“Keprihatinan terhadap masalah korupsi pendidikan mendorong BEM KM
2012 untuk memperkuat upaya mencegah korupsi di bidang pendidikan,” ujar
Supiandi, selaku ketua panitia. Atas dasar itu, BEM KM UGM
menyelenggarakan Pelatihan Anti Korupsi Mahasiswa dan Siswa Anti Korupsi
Indonesia (MAHASAKSI), Minggu (10/6) pagi. Acara dimulai pukul 09.00 di
Ruang T 102 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM. “Mari Bantu Negara
Selesaikan Masalah Korupsi” menjadi semboyan yang digaungkan BEM dalam 1st School for Indonesian Anti Coruption Ambassador ini.
Pelatihan dihadiri oleh mahasiswa dan siswa SMA. Program ini
merupakan upaya pembentukan komunitas dan pemberian pelatihan bagi
mahasiswa dan siswa SMA dari seluruh Indonesia. Tujuannya untuk
menguatkan budaya antikorupsi sejak muda. “Para peserta akan menjadi
Duta Anti Korupsi (Anti Corruption Student Ambassador) yang akan kembali
ke daerah masing-masing dan menyebarkan pemikiran antikorupsi di
daerahnya,” papar Reza S. Zaki sebagai pendiri sekaligus koordinator
pertama MAHASAKSI Indonesia.
Menurut pemaparan Zaki, komunitas ini memiliki beberapa prinsip yang
diangkat. Pertama, menggabungkan sinergisme antar kampus dan sekolah di
Indonesia. Kedua, membangun kesetaraan gender dalam isu pemberantasan
korupsi. Ketiga, membangun kesadaran bahwa negara tidak bisa sendiri
menyelesaikan tanggung jawab ini. “Masyarakat sipil yang diwakili oleh
mahasiswa dan siswa ini harus mampu secara moral menuntaskan persoalan
korupsi di Indonesia,” imbuhnya.
BEM KM bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat
Kajian Anti Korupsi (Pukat) FH UGM, Indonesian Coruption Watch, dan
Institute for Development and Economic Assistance (IDEA). Sunarjo
perwakilan IDEA menjelaskan perihal celah korupsi yang memungkinkan pada
proses penyusunan anggaran. Ia memaparkan ketimpangan anggaran
pelayanan publik yang lebih kecil dibandingkan anggaran belanja gaji
pejabat pemerintah. “Contohnya saja pendidikan, anggaran pendidikan dari
APBN yang 20% nyatanya 80%nya digunakan untuk gaji guru,” ujarnya.
Yudi Purnomo perwakilan KPK menjelaskan dalam sisi pemberantasan
korupsi. Ia memaparkan tiga proses dalam usaha menyelidiki kasus-kasus
korupsi; investigasi, penyadapan, dan pelaporan kasus korupsi. “Ketiga
proses itu sangat menentukan bagi kita dalam usaha memecahkan masalah
korupsi,” ujarnya. Materi keterbukaan informasi publik disampaikan Laras
Susanti, perwakilan Pukat FH UGM. Ia menuturkan, korupsi bermula dari
ketidakterbukaan informasi publik. “Jika tidak ada apa-apa, harusnya
data publik bisa diakses dengan mudah,” imbuhnya.
Selain penyampaian materi, peserta juga diajak berdiskusi lewat film garapan KPK, K vs K. Setelahnya diadakan group discussion untuk membahas action plan
para peserta di daerah masing-masing. “Setelah keluar dari ruangan ini,
setiap peserta kami harapkan mampu berperan dalam mengatasi perkara
korupsi di daerah masing-masing,” tutur Zaki. Festival hari anti korupsi
se-dunia, lomba film dokumenter, orasi ilmiah, memecahkan rekor MURI
dengan tajuk “Orasi Perempuan Melawan Korupsi” merupakan target jangka
panjang yang ingin dicapai. Supiandi menambahkan “Kami belum memikirkan
lebih lanjut tindakan real yang akan diambil oleh komunitas ini,” ujarnya.
Pada akhir acara, Fatimah Nopriardy, Mahasiswi Fakultas Mipa’11 berhasil menyandang gelar sebagai The 1st
Chair of Ambassador. “Pemilihan ini berdasarkan tingkat keaktifan
peserta di kelas,” ujar Supiandi. Pada pelatihan satu hari ini, dipilih
pula tiga penulis esai terbaik. Aryo Dwi Harprayudi mahasiswa UGM, Alia
Noor Anoviar mahasiswi UI, dan Abdul Jabbar Jawwadurrohman siswa SMA 3
Malang.
Komentar datang dari Abdul Jabbar Jawwadurrohman, motivasi utamanya
mengikuti pelatihan ini ialah untuk menjadi agen pembebasan Indonesia
dari masalah korupsi. “Namun sangat disayangkan, pelatihannya sangat
singkat,” tutur Jabbar. Ia menambahkan pesertanya kurang beragam karena
kebanyakan hanya dari UGM sendiri. Supiandi mengaku dari lima puluh
peserta yang hadir hanya ada tiga siswa dari SMA 3 Malang, satu
mahasiswa dari UI, lima mahasiswa UNY, tiga mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga. Alia Noor Anoviar pun turut menyatakan kekecewaannya,
“Pelatihan hari ini hanya diajarin teori saja, pembicaranya pun kurang
greget,” ujar mahasiswa asal UI itu. [Danny Izza, Mukhammad Faisol Amir]
Link :
http://www.balairungpress.com/2012/06/arah-gerak-baru-perlawanan-korupsi/
No comments:
Post a Comment