20130206

Kajian Kewirausahaan Sosial

GEJOLAK REVITALISASI GERAKAN MAHASISWA DI INDONESIA DALAM KERANGKA SOCIAL ENTREPRENEURSHIP 

Dibuat oleh Alia Noor Anoviar dalam Konfrensi Mahasiswa Indonesia (KMI), 
Universitas Indonesia, 2011.



ABSTRAKSI

Makalah ini mengungkap tentang revitalisasi gerakan mahasiswa di Indonesia yang pada awalnya lebih bersifat gerakan vertikal menjadi gerakan horizontal di era globalisasi. Penulis fokus pada salah satu community development yang menekankan aspek sosial-ekonomi, yaitu social entrepreneurship.
Kewirausahaan bukan merupakan sebuah konsep baru dan asing, namun yang selama ini dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia adalah business entrepreneurship yang seringkali direpresentasikan dalam UMKM yang telah menyelamatkan Indonesia dari dua masa krisis ekonomi, yaitu pada tahun 1998 dan tahun 2008. Saat ini di Indonesia tengah berkembang social entrepreneurship yang awalnya dirintis oleh Robert Owen dan Florence beberapa ratus tahun lalu, diperluas konsepnya oleh Muhammad Yunus dengan Grameen Bank-nya di Bangladesh yang mendapatkan Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Social entrepreneurship di Indonesia sudah booming pada tahun 1980-an yang digerakkan oleh UMKM dan koperasi, namun saat ini konsep tersebut kembali muncul dengan fokus yang berbeda yaitu pemberdayaan masyarakat. Terdapat tiga sektor yang terintegrasi membentuk social entrepreneurship, yaitu private sector, public sector, dan voluntary sector.
Indonesia dan segala persoalan yang ada didalamnya terutama kemiskinan dan pengangguran yang menjadi akar permasalahan masalah-masalah sosial lainnya membutuhkan sebuah penyelesaian yang sifatnya konkret dan melibatkan peran aktif dari masyarakat sebagai subjek dari perubahan kondisi yang lebih baik. Oleh karena itu, social entrepreneurship dianggap sebagai jawaban atas permasalahan ini karena selain menghasilkan keuntungan secara ekonomis selayaknya business entrepreneurship, juga ditujukan pula bagi kepentingan pemberdayaan masyarakat dan pemerataan kesejehateraan masyarakat. Sumber daya alam yang berlimpah dan sumber daya manusia yang kuantitasnya mencapai lebih dari 200 juta jiwa merupakan potensi untuk diberdayakan dan dimanfaatkan untuk memacu melahirkan social entrepreneur di Indonesia yang tidak hanya unggul dalam kuantitas tetapi juga kualitas.
Pembangunan nasional yang berkelanjutan merupakan salah satu tujuan pemerintah dan cita-cita rakyat yang tidak hanya diupayakan oleh pemerintah, namun juga swasta dan masyarakat secara umum. Gerakan-gerakan pemuda di setiap masa terbukti telah membawa kemajuan negeri ini, kemerdekaan Republik Indonesia merupakan salah satu bukti gerakan pemuda yang progresif. Persamaan yang menonjol antara gerakan mahasiswa angkatan 1998 dan angkatan selanjutnya adalah mahasiswa sebagai motor penggerak pembaharuan serta kepedulian dan keberpihakan terhadap masyarakat (Adman, 2005). Pemuda dalam wujud mahasiswa pun mengambil peran sentral saat ini melalui gerakan mahasiswa, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Kini tengah terjadi revitalisasi gerakan mahasiswa yang pada awalnya tradisional berlabel destruktif-anarkis menjadi gerakan vertikal, bahkan mahasiswa lebih condong melakukan gerakan horizontal yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, salah satunya adalah memasuki ranah social entrepreneurship.
Winarto (2008) menyadari sentralnya peran perguruan tinggi atau universitas sebagai pembentuk social entrepreneur. Universitas sebagai institusi pendidikan dimana mahasiswa menuntut ilmu juga tidak lepas tangan dalam memajukan social entrepreneurship di Indonesia. Sebenarnya tidak perlu diragukan tentang kapabilitas Indonesia dalam menciptakan social entrepreneur, mengingat Indonesia saat ini memiliki pemuda-pemudi (mahasiswa) yang tengah menimba ilmu di berbagai universitas. Berbagai upaya dilakukan universitas dalam menyokong lahirnya social entrepreneur dari kalangan mahasiswa melalui mata kuliah, pelatihan, seminar, kompetisi rencana bisnis, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan riset, dengan memberdayakan mahasiswa yang ada didalamnya sebagai agent of change.
Upaya universitas untuk menyokong lahirnya social entrepreneur tentu tidak sia-sia. Sebut saja sederet nama seperti Jaya Hidayat dari Universitas Hasanuddin, Yoga Rokhmana, Gigih, dan Elang Gumilang dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Goris Mustaqim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan social entrepreneur yang memulai usahanya sejak duduk di bangku universitas serta bisa merepresentasikan gerakan mahasiswa horizontal.
Mahasiswa sebagai kaum elite yang memiliki spesialisasi pengetahuan dan keahlian dihadapkan pada beberapa tantangan dalam menjalani aktifitas dalam social entrepreneurship. Beberapa tantangan yang dihadapi mahasiswa adalah (1) konsistensi mahasiswa dalam menjalankan usaha, (2) dukungan masyarakat dalam mendukung gerakan mahasiswa tersebut, (3) keterbatasan dana atau modal usaha, dan (4) manajemen pelaksanaan social entrepreneurship oleh mahasiswa.
Perlu adanya gerakan-gerakan masif dalam menggerakan social entrepreneurship di Indonesia guna memaksimalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia sehingga dapat mengatasi permasalahan bangsa, terutama masalah  kemiskinan. Optimalisasi peran mahasiswa sebagai social entrepreneur harus dilaksanakan dan hal ini membutuhkan strategi-strategi  jitu untuk menjawab tantangan-tantangan yang telah disebutkan.
Rekomendasi penulis adalah sebagai berikut. (1) Membuat kelompok gerakan mahasiswa dalam pengembangan social entrepreneurship untuk menjaga konsistensi mereka. (2) Integrasi gerakan mahasiswa dan minat masyarakat untuk melakukan usaha bersama menjalankan social entrepreneurship. (3) Kerjasama antara pemerintah, swasta dengan program Corporate Social Responsibility (CSR), dan masyarakat umum juga mahasiswa untuk mengatasi masalah pendanaan. (4) Pelibatan ahli, baik praktisi maupun akademisi, untuk membantu mahasiswa sebagai social entrepreneur. Tentu dalam pengembangannya nanti seiring berjalan waktu akan muncul tantangan-tantangan lain yang lebih kompleks dan membutuhkan strategi-strategi baru untuk menyuburkan social entrepreurship di Indonesia dan melahirkan social entrepreneur dari kalangan mahasiswa.

Kata Kunci :
Revitalisasi Gerakan Mahasiswa, Social Entrepreneurship, Pemberdayaan Masyarakat.

No comments: