangga. Itulah unik dan istimewa-nya perempuan, kemampuan mereka dalam membagi waktu, menyampingkan perasaan, dan melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan.
Hal lain saya dengar dari seorang Ibu yang memilih menjadi ibu rumah tangga, "Saya bukan tidak bekerja lho ya, mengurus anak lalu rumah belum lagi tantangan-tantangan di dalamnya sangat menguras waktu dan tenaga. Tapi ya karena senang dan ikhlas menjalaninya jadi menyenangkan. Senang melihat anak-anak tumbuh, saya melihat setiap fase pertumbuhan mereka. Melihat si adek mulai bisa mengucapkan kata mama atau papa, rasa-rasanya saya tidak akan bisa menggantikan itu dengan apapun dengan itu ya. Jadi salah memilih untuk fokus saja." Ya nyatanya memang menjadi ibu rumah tangga bukan hal yang mudah, lihat saja Ibu kita, coba bayangkan apakah mudah menjadi seseorang seperti Ibu kita? Belom lagi kalau kitanya bandel ummm ga ada anak bandel ding hihiiii adanya anak super kreatif :3
Terus baiknya nanti jadi perempuan yang seperti apa? Hahahaaaa soal ini mah tergantung ke kitanya ya, perempuan kan punya selera *kayak iklan*. Yap benar pilihan perempuan bermacam-macam, mau nantinya bekerja di swasta, jadi wirausaha, jadi profesional, dan menjadi ibu rumah tangga sejatinya sama-sama baik. Jadi keinget pelajaran sosiologi waktu saya masih SMA, sosialisasi primer pada diri seorang anak adalah keluarga dan dalam keluarga itu yang memegang peran terpenting adalah Ibu-nya (apapun profesi ibunya).
Dan rasanya saya sangat beruntung bisa mengenal banyak perempuan hebat, ibu-ibu hebat dan saya yakin sedang bersama calon-calon ibu hebat. Sering takjub kalau denger teman-teman yang mau menjadi kakak fasil dengan beragam alasan, dan banyak diantaranya yang punya alasan untuk belajar menjadi ibu yang hebat kelak. Akhhh so sweet banget ya, terlalu visioner dan memang sebenarnya jadi perempuan itu harus visioner sih hehe
Saya sempat terpesona dengan status salah satu teman yang baru saya kenal, sosok anak muda super yang mungkin 'baterai'-nya nggak pernah habis haha... Bertemu lewat media sosial, dilanjutkan dengan pertemuan singkat pada acara komunitas, lalu menjadi lebih dekat. Perempuan lincah itu sepertinya suka sekali memasak, dan dia menulis sesuatu yang intinya memasak itu biar belajar jadi wife-able. Wowww! Padahal itu anak jauh lebih muda dari saya, muda banget malah -_- *saya dulu seumuran dia masih mikirinnya besok ujian apa dan malam ini mau belajar apa, tapi itu anak udah menciptakan banyak hal misalnya web yang isinya tentang masakan-masakan dan karya-karya kreativitas dia gitu*
Bergeser ke sosok selanjutnya, perempuan yang saya kenal sekitar satu tahun sembilan bulan lalu. Perempuan yang selalu mengajak siapapun agar dekat dengan Tuhan-nya. Tidak bosan-bosan mengingatkan orang-orang disekitarnya untuk berbuat kebaikan. Kadang saya berpikir ini anak mikirnya kejauhan banget tapi lama-lama ternyata memang nyaman dekat dengan Tuhan, benar kata dia. Kalau aja 1 : 50 orang di dunia ini seperti dia mungkin yang namanya korupsi nggak akan pernah ada *iya nggak ya* hahahaaaa
Geser lagi yuk ke sosok bersemangat yang penuh dengan kejutan, ya tentu masih perempuan *kapan-kapan saya nulis tentang lelaki deh ya*. Dulu saya sempet mikir, ini anak idenya di stock gitu kali, nggak pernah habis. Kayaknya ide doi habis kalau lagi ngambek aja haha... Hobinya bikin segala hal yang unyu, kata dia kalau ntar punya ponakan sama anak mau bikin baju sendiri semua *boleh nitip ga ya dek?* haha... Nah ini perempuan kegiatannya seabrek, mulai dari komunitas, penelitian, masih juga di kampusnya nggak paham lagi kadang-kadang kegiatan doi banyak banget *pernah capek ga sih?*
Ah ada juga sosok kalem yang kadang meledak-ledak. Saya kaget waktu tiba-tiba dia menangis, ternyata dia menangis karena marah 'anak-anak' nya dimarahi oleh orang lain (ceritanya anak-anak dia itu anak-anak sanggar Dreamdelion). Sederhana banget alasannya karena dia sudah menganggap anak-anak itu seperti anak kandungnya sendiri *padahal masih kuliah lho doi dan masih single* Jarang kan ada perempuan yang berhati keibu-ibuan seperti itu?
Dannn masih banyak lagi, banyak perempuan-perempuan di luar sana yang menentukan sendiri pilihan dalam hidupnya. Tidak hanya menentukan tapi juga berkomitmen untuk menjalankan pilihan hidup mereka dengan sebaik-baiknya. Buat saya mereka itu perempuan pilihan, perempuan-perempuan yang telah dipilih Tuhan untuk menghiasi dunia ini dengan kecantikan lahir dan batin mereka.
No comments:
Post a Comment