20111113

Disabilitas dan Pandangan Masyarakat


Disabilitas dan Pandangan Masyarakat : Mengubah Disabilitas Menjadi Kapabilitas Luar Biasa


 “Pertama kali melihat mereka, saya berpikir mereka biasa saja dan tidak berbeda. Mereka sama dengan saya, anda, dan orang-orang di luar sana yang diberi kesempatan hidup oleh Tuhan. Hingga suatu waktu yang mengantarkan saya pada kesempatan untuk melihat kenyataan bahwa ternyata mereka memang berbeda, mereka memiliki sesuatu yang tidak kita miliki, hingga akhirnya mereka menjadi sumber inspirasi dalam hidup saya. Mengajarkan saya lebih menerima ‘kondisi apa adanya’ dan menciptakan ‘kondisi ada apanya’.

Dimas P. M. dan para kru UI Untuk Bangsa 2010

Sebuah kesempatan emas bagi saya mengenal sosok Dimas Prasetyo Muharram, saat menjadi salah satu panitia UI Untuk Bangsa dimana dia menjadi project officer-nya Sebenarnya bukan sekali dua kali bagi saya melihat sosok disabilitas yang mengenyam pendidikan dan berprestasi seperti yang sering saya saksikan di layar kaca ‘Kick Andy’. Saya mengenal sosoknya sebagai seseorang yang benar-benar luar biasa, setiap kali saya membuka milis atau grup facebook kepanitiaan selalu saja muncul Kak Dimas yang memberikan saran ini-itu terkait acara dan memberi semangat panitia. Hebatnya lagi Kak Dimas adalah sosok penulis yang tulisannya sudah dimuat di media massa seperti Sindo, sekaligus salah satu penggagas Kartunet.com.

 
Sejenak mengenal Kartunet.com, sebuah media sosial digital yang digagas oleh penyandang disabilitas penglihatan untuk memaksimalkan potensi, sekaligus menjadi saksi ukiran prestasi. Kartunet.com mampu membuktikan eksistensinya dengan mendapatkan dana hibah dari Cipta Media dalam kategori ‘Meretas Batas Kebhinekaan Bermedia’ dengan judul ‘Kartunet.com : Media Online Sosialisasi dan Pengembangan Komunitas Pemuda dengan Disabilitas.’ Dana tersebut ditujukan untuk pelaksanaan program-program sehingga dapat memberi manfaat bagi kemajuan kaum disabilitas. Tentu saja media sosialisasi Kartunet.com diharapkan mampu  berperan mengangkat isu-isu disabilitas untuk membentuk masyarakat inklusif, terutama menumbuhkan kesadaran dan pandangan yang positif dari masyarakat dalam memperlakukan penyandang disabilitas di Indonesia utamanya sesuai dengan tema Kontes Blog Semi SEO Disabilitas dan Pandangan Masyarakat yang diadakan oleh Kartunet.com.

Bu Mimi dan Bu Dwi dalam Kuliah Tamu Komunikasi Bisnis

Sosok penyandang disabilitas kedua yang menjadi inspirasi saya adalah Dra. V. L. Mimi Mariani Lusli, M.Si,M.A., seorang praktisi pendidikan dan konsultan disabilitas yang memiliki disabilitas dalam hal penglihatan, saat kuliah tamu Komunikasi Bisnis (Depok, 29/03/2011). Beliau mengutarakan sebuah pertanyaan, “Apa yang kalian rasakan saat melihat orang cacat?” Jawaban-jawaban dari mahasiswa sebagai masyarakat awam pun bermunculan, ada yang bilang ingin menolong, kasihan, hebat, merasa dirinya lebih beruntung, sedih, malu, dll. Beliau pun mulai menjelaskan secara teoritis dan praktis, pada kenyataannya, kecacatan dipahami sebagai handicap, impairment, dan disability. Pertama, handicap berarti kecacatan adalah suatu keterbatasan, namun nothing’s perfect berarti kita pun memiliki keterbatasan-keterbatasan. Kedua, impairment berarti kecacatan menggambarkan sesuatu yang rusak. Ketiga, disability artinya ada ketidakmampuan dalam diri seseorang. Maka disabilitas dianggap menjadi kata yang paling pantas untuk menggantikan kata ‘cacat’ yang kerap berkonotasi negatif dan terkesan kurang menghargai.


Indonesia bersama 154 negara lain menandatangani Convention on the Right of Person with Disability (Jenewa, 2007) sehingga memiliki tanggung jawab menyediakan fasilitas bagi penyandang disabilitas. Aksesibilitas bagi penyandang disabilitas masih terbatas di Indonesia dan hal ini berbeda dengan apa yang telah dilakukan diluar negeri dimana terdapat ’Layanan Disabilitas’. Masyarakat di Indonesia bahkan masih banyak yang bersikap acuh seperti saat penyandang disabilitas penglihat menyeberang jalan bukannya membantu tapi malah meneriaki dengan kalimat tidak etis seperti “Heh gak ngelihat ya?”, seperti yang dicontohkan Bu Mimi.


Saya sendiri pernah mengunjungi Pusat Kajian Disabilitas-UI di Fisip-UI, memang terbukti bahwa kesadaran dan kepedulian terhadap penyandang disabilitas masih kurang, dibuktikan dengan animo masyarakat kampus saat dilakukan pelatihan untuk bagaimana memperlakukan penyandang disabilitas. Jika kita masih belum bisa menghargai penyandang disabilitas maka tanyakan pada diri sendiri, bagaimana saat kita berada pada posisi mereka yang terbatas dalam penglihatan, pendengaran, atau keterbatasan-keterbatasan lainnya?


“Setiap orang pasti unik karena diciptakan berbeda oleh Tuhan. Coba teman-teman bayangkan, teman-teman kalau baca pakai mata sedangkan saya membaca pakai tangan. Artinya, saya bisa melihat tetapi dengan cara berbeda,” ucap Bu Mimi. Orang yang tidak dapat mendengar, membaca apa yang dikatakan orang melalui matanya. Orang yang tidak berjalan, berjalan dengan roda. Unik bukan? Keunikan itu sebenarnya wujud dari Bhineka Tunggal Ika yang selama ini mengkoar-koarkan toleransi dalam kehidupan.


Dua sosok yang saya ceritakan setidaknya bisa menjadi teladan, bagaimana penyandang disabilitas ternyata mampu melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang dalam keadaan umum. Yang menjadi pembeda adalah cara melakukan. Masih banyak lagi kisah sukses penyandang disabilitas di Indonesia yang tidak bisa dipungkiri mampu memberi kontribusi pada negeri. Mereka memiliki semangat untuk membuktikan pada dunia bahwa disabilitas mampu menjadi alat pacu mengembangkan kapabilitas yang luar biasa dengan aksesibilitas fasilitas disabilitas yang cukup terbatas di Indonesia. Sebuah tantangan terbuka, apakah kita mampu meretas ketidakmampuan menjadi kapabilitas luar biasa seperti mereka? Tulisan ini hanya berisi secuil kisah perjuangan, segenggam semangat, sebuah dukungan, dan semoga mampu menginspirasi pembaca dan masyarakat untuk mengubah paradigma sempit mengenai para penyandang disabilitas.


Depok, 13 November 2011
Alia Noor Anoviar
735 words

13 comments:

My Life, My Dream, My Creativity said...

Teman-teman dukung yaaa dengan memberikan komentar.

Bagi 2 (dua) orang pemberi komentar terinspiratif pada artikel di fanpage tersebut akan mendapatkan pula voucher pulsa Rp 150.000,00

Terima kasihhh teman2 :)

perjalananku said...

"Success comes from taking the initiative and following up... persisting...
eloquently expressing the depth of your love. What simple action could you
take today to produce a new momentum toward success in your life?" Anthony
Robbins

Sering kali kita mendengar kata inisiatif. Bahkan mungkin saja setiap dari
kita sudah sering mendengarnya saat kita masih kecil atau saat kita mulai
bersekolah. Ketika kita kuliah ataupun saat mengikuti kegiatan organisasi,
hingga saat sekarang ini, di mana kita bekerja atau melakukan bisnis, kata
ini kerapkali terdengar.

Orang-orang di sekitar kita pun sering mengatakan, "Kalau mau sukses dan
berhasil, intinya mesti dimulai dari inisiatif!". Bahkan seorang motivator
kelas dunia seperti Anthony Robbins pun mengatakan bahwa kesuksesan itu
datangnya dari inisiatif.

Banyak orang tidak memiliki inisiatif dan menunggu selama bertahun-tahun
agar orang lain memberitahukan kepadanya apa yang seharusnya dia lakukan,
sehingga segala kesuksesan, keberhasilan, prestasi serta
pencapaian-pencapaian yang harusnya telah kita raih tidaklah kita dapatkan
dikarenakan kurangnya inisiatif dari kita.
salah satu rahasia besar untuk menjadi
seorang pribadi yang sukses dan berhasil, adalah kemauan untuk mengambil
berbagai inisiatif. Untuk itu, janganlah memiliki sikap hanya menunggu bola
datang menghampiri, tetapi yang harus dilakukan adalah menjemput bola
kemudian cetaklah gol dalam kehidupan

kata Antonio Dio Martin:
Namun, dalam banyak pembicaraan, saya sering menemukan sekali orang yang
hanya terus menunggu datangnya kesempatan.

Mereka terus berharap akan adanya peluang yang datang menghampiri hidup
mereka.

Tentunya sampai beberapa tahun pun mereka akan tetap didapati sebagai orang
yang dalam posisi yang sama. Alihalih menunggu datangnya kesempatan dan
peluang dalam hidup kita, lebih baik kita mempersiapkan hidup kita saat ini
dengan terus mengasah skill dan kemampuan, membangun networking, dll.

Pastikan pada saatnya kesempatan itu datang, Anda sudah siap! Saya pun jadi
teringat oleh sebuah pepatah yang pernah disampaikan oleh sahabat saya,
"Janganlah berdoa supaya kesempatan datang, tetapi berdoalah supaya Anda
siap saat kesempatan datang!" Mungkin Anda pernah mengalami saat-saat dimana
kesempatan datang, tetapi Anda justru belum siap. Betapa sayangnya! Maka,
mulai saat ini mari berjanjilah untuk menjadi pribadi yang berinisiatif
serta mempersiapkan segala sesuatunya, sehingga saat peluang ada di depan
mata, Anda dapat meraihnya sehingga mampu menggenggam sukses dan
keberhasilan Anda

- dan ini berlaku untuk semua lo... punya disabilitas atau tidak...

:) .. sekedar nulis semoga tidak dianggap ala kadarnya... :)

Anonymous said...

Setuju dengan komen Perjalanan ... memang yang membedakan itu orang mau inisiatif atau tidak... :) ... orang yang berinisiatif siapa pun dia akan sukses...

Anonymous said...

umur 1.5 tahun aku terserang virus polio. aku sejak mengenal diriku telah tak mampu jalan kalau tidak memakai alat bantu, dan aku gak pernah peduli begitu juga keluargaku, yang mereka dan aku pedulikan karya besar apa yang bisa ku buat dan ternyata aku mampu berprestasi sama dengan mereka yang tak pakai alat bantu, jadi aku bukan disable people (pikat Solo)

cynthia anggarini said...

“Setiap orang pasti unik karena diciptakan berbeda oleh Tuhan. Coba teman-teman bayangkan, teman-teman kalau baca pakai mata sedangkan saya membaca pakai tangan. Artinya, saya bisa melihat tetapi dengan cara berbeda,” --> that's the point.

yg membatasi seseorang itu hanyalah orang itu sendiri, dan pikiran yang selalu 'mengutuk'keadaan sehingga menciptakan limit berupa batas atas dan batas bawah apa yang bisa dan tidak bisa. dan limit itu sejatiya hanya ada di pikiran :)

apa membaca itu harus pakai mata?
apa pindah dari satu tempat ke tempat lain harus pakai kaki?
apa untuk menulis sesuatu harus pakai tangan?

dengan itu semua, berarti sebenarnya di beberapa kodisi tertentu ga bisa juga dibilang "disabilitas".
bahwa semua bisa dikerjakan namun dengan cara yg berbeda, contohnya membaca dg tangan tadi :)

last, ya, gw setuju dg komentar terakhir "jadi aku bukan disable people". able, hanya caranya saja yang berbeda :)

My Life, My Dream, My Creativity said...

@perjalananku : benar sekali yang penting adalah insiatif yang dimiliki seseorang. Mungkin kata 'inisiatif' itu juga yang dimiliki oleh para penyandang disabilitas sehingga mereka bisa survive, keadaan membuat mereka lebih struggle dibandingkan kita. At last, thank you for your comment in my blog. Bukan jamannya lagi memang harus membedakan antara orang yang memiliki disabilitas dan orang yang 'seolah-olah' tidak memiliki disabilitas karena Tuhan menciptakan semua sama :)

My Life, My Dream, My Creativity said...

@Anonymous 1 : Super sekali, orang tidak lagi dipandang hanya dari mampu atau tidaknya, tapi mau atau tidak mau yang pada akhirnya memacu dia untuk mampu atau tidak mampu menggapai kesuksesan.



@PikatSolo : Terima kasih anda semakin memberi kami inspirasi bahwa orang yang selama ini dianggap sebagai 'disable people' nyatanya able untuk melakukan hal yang sama dengan orang lain yang dianggap 'able people'. Inspiratif... terus berprestasi yaaa :)

My Life, My Dream, My Creativity said...

@Cyntia : "Able, hanya caranya yang berbeda" Saya sangat setuju dengan poin ini, cara mereka berbeda sehingga memunculkan keunikan. Bahkan mungkin bisa dikatakan justru kita yang dalam kondisi umum ini melakukan sesuatu dengan cara yang biasa, tidak unik seperti para penyandang disabilitas. Yang membatasi orang adalah pikirannya sendiri, dalam kondisi apapun sebenarnya setiap orang bisa saja berprestasi namun saat pola pikir sempit yang mereka terapkan dimana merasa tidak mampu melakukan suatu hal... Justru itu yang menyebabkan kegagalan dan itu berlaku bagi setiap orang... Jadi disabilitas itu bukan sebuah keterbatasan :)
Terima kasihhhh komentarnya :)

hadiparamu said...

disabilitas itu adalah penilaian manusia. dalam konteks spiritual, disabilitas adalah keluarbiasaan karena mereka semua mampu melakukan apa yang orang normal lakukan.

Squad 15 said...

mantap mba,,,,

Squad 15 said...

mba mba, ini lomba apaan sih???

erna said...

Ah Via.. tante bukan hanya melihat, tapi juga merasakan bagaimana ketidakadlan pada penyandang disabilitas. Saat tante masih py keterbatasan pada kaki tante krn hnp maka itulah yang dijadikan alasan untuk memeberi komentar negatif terhadap apapun yang tante lakukan. Ketika tante menjadi ketua panitia semnar dan semnar itu berlangsung sukses maka banyak komentar "ah dia kan sakit, apa yang dia bisa perbuat?"

Disabilitas dan Pandangan Masyarakat said...

Blognya ringan gan, salam kenal aja ane muslih21,, dan maju terus kontesnya